AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label BBM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BBM. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Juni 2017

Pertamina Siapkan Kios-kios BBM di Jalur Mudik | PT Rifan Financindo

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -  Berbeda dengan mudik-mudik tahun sebelumnya, mudik tahun ini banyak jalan tol yang dibuka secara darurat alias fungsional. Tol-tol tersebut merupakan tol yang masih dalam tahap konstruksi dan belum sepenuhnya jadi, namun dibuka untuk mengurai kemacetan, sehingga belum memiliki fasilitas SPBU. 

SVP Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Gigih Wahyu Irianto, mengatakan bagi para pemudik yang bakal melintasi tol-tol darurat tersebut tak perlu khawatir. Ini lantaran pihaknya tengah menyiapkan titik-titik penjualan BBM sementara. 

"Kita akan siapkan di tol, kan ada tuh kayak di Batang itu 150 kilometer. Kita siapkan titik-titik tertentu pakai (BBM) kemasan. Misalnya mulai dari Gringsing (Batang) sampai Weleri (Kendal)" kata Gigih di kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (5/6/2017).

Diungkapkannya, meski dijual kemasan, harga BBM yang dijual tersebut sama dengan harga di SPBU. Pihaknya belum memastikan beberapa titik yang akan dilayani penjualan BBM dalam kemasan tersebut. 

"Harga BBM-nya sama dong dengan di SPBU," ujar Gigih.


Sementara itu, untuk memastikan ketersediaan BBM selama puasa dan Lebaran, Pertamina juga memiliki kesiapan cadangan yang ditambah khusus selama Ramadan dan Idul Fitri. 

Cadangan tersebut yakni solar 28 hari, premium 22 hari, pertalite 22 hari, pertamax 22 hari, pertamax turbo 24 hari, pertadex 25 hari, kerosene 68 hari, avtur 24 hari, dan LPG 14 hari.



Selasa, 04 April 2017

Menakar Manfaat Penerapan Standar BBM Euro 4 | Rifan Financindo

Menakar Manfaat Penerapan Standar BBM Euro 4
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Penerapan pada standarisasi industri otomotif untuk bahan bakar Euro 4 masih dalam kajian oleh para pemangku kepentingan. Padahal, jika secepatnya mengubah standar Euro 2 kepada Euro 4 untuk kendaraan bermotor akan memperoleh dampak bagi Indonesia dari berbagai macam sektor.

Penerapan standar emisi Euro 4 sendiri sudah tertuang dalam Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Nomor 20 Tahun 2017.

Direktur Jenderal Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Kementerian LHK, Karliansyah, menuturkan bahwa jika diterapkan akan menghasilkan penurunan emisi signifikan, penghematan subsidi bahan bakar dengan biaya rasional, selain juga mendatangkan manfaat ekonomi.

"Industri kendaraan bermotor di Indonesia, siap menghadapi perdagangan Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dan pemberlakuan ratifikasi ASEAN Mutual Recognition Agreement (MRA)," kata Karliansyah, Senin (3/4).

Selain itu penerapannya, ia berujar, tentu akan memberi benefit kepada konsumen karena ada peningkatan kualitas bahan bakar dan berujung kepada efisiensi. Termasuk juga memperbaiki kualitas udara perkotaan di tanah air.

Pada industri, nantinya tidak perlu melakukan penyesuaian produk untuk skala eksport dalam hal ini di bagian mesin. Mengingat, saat ini produsen masih memberlakukan dua standar, yakni bagi pasar domestik dan mancanegara. 

"Hal ini membuat biaya produksi jadi lebih mahal, karena produsen harus menyediakan dua jenis teknologi dalam produksi kendaraan tersebut," imbuhnya.

Banyak Persiapan

Karli melanjutkan, pemberlakuan peraturan tersebut tentu tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, beberapa pihak, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina dalam menyusun spesifikasi bahan bakar berstandar Euro 4. Baik itu untuk bensin, maupun solar.


Lalu, peran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan BPP Teknologi untuk menyiapkan fasilitas uji laik jalan kendaraan bermotor, bermetode Euro 4. Tidak lupa, para pelaku industri otomotif juga meski mempersiapkan infrastruktur produksi dan teknologi mesin tidak lagi berstandar Euro 2.

"Infrastruktur produksi dan teknologi mesin harus mengadopsi standar emisi Euro 4," kata Karli. 


Jumat, 01 April 2016

Harga BBM Turun, Pertamina Sumbagut Pastikan Stok di SPBU Aman

Harga BBM Turun, Pertamina Sumbagut Pastikan Stok di SPBU Aman
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) aman. Hal tersebut dilakukan menyusul turunnya harga BBM jenis premium dan solar pada esok hari, Jumat (1/4/2016).

"Dengan harga yang turun, konsumsi biasanya meningkat dan untuk memastikan masyarakat dapat terlayani, Pertamina telah instruksikan seluruh SPBU untuk menyiapkan stok yang cukup," kata Area Manager Communication dan Relations Pertamina Sumbagut, Fitri Erika dalam keterangannya, Kamis (31/3/2016).

Pertamina, kata Erika, juga telah melakukan upaya agar pemenuhan BBM untuk masyarakat tetap lancar dan aman dengan menyediakan stok BBM diseluruh terminal bahan bakar minyak yang ada.

Guna memperlancar penyaluran BBM, Pertamina juga menambah armada mobil tangki. "Kita tambah 18 unit mobil tangki lagi menjadi 195 unit mobil. Selain itu, kita juga menambah 40 sopir. Ya itu untuk antisipasi sopir yang lelah. Jadi stok BBM masih sangat aman," tambahnya.

Seperti diketahui, Pemerintah telah menurunkan harga BBM jenis premium dan solar. Harga BBM jenis premium yang mulanya Rp 6.950 per liter turun menjadi Rp 6.450 per liter. Sementara untuk solar yakni dari Rp 5.650 per liter menjadi Rp 5.150 per liter.


Sumber: http://finance.detik.com/

Selasa, 29 Maret 2016

Pemerintah Siapkan Cukai untuk BBM

Pemerintah Siapkan Cukai untuk BBM
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Selain pengenaan cukai untuk plastik kemasan air minum, pemerintah juga sedang mengkaji pengenaan cukai untuk bahan bakar minyak (BBM). 

Menurut Kepala Pusat Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara BKF Kementerian Keuangan, Goro Ekanto, kebijakan ini untuk menekan perilaku konsumtif terhadap BBM.

"BBM akan dikenakan cukai alasannya karena perilaku konsumtif. Supaya lebih bijaksana menggunakan bahan bakar. Kita ini sebenarnya kan sudah nggak net eksportir, tapi net importir," ujar Goro kepada detikFinance, Senin (28/3/2016).

Goro menjelaskan, pemerintah menghendaki konsumsi BBM itu diarahkan untuk tujuan produktif. Misalnya, konsumsi BBM lebih banyak untuk angkutan umum yang bisa mengangkut orang dalam jumlah banyak, bukan sebaliknya untuk kendaraan pribadi yang kapasitas angkutnya terbatas.

Intinya, kata Goro, pemerintah menghendaki konsumsi BBM menjadi lebih bijak melalui kebijakan cukai tersebut.

"Jangan karena harga BBM turun jadi orang jor-joran juga beli BBM. Seharusnya bijaksana juga beli BBM, jangan cuma dipakai untuk mutar-mutar, tapi digunakan untuk tujuan produktif. Produktif artinya, kalau kita naik kendaraan umum maka BBM digunakan untuk kegiatan produktif karena bisa untuk lebih banyak orang," kata Goro.

Dia menambahkan, pemerintah akan membahas lebih lanjut rencana kebijakan cukai tersebut dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta para pemangku kepentingan lainnya, seperti asosiasi produsen minyak, dan pengusaha BBM

"Kita minta Kementerian ESDM, dan stakeholder yang lain seperti asosiasi produsen minyak akan dilibatkan juga. Semua akan dilibatkan," kata Goro.


Sumber: http://finance.detik.com/

Senin, 04 Januari 2016

Ayo Pakai Pertamax, Harganya Turun Mulai 5 Januari

Ayo Pakai Pertamax, Harganya Turun Mulai 5 Januari
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Mulai 5 Januari 2016, PT Pertamina (persero) menetapkan, untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax series termasuk pertalite.

Harga Pertalite turun menjadi Rp 7.950/liter dari sebelumnya Rp 8.200/liter, artinya ada penurunan Rp 250. Sementra Pertamax turun menjadi Rp 8.450/liter dari sebelumnya Rp 8.650/liter atau turun Rp 200.

Harga ini merupakan harga yang ditetapkan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Tahun lalu, Rp 8.500 hanya dapat premium 1 liter. Sekarang, dapat Pertamax 1 liter, masih kembali gocap. Ayo serbu pakai Pertamax," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Minggu (3/1/2016).

Saat ini, lanjut Bambang, rata-rata konsumsi Pertamax mencapai 8.500 kilo liter (KL). Dengan penurunan harga, diharapkan konsumsi Pertamax terus meningkat.

"Sehari sekarang sudah 8.500 KL, sebulan kali 30 lah. Kenaikannya hampir 4 kali karena 2014 hanya 2.300 KL/hari," kata Bambang.


Sumber: http://finance.detik.com/