Jakarta, Rifan Financindo - Pasokan garam ke sejumlah daerah langka. Kondisi ini sudah terjadi dalam dua pekan terakhir ini.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, kelangkaan garam terjadi karena produksi garam lokal yang kurang. Ini terjadi karena panen garam terganggu karena curah hujan tinggi di daerah-daerah penghasil garam, padahal sekarang memasuki musim kemarau.
"Kelangkaan garam itu kan karena panen tidak baik. Itu saja," katanya singkat saat ditemui di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (31/7/2017).
Buntut dari kelangkaan ini, harga garam melonjak. Contohnya di Jepara bahkan harga garam rakyat mencapai Rp 3.500 per kilogram dari harga sebelumnya yang hanya Rp 500 per kilogram.
Namun, menurut Susi, kenaikan harga garam justru bagus untuk petani.
"Kalau harga naik, untuk petani garam bagus, itu kerja kita. Berarti baik toh," tutur Susi.
Sebagai solusi mengatasi kelangkaan garam, pemerintah telah menugasi PT Garam mengimpor 75.000 ton garam bahan baku dari Australia. Garam impor didatangkan sebelum 10 Agustus 2017. Australia dipilih karena lokasinya yang dekat dengan Indonesia, sehingga pengiriman tak makan waktu lama.
0 komentar:
Posting Komentar