AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label e-commerce. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label e-commerce. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Juni 2016

Dengan Sistem Ini Pelaku E-Commerce RI Bisa Tembus Pasar Global

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Maraknya pasar e-commerce di Indonesia saat ini memberikan peluang bagi merchant mendapatkan keuntungan tambahan. Namun ada hambatan utama yaitu keterbatasan untuk mengaplikasi metode pembayaran lokal dan proses pembayaran transaksi lintas negara.

Pada hari ini ACI Worldwide dan PT Indopay Merchant Services (Indopay) yang merupakan anak perusahaan PT Abhimata Persada, melakukan kerjasama UP e-Commerce Payments yang memudahkan e-commerce Indonesia menjajaki pasar e-Commerce global.

Melalui platform Indopay, pelaku pasar e-commerce dalam negeri dengan cepat memperluas transaksi dari manapun di dunia dengan jaringan global ACI Worldwide, yaitu perusahaan yang melayani pembayaran elektronik dari 5.100 organisasi di seluruh dunia.

"Dengan platform ini e-commerce Indonesia langsung punya akses, sebenarnya enable e-commerce di Indonesia untuk menerima pembayaran dari luar, jadi kartu lokal yang kerja sama dengan Indopay bisa dipakai di luar, kartu luar juga bisa dipakai di sini untuk transaksi," kata CEO Indopay, Darwin Sariaatmadja, pada saat peluncuran UP e-commerce Payments di Pullman Hotel Thamrin, Jakarta, Jumat (17/6/2016).

Nantinya kartu lokal yang bekerja sama dengan Indopay dapat digunakan untuk bertransaksi online di luar negeri dan sebaliknya sehingga memungkinkan e-commerce di Indonesia meraup pasar global.

"Kita support bisnis e-commerce di Indonesia dengan sediakan UP payment solution, ini memudahkan mereka meraup pasar global," lanjut Darwin.

Fasilitas ini juga memudahkan tidak hanya e-commerce besar yang telah memiliki nama, tapi juga start up e-commerce bisa menggunakannya.

Caranya start up e-commerce dapat mengajukan ke Indopay dengan biaya pendaftaran gratis nantinya mereka akan mendapatkan link pay-on, link ini nantinya bisa dimasukkan di website start up e-commerce agar pembeli dapat melakukan transaksi.

"Ajukan ke Indopay, nanti dapat code pay-on, copy paste payment code nanti taruh di website (e-commerce).Nanti di klik, keluar nanti langsung sistem pembayarannya. Pendaftaran nggak kena hanya kena biaya per transaksi masih digodok berapanya," jelas Business Development Product Managemen Group Department PT Abhimata Persada, Willy Ng di tempat yang sama.

Sistem ini kemungkinan bisa dimanfaatkan pada kuartal ke 3 dan kuartal ke 4 tahun ini.


Sumber : Detik

Rabu, 23 Maret 2016

Berlomba Mengais Rp 283 Triliun dari Bisnis e-Commerce

Berlomba Mengais Rp 283 Triliun dari Bisnis e-Commerce
Jakarta, Rifan Financind0 Berjangka - Di akhir 2016, total nilai transaksi industri e-commerce di Indonesia diyakini akan mencapai Rp 283 triliun. Angka ini jelas menggiurkan bagi siapa saja yang ikut terjun di dalam industri itu.

Tak terkecuali Indonetwork, perusahaan e-commerce market place dan direktori bisnis, yang mengklaim telah memiliki satu juta member pelaku bisnis, industri dan pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menurut Ryn Hermawan, Co-Founder Indonetwork, pengunjung dari komunitas bisnis yang masuk ke situsnya telah mencapai empat juta pengunjung per bulan.

"Dengan melihat trend positif di industri e-commerce saat ini, Indonetwork menargetkan memperoleh 10 juta pengunjung per bulannya pada akhir 2016 ini," ujarnya dalam email yang diterima detikINET, Rabu (23/3/2016).

Dengan persaingan antar pelaku usaha e-commerce yang semakin ketat, Indonetwork yang berdiri sejak 2001 lalu, mengaku akan terus menambahkan berbagai fitur yang dibutuhkan pelaku usaha.

Misalnya, seperti fitur escrow account, jasa financing sampai jasa logistik yang terintegrasi. Selain itu, kata Ryn, mereka akan terus fokus memberdayakan para pelaku bisnis, industri dan pengusaha UMKM secara agresif.

"Beberapa inisiatif yang akan terus dilakukan Indonetwork yakni terjun langsung ke lapangan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pelaku industri dan pengusaha UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia," tambah Wisnu Aji, Head of Business Development and Strategy Indonetwork.

Untuk itu, jelasnya lebih lanjut, Indonetwork memiliki beberapa cara terus menambah jumlah member. Salah satu cara yang dipilih Indonetwork dengan berpartispasi di acara yang melibatkan pelaku bisnis, industri dan pengusaha UMKM dalam jumlah besar.

Optimisme Indonetwork, diakui oleh Wisnu, sangat tinggi terutama bila melihat geliat industri e-commerce di Indonesia yang terus berkembang. Apalagi jika melihat prediksi bahwa pada akhir 2016 total nilai transaksi industri e-commerce Indonesia akan mencapai Rp 283 triliun.

"Saat ini Indonetwork memiliki 14 kategori umum yang bisa dipilih pembeli perseorangan maupun perusahaan. Namun, perlahan tapi pasti, Indonetwork akan terus meningkatkan jumlah member dan produk pilihan hasil kreasi pelaku bisnis, industri dan pengusaha UMKM Indonesia," pungkas Wisnu.


Sumber: http://inet.detik.com/

Jumat, 19 Februari 2016

Popularitas Semu e-Commerce yang Ditakuti

Popularitas Semu e-Commerce yang Ditakuti
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pemain e-commerce berbondong-bondong masuk Indonesia. Dana segar yang siap digelontorkan tentu tak sedikit, namun apa yang sebenarnya mereka kejar?Jika jawabannya cuma trafik, tentu salah besar. Justru hal inilah yang sangat dihindari Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini saat menjalankan bisnis e-commerce Elevenia.
"e-Commerce luar biasa. Meskipun di beberapa negara sudah terjadi market correction, di Indonesia memang agak terlambat. Tapi kalau kita lihat semua pemain besar datang ke Indonesia. Seperti Alibaba, apapun itu. Mereka masuk Indonesia dan memberi investasi luar biasa," ungkap Dian, saat berbicara di acara media gathering XL di Belitung, 17-19 Februari 2016.
XL sendiri selaku induk Elevenia tentu juga harus berhitung cermat dan menyiapkan strategi jitu untuk memenangkan persaingan. Dian menyebut bahwa pihaknya justru sangat berhati-hati saat meracik berbagai strategi untuk Elevenia.
"Kita tak mau pertumbuhannya bubble. Kita dapat membuat trafik, didorong. Tapi yang kita mau gak cuma meningkatkan trafik, namun juga pertumbuhan yang sustainable," lanjut wanita yang baru pada April 2015 menduduki kursi orang nomor satu di XL Axiata itu.
Elevenia sendiri saat ini diklaim terus berkembang dengan memiliki lebih dari 25 ribu sales, jumlah produk sekitar 2 juta, serta visitor sudah lebih dari 25 juta. Meski punya XL, yang menarik di sini adalah pengunjung Elevenia terbesar ternyata bukanlah pengguna layanan XL.
"Jadi kita masih sangat posistif untuk e-commerce ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo pun terlihat mendukung, roadmapnya juga sudah jadi," pungkas Dian.
Roadmap e-commerce sendiri memiliki 7 poin strategis: logistik, pendanaan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, pajak, pendidikan dan sumber daya manusia cyber security.
Belitung - Pemain e-commerce berbondong-bondong masuk Indonesia. Dana segar yang siap digelontorkan tentu tak sedikit, namun apa yang sebenarnya mereka kejar?Jika jawabannya cuma trafik, tentu salah besar. Justru hal inilah yang sangat dihindari Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini saat menjalankan bisnis e-commerce Elevenia.
"e-Commerce luar biasa. Meskipun di beberapa negara sudah terjadi market correction, di Indonesia memang agak terlambat. Tapi kalau kita lihat semua pemain besar datang ke Indonesia. Seperti Alibaba, apapun itu. Mereka masuk Indonesia dan memberi investasi luar biasa," ungkap Dian, saat berbicara di acara media gathering XL di Belitung, 17-19 Februari 2016.
XL sendiri selaku induk Elevenia tentu juga harus berhitung cermat dan menyiapkan strategi jitu untuk memenangkan persaingan. Dian menyebut bahwa pihaknya justru sangat berhati-hati saat meracik berbagai strategi untuk Elevenia.
"Kita tak mau pertumbuhannya bubble. Kita dapat membuat trafik, didorong. Tapi yang kita mau gak cuma meningkatkan trafik, namun juga pertumbuhan yang sustainable," lanjut wanita yang baru pada April 2015 menduduki kursi orang nomor satu di XL Axiata itu.
Elevenia sendiri saat ini diklaim terus berkembang dengan memiliki lebih dari 25 ribu sales, jumlah produk sekitar 2 juta, serta visitor sudah lebih dari 25 juta. Meski punya XL, yang menarik di sini adalah pengunjung Elevenia terbesar ternyata bukanlah pengguna layanan XL.
"Jadi kita masih sangat posistif untuk e-commerce ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo pun terlihat mendukung, roadmapnya juga sudah jadi," pungkas Dian.
Roadmap e-commerce sendiri memiliki 7 poin strategis: logistik, pendanaan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, pajak, pendidikan dan sumber daya manusia cyber security.
 
 
Sumber: http://inet.detik.com/

Kamis, 26 Februari 2015

Transaksi Jual Beli Online Akan Dikenakan Pajak

transaksi-jual-beli-online-akan-dikenakan-pajak-slu9IbNglx
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Kementerian Keuangan menerapkan pengenaan pajak untuk e-commerce. Nantinya, kebijakan ini akan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang akan segera keluar dalam waktu dekat.
"Ini dalam waktu cepat. Karena pak menteri keuangan juga inginkan supaya bisa dilakukan dalam rangka capai target pajak, itu juga merupakan roadmap kearah sana," ucap Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo kepada Okezone di Istana Negara.
Menurut Mardiasmo, saat ini pihaknya bersama Direktorat Jenderal Pajak sudah membuat Tim Optimalisasi Penerimaan Pajak (TOPP). Pembentukan ini agar dapat mencapai target penerimaan pajak yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun ini yang sekira Rp1.300 triliun.
"Saya ketua TOPP, jadi mau dimasukkan keperimbangan perpajakan, jadi kita akan mengembangkan pajak terhadap e-commerce, yang digital itu," jelasnya.
Mardiasmo menambahkan, dalam implementasinya juga akan menggandeng pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Itu nanti kita kembangkan. Dengan Kemkominfo dia kan provider-nya, cara pengenaan seperti apa, caranya hitung bagaimana," imbuhnya.
Saat ditanya berapa besaran pajak yang bakal dikenakan untuk e-commerce, Mardiasmo masih belum mengetahui. Namun, dirinya menyebut, pengenaan pajak ini akan diarahkan kepada peningkatan Pajak Penambahan Nilai (PPN) sesuai besaran harga barang tersebut yang berada di e-commerce.
"Yang penting ada objek pajak terhadap itu, nah nanti kita setelah itu meng-adjust, kalau itu berhubungan PPN berarti tarif PPN-nya. Misalnya mengenai PPN terhadap objeknya seperti itu. Jadi itu hanya medianya menggunakan fasilitas online, jadi jenis pajaknya sesuai peraturan perundangan perpajakan. Kan selama ini enggak terkena pajaknya. Jadi kalau misal kena PPN itu 10 persen," ungkapnya.
Lanjut Mardiasmo mengungkapkan, penetapan pajak e-commerce ini akan berlaku untuk semua transaksi secara online.
"Kan transaksi itu belum tersentuh. Misalnya lakukan transaksi melalui google dan lain-lain, itu harus dikenakan juga. Kalau enggak di sana bayar, tapi pas lewat website enggak bayar. Kan enggak fair," tukasnya.

Sumber: http://economy.okezone.com/