AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label harga minyak dunia turun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label harga minyak dunia turun. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Januari 2015

Kembali Turun, Harga Minyak Dunia Sempat di Bawah 45 Dollar AS




Jakarta, Rifan Financindo Berjangka –  Harga minyak turun mendekati tingkat terendah enam tahun pada Selasa (13/1/2015) waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah para pejabat OPEC menegaskan bahwa kartel tersebut tidak akan memangkas produksi mereka meskipun pasokan berlimpah dan harga jatuh.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 18 sen menetap pada 45,89 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 11 Maret 2009 ketika berakhir pada 42,33 dollar AS. Kontrak telah diperdagangkan di bawah 45 dollar AS pada awal sesi.
Di London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari, patokan internasional kontrak berjangka, berakhir pada 46,59 dollar AS per barel, turun 84 sen dari Senin, ketika Brent ditutup di bawah 50 dollar AS untuk pertama kalinya sejak April 2009.
WTI dan Brent merosot lebih dari dua dollar AS per barel pada Senin, setelah bank investasi Goldman Sachs menurunkan proyeksi harga minyak mentah.
"Anggota OPEC yang belakangan menekan pasar adalah UAE, mengatakan bahwa anggota OPEC dapat bertahan dari penurunan minyak mentah, dan bahwa pengebor shale (minyak serpih) AS akan menjadi yang pertama untuk mengurangi produksinya," kata Matt Smith dari Schneider Eleanctric.
"Hal ini bagaikan memberikan bensin ke api setelah kemarin dilanda aksi jual. Sementara dollar AS yang lebih kuat serta potensi penumpukan stok minyak mentah dari laporan persediaan mingguan AS besok juga mendorong aksi jual lagi," tambah dia.
Uni Emirat Arab mengatakan pada Selasa bahwa kartel tidak bisa menghentikan jatuhnya harga minyak dunia -- dan menyerukan pemotongan produksi minyak serpih yang sedang "booming" di Amerika Serikat.
Para analis mengatakan bahwa anggota kartel kaya -- seperti UAE dan Arab Saudi -- telah siap menerima jatuhnya harga minyak dengan harapan bahwa itu akan memaksa biaya produksi minyak serpih lebih tinggi dari harga pasar.
"Kami tidak bisa terus melindungi harga tertentu," kata Menteri Energi UAE Suhail al-Mazrouei.
"Kami telah melihat kelebihan pasokan, datang terutama dari minyak serpih, dan itu perlu dikoreksi," kata dia kepada peserta Gulf Intelligence UAE Energy Forum di Abu Dhabi.
Menteri Perminyakan Kuwait Ali al-Omair mengatakan: "Kami perkirakan situasi ini akan berlanjut sampai surplus di pasar dapat diserap dan ekonomi dunia membaik."
Harga minyak dunia telah merosot hampir 60 persen sejak Juni karena pasar menghadapi pasokan berlimpah, ketakutan permintaan dan dolar kuat dalam ekonomi global yang tersendat.
Kemerosotan harga minyak kian cepat pada November ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang menyediakan sekitar 30 persen dari pasokan global, mempertahankan pagu produksi 30 juta barel per hari.
Harga minyak juga turun di tengah spekulasi bahwa stok minyak AS pekan lalu akan meningkat.
Badan Informasi Energi AS (EIA) dijadwalkan akan merilis laporan yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 9 Januari kemungkinan naik menjadi 384,1 juta barel, menurut survei Bloomberg.
EIA memperkirakan bahwa harga minyak Brent akan mencapai rata-rata 58 dolar AS pada 2015 dan 75 dolar pada 2016, dengan rata-rata harga tahunan minyak mentah AS diperkirakan tiga sampai empat dolar di bawah Brent.
Produksi minyak mentah AS diperkirakan mencapai rata-rata 9,3 juta barel per hari pada 2015, menurut laporan prospek energi EIA yang diterbitkan Selasa. Total produksi minyak mentah AS rata-rata diperkirakan 9,2 juta barel per hari pada Desember lalu.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com

Jumat, 09 Januari 2015

Harga Minyak Terperosok ke Titik Terendah Sejak 2009





Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak tergelincir ke level terendah dalam lebih dari lima tahun merespons pernyataan analis yang memperkirakan membanjirnya pasokan minyak global bakal bertahan lebih dari semester I 2015.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (9/1/2015), harga minyak jenis Brent yang menjadi patokan harga internasional untuk pengiriman Februari turun US$ 19 sen menjadi US$ 50,96 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange, atau berada pada level terendah sejak April 2009.

Berbeda dengan Brent, harga minyak West Texas Intermediate (WTI), yang jadi patokan minyak AS, untuk pengiriman Februari justru naik US$ 14 sen menjadi US$ 48,79 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak telah turun lebih dari setengah sejak Juni akibat melonjaknya produksi di AS dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk mempertahankan kuota produksinya.
Arab Saudi tidak akan menurunkan produksinya, meskipun produsen di luar kelompok OPEC dipersilakan untuk melakukannya, kata Ali Al-Naimi, Menteri Perminyakan Arab Saudi dalam sebuah konferensi di Abu Dhabi bulan lalu.

"Sepertinya mereka akan membiarkan harga terus turun," kata Kepala Strategi Komoditas di RBC Capital  Helima Croft di New York melalui sambungan telepon.

Runtuhnya harga minyak yang begitu cepat juga didorong ramalan Bank of America Corp yang mengatakan tidak ada tanda-tanda yang jelas tentang kapan pelemahan harga minyak akan berakhir.
AS memompa minyak mentah paling terbesar dalam lebih dari tiga dekade, menambah tingginya pasokan global yang diperkuat tambahan 2 juta barel minyak per hari dari  Qatar.

Sumber : http://bisnis.liputan6.com

Selasa, 30 Desember 2014

Minyak Mendekati Level Terendah 5 Tahun


Rifan Financindo Berjangka, Minyak diperdagangkan mendekati level terendah dalam lebih dari lima tahun terhadap spekulasi bahwa anggota OPEC akan menahan diri dari berjuang memotong output untuk pasar saham dengan produsen asal AS di tengah berlimpahnya persediaan global.
West Texas Intermediate berjangka sedikit berubah di New York setelah turun 2,1% kemarin. Persediaan minyak di AS, konsumen terbesar di dunia, diproyeksikan untuk tetap tidak berubah pada level tertinggi dalam lebih dari enam bulan, menurut survei Bloomberg terhadap analis sebelum rilis data pemerintah besok. Dolar bertahan di dekat level tertinggi dua tahun terhadap euro, meredam daya tarik dari investasi komoditas.
Minyak mentah untuk pengiriman Februari naik 1 sen ke level $ 53,62 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada pukul 08:23 pagi di Singapura. Kontrak kehilangan $ 1,12 hingga $ 53,61 kemarin, penutupan terendah sejak Mei 2009. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 80% di bawah rata-rata 100-hari. Minyak mentah acuan AS diperdagangkan dengan diskon sebesar $ 4,24 untuk minyak Brent.
Brent untuk pengiriman Februari turun $ 1,57, atau 2,6%, ke $ 57,88 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 4,27 terhadap WTI.


Sumber : Bloomberg

Senin, 15 Desember 2014

Minyak Mentah Memperpanjang Penurunan Seiring Yen Menguat


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah turun, memperpanjang penurunan dari level 5 tahun terendah di tengah kekhawatiran atas mengurangnya permintaan global untuk komoditas tersebut. Sementara saham Australia melemah dan indeks berjangka Jepang tergelincir sedangkan mata uang yen menguat setelah pemilu nasional.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,8 % ke level $ 56,79 per barel pukul 08:56 pagi waktu Tokyo, turun untuk hari keempat beruntun seiring minyak mentah Brent melemah 1,3 %. Indeks S & P / ASX 200 turun 1,3 % di Sydney. Kontrak pada Indeks Nikkei 225 Stock Average yang mengajukan penawaran di bawah 1,3 % pada 12 Desember kemarin di pre-market Osaka, sementara yen naik 0,5 % pasca Perdana Menteri Shinzo Abe memastikan kemenangan dalam pemungutan suara kemarin. Indeks Standard & Poor 500 berjangka sedikit berubah setelah penurunan pada 12 Desember ditutup untuk penurunan mingguan pertama pada Indeks AS sejak pertengahan Oktober lalu.
Harga minyak telah jatuh lebih dari $ 40 per barel tahun ini output AS berkontribusi terhadap global di tengah perkiraan pada menurunnya permintaan. Minyak WTI memperpanjang penurunan di bawah level $ 58 memicu aksi jual di ekuitas AS pada 12 Desember, dengan Dow Jones Industrial Average melemah sebesar 100 poin dalam satu jam terakhir perdagangan. Di Jepang, Abe yang penguasa blok memenangkan lebih dari dua pertiga kursi di parlemen, sementara survei sentimen korporasi Tankan bercampur pada kuartal keempat.


Sumber : Bloomberg

Kamis, 11 Desember 2014

Harga Minyak Dunia Anjlok Lagi, Termurah dalam Lima Tahun Terakhir


Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak kembali tenggelam ke level terendah dalam lima tahun terakhir. Dibandingkan harga tertinggi sepanjang 2014, harga minyak sekarang hampir separuhnya saja. Permintaan minyak pun diperkirakan bakal anjlok ke level yang belum pernah terjadi dalam satu dekade terakhir.
Kementerian Energi Amerika Serikat melaporkan data mengejutkan tentang lonjakan cadangan minyak mereka, sementara OPEC memperkirakan pada 2014 permintaan minyak dunia bakal anjlok ke level yang tak pernah dilihat setidaknya dalam satu dekade terakhir.
Acuan pasar minyak Amerika, Rabu (10/12/2014), mencatat harga minyak turun 4 persen senilai 2,60 dollar AS per barrel, membawa minyak dunia ke harga 61,23 dollar AS per barrel. Harga serendah ini tak pernah terlihat sejak Juli 2009.
Dalam dua pekan terakhir, harga minyak di pasar acuan Amerika turun 17 persen. Dibandingkan harga tertinggi minyak pada tahun ini, di level 107,26 dollar AS, harga hari ini sudah anjlok 43 persen. Sementara itu, harga minyak di pasar acuan London, Brent, turun 2,5 dollar AS ke harga 64,34 dollar AS per barrel.
OPEC, Rabu, memperkirakan permintaan minyak dunia akan turun menjadi 28,9 juta barrel per hari pada 2015, lebih rendah 400.000 barrel per hari dibandingkan permintaan pada 2014. Target produksi negara-negara anggota OPEC pada 2015 adalah 30 juta barrel per hari, yang artinya pasokan minyak akan semakin berlimpah melebihi permintaannya.
Pada hari yang sama, Kementerian Energi melaporkan peningkatan stok minyak mereka menjadi sebanyak 1,5 juta barrel ke level 380-an juta barrel, ketika analis sebelumnya memperkirakan cadangan ini akan turun 2,2 juta barrel. Cadangan gasoline pun disebut melampaui perkiraan.
Diperkirakan, harga rata-rata per gallon bahan bakar minyak di Amerika adalah 2,6 dollar pada 2015, setara sekitar Rp 32.000. Dengan konversi satu gallon setara dengan 4,4 liter, maka harga per liternya sekitar Rp 7.000-an. Harga tersebut lebih rendah sekitar 23 persen dibandingkan rata-rata harga gasoline sepanjang 2014.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Rabu, 03 Desember 2014

Kembali Melorot, Harga Minyak Dunia Sentuh 66 Dollar AS


NEW YORK, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia jatuh pada Selasa (2/12/2014) waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah pemerintah Irak dan otonom Kurdi mencapai kesepakatan meningkatkan ekspor minyak.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 2,12 dollar AS ditutup pada 66,88 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, menetap di 70,54 dollar AS per barel, turun 2,00 dollar AS dari penutupan Senin.
Pemerintah Irak dan wilayah otonomi Kurdi pada Selasa mengumumkan sebuah perjanjian penyelesaian sengketa lama mereka atas anggaran dan ekspor minyak.
Berdasarkan kesepakatan itu, yang mulai berlaku pada awal tahun depan, 250.000 barel per hari minyak akan diekspor dari daerah otonom dan 300.000 barel per hari lainnya dari provinsi Kirkuk.
Kesepakatan baru itu bisa membantu mendorong produksi harian anggota OPEC Irak melewati tiga juta barel per hari, naik dari sekitar 2,5 juta barel pada November.
Tambahan 550.000 barel per hari "bukan jumlah minyak yang besar, tetapi dalam pasar yang sudah lemah, itu mendorong harga turun," kata Michael Lynch dari Strategic Energy and Economic Research.
Harga minyak terpukul akhir pekan lalu setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan pagu produksinya, meskipun pasokan yang melimpah mendorong harga melemah tajam.


SUmber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Selasa, 11 November 2014

Harga Minyak Dunia Kembali Turun

NEW YORK, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia jatuh pada Senin (10/11/2014) waktu setempat (Selasa pagi WIB) setelah Kuwait mengesampingkan prospek penurunan produksi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam menghadapi melimpahnya pasokan global.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Desember, turun 1,25, atau 1,6 persen, menjadi ditutup pada 77,40 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember ditutup di London pada 82,34 dollar AS per barel -- harga terendah sejak Oktober 2010 -- turun 1,05 dollar AS AS dari penutupan Jumat (7/11/2014).
"Pasar minyak terseret lebih rendah oleh komentar Kuwait yang menyatakan bahwa OPEC akan mengalami kesulitan untuk mencapai kesepakatan mengenai pemangkasan produksi," kata Michael Lynch dari Strategic Energy and Economic Research.
Menteri Perminyakan Kuwait Ali al-Omair mengatakan, OPEC tak mungkin memangkas produksi minyak mentah ketika mereka bertemu di Wina pada 27 November di tengah harapan pasar akan menyerap kelebihan persediaan.
"Saya tidak berharap OPEC akan memangkas produksinya. Keputusan seperti ini akan sangat sulit," kata Omair di Abu Dhabi, seperti dikutip oleh kantor berita KUNA.
Omair, yang sedang menghadiri sebuah konferensi minyak di ibukota Uni Emirat Arab (UAE), menyatakan berharap bahwa pasar minyak akan segera menyerap surplus produksi, menambahkan bahwa ukuran "surplus tidak diketahui".
KUNA mengutip Sekjen OPEC Abdullah el-Badri mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk panik di pasar sebagai akibat dari penurunan tajam dalam harga minyak karena situasi akan membaik.
Tampilan ketidakkompakan atau perpecahan di antara anggota OPEC, diperlihatkan oleh Venezuela dan Ekuador pekan lalu yang secara terbuka menyatakan dukungan bersama mereka untuk penurunan produksi.
Organisasi yang memproduksi sekitar sepertiga dari minyak mentah global, saat ini hanya memproduksi di bawah 31 juta barel per hari, sekitar satu juta barel lebih tinggi daripada pagu produksinya.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/