AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label rupiah melorot. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rupiah melorot. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Februari 2015

Awali Bulan, Rupiah Melorot di Atas Rp 12.700 Per Dollar AS

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memasuki bulan baru justru makin terpuruk hingga menembus 12.700. Pada awal perdagangan di pasar spot, Senin (2/2/2015) pagi, seperti didikuti dari data Bloomberg, mata uang Garuda ini dibuka melorot ke posisi Rp 12.725 per dollar AS, di banding penutupan pekan lalu pada 12.672.
Hingga akhir pekan lalu rupiah melemah tajam setelah sebelumnya indeks dollar AS juga naik tajam. Rupiah melemah bersama beberapa mata uang di Asia akan tetapi sentimen penguatan masih juga terlihat di pasar SUN. Imbal hasil SUN 10 tahun kembali turun hingga 7,179 persen.
Siang ini ditunggu data inflasi Januari yang diperkirakan turun dari 8.36 persen ke 7,25 persen secara tahunan. Sementara itu neraca perdagangan Desember diperkirakan surplus tipis dari yang defisit 426 juta dollar AS di November.
"Rupiah diperkirakan menguat hari ini melihat tekanan penguatan dollar AS yang mereda di pasar global," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Penurunan indeks dollar AS memberi peluang kenaikan mata uang garuda di tengah penantian pasar atas data terbaru inflasi dan neraca perdagangan Indonesia oleh BPS di awal pekan ini. Minyak Brent naik tajam hingga Sabtu (31/1/2015) dini hari dipicu oleh produksi minyak AS yang turun serta ketakutan atas teror ISIS yang meluas di Irak.
Sementara itu, indeks dollar AS turun tipis setelah PDB AS triwulan IV/2015 direvisi turun ke 2,6 persen secara tahunan. Euro berhasil menguat tipis walaupun data inflasi inti Zona Euro diumumkan kembali melambat. Pagi ini ditunggu HSBC manufacturing PMI China yang diperkirakan turun.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Jumat, 30 Januari 2015

Suhu Politik Masih Panas, Rupiah Melorot ke Rp 12.600 Per Dollar AS


1222538-kum----rupiah-menguat-tipis--780x390 

 
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka –  Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada Jumat (30/1/2015) pagi kembali terpuruk, hingga menembus 12.600.
Data Bloomberg pukul 08.53 WIB, mata uang Garuda melorot ke posisi Rp 12.616 per dollar AS dibanding penutupan kemarin pada 12.582.
Kembali naiknya indeks dollar AS menekan posisi mata uang garuda. Indeks dollar AS kembali naik setelah jobless claims AS diumumkan turun semalam waktu Indonesia. Penguatan indeks dollar AS ini bersamaan dengan naiknya imbal hasil US Treasrury serta Indeks S&P 500.
Pada saat bersamaan, walaupun beberapa data di Zona Euro membaik, mata uang euro tetap melanjutkan tren pelemahannya. Inflasi Zona Euro dan GDP AS adalah yang paling ditunggu hari ini.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, keduanya diperkirakan lebih rendah dari sebelumnya. Merespon hasil FOMC meeting dini hari kemarin, dollar AS menguat di Asia. Rupiah melemah tajam bersama dengan pelemahan IHSG walaupun hanya tipis.
Pemerintah dan DPR akhirnya menyepakati asumsi APBN 2015 di mana tidak ada kejutan berarti. Sementara itu panasnya kondisi politik masih belum akan mereda; Joko Widodo bertemu dengan Prabowo sementara Budi Gunawan menolak panggilan KPK.
Fokus investor akan perlahan beralih pada angka inflasi (diperkirakan turun ke 7,25 persen secara tahunan) dan neraca perdagangan (diperkirakan surplus tipis) yang akan diumumkan Senin (2/2/2015) mendatang.
"Rupiah diperkirakan masih berada dalam tekanan pelemahan hari ini," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.

Sumber :  http://bisniskeuangan.kompas.com/

Selasa, 20 Januari 2015

Masih Tertekan, Rupiah Kembali Melemah









Jakarta, Rifan Financindo Berjangka –   Nilai tukar rupiah diperkirakan masih dibayangi tekanan pelemahan pada perdagangan Selasa (20/1/2015). Penguatan dollar AS di pasar global tetap menjadi faktor penekan utama bagi mata uang garuda.

Indeks dollar AS menguat terutama dipicu oleh pelemahan yen akibat buruknya data pertumbuhan industri Jepang. Pada saat yang sama investor semakin yakin bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan menggelontorkan quantitative easing tambahan Kamis (22/1/2015) esok sejalan dengan euro yang masih tertekan terhadap dollar AS. Pagi ini ditunggu data PDB China yang diperkirakan membaik ke 7,4 persen.  

Rupiah tertekan terhadap dollar AS hingga Senin (19/1/2015) sore walaupun tidak semua mata uang di Asia ikut melemah. Rupiah melemah bersamaan dengan penguatan IHSG serta SUN. Imbal hasil SUN 10 tahun bahkan berhasil turun hingga 7,6 persen, di hari dimana pemerintah mengadakan lelang SUN.

"Secara umum rupiah masih akan berada dalam tekanan dollar AS walaupun hari ini penguatan berpeluang terjadi," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.

Di pasar spot pagi ini, rupiah dibuka melemah ke posisi 12.639 dibanding penutupan kemarin pada Rp 12.618 per dollar AS.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Senin (19/1/2015) ada pada level Rp 12.612 per dollar AS, melemah dibanding sebelumnya di posisi 12.593.



Sumber :  http://bisniskeuangan.kompas.com/

Kamis, 15 Januari 2015

Proyeksi, Rupiah Menunggu BI Rate







Jakarta, Rifan Financindo Berjangka –  Nilai tukar rupiah kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Kamis (15/1/2015). Turunnya indeks dollar AS di pasar global menjadi sentimen positif bagi mata uang Garuda di tengah penantian pelaku pasar atas besaran suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.
Buruknya angka penjualan ritel Amerika Serikat memberi alasan bagi indeks dollar AS untuk turun semalam waktu Indonesia. Dengan dollar AS yang melemah, walaupun industrial production Zona Euro tumbuh negatif, euro berhasil untuk menguat. Buruknya data AS juga mendorong imbal hasil US Treasury 10 tahun untuk turun ke 1,86 persen walaupun harga minyak Brent berhasil naik 4 persen hingga dini hari tadi. Initial jobless claims AS ditunggu malam ini dan diperkirakan tetap.
Rupiah kemarin melemah semenjak pembukaan walaupun mayoritas mata uang di Asia berhasil menguat terhadap dollar AS. Pelemahan rupiah terjadi bersamaan dengan turunnya IHSG serta naiknya imbal hasil SUN pada hampir semua tenor.
Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, rencana pemangkasan lanjutan harga BBM jenis premium pada Jumat (16/1/2015) esok belum memberikan sentimen positif terhadap rupiah.
Siang ini ditunggu hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang diperkirakan mempertahankan BI rate di 7,75 persen. "Rupiah berpeluang menguat hari ini dengan lemahnya indeks dollar AS," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia pagi ini.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com

Selasa, 13 Januari 2015

Rupiah Kembali Melemah di Atas Rp 12.600 Per Dollar AS




Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah diproyeksikan berpeluang melemah pada perdagangan Selasa (13/1/2015). Naiknya kembali indeks dollar AS di pasar global menjadi sentimen negatif bagi mata uang Garuda.

Hingga dini hari tadi, walaupun tidak ada data ekonomi penting yang diumumkan, indeks dollar AS menguat setelah sebelumnya turun selama beberapa hari. Bersamaan dengan itu, harga minyak Brent terus turun hingga 47 dollar AS per barrel. Sementara itu, Indeks S&P 500 melanjutkan pelemahannya bersamaan dengan imbal hasil US Treasury 10 tahun yang turun lebih jauh ke bawah 2 persen.

Pagi ini ditunggu data neraca perdagangan China yang surplusnya diperkirakan menipis. Pada malam hari, data ekspektasi terhadap kondisi perekonomian AS ditunggu, diperkirakan membaik.  

Rupiah berhasil menguat hingga Senin (12/1/2015) sore ke level Rp 12.500-an per dollar AS bersama dengan mayoritas mata uang di Asia. Penguatan tersebut juga diikuti oleh aksi beli di pasar SUN, di mana imbal hasil tenor 10 turun hingga 7,8 persen.

Pemerintah kembali memberikan sinyal bahwa harga premium akan turun cukup signifikan pada Februari, mengikuti perekembangan harga minyak dunia. Dengan harga minyak dunia yang masih turun drastis, terbuka peluang harga premium turun lebih rendah dari Rp 6.500 per liter, harga sebelum pertengahan November 2014.

"Hari ini rupiah diperkirakan melemah mengikuti penguatan indeks dollar AS walaupun ke depan ruang penguatan masih ada," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.

Sementara itu, pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, seperti dikutip dari data Bloomberg, pukul 08.42 WIB, mata uang Garuda melemah ke posisi Rp 12.618 per dollar AS dibanding penutupan kemarin pada 12.599.




Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com

Jumat, 12 Desember 2014

Rupiah Melorot di Atas Rp 12.400 Per Dollar AS


JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dollar pada awal perdagangan di pasar spot, Jumat (12/12/2014), melorot hingga di atas level 12.400. Hari ini rupiah diproyeksikan kembali tertekan.
Seperti dikutip dari data Bloomberg, rupiah dibuka turun ke posisi 12.399 dibanding pada penutupan kemarin pada 12.350. Hingga sekitar pukul 08.37 WIB, mata uang garuda ini terpuruk ke posisi Rp 12.429 per dollar AS.
Data Amerika Serikat (AS) membaik sehingga mendorong penguatan indeks dollar AS yang sempat tertekan di dua hari terakhir. Harga minyak brent terus tertekan setelah Arab Saudi mematok diskon terbesar dalam 6 tahun terakhir di Asia. Harga minyak brent berpeluang turun hingga ke bawah 60 dollar AS per barrel. Siang ini ditunggu data industrial production China.  
Rupiah yang sempat menguat di pembukaan akhirnya ditutup melemah hingga Kamis (11/12/2014) sore bersama mata uang lainnya di Asia walaupun pelemahan rupiah relatif lebih lunak.
BI mempertahankan BI rate di 7,75 persen tetapi terlihat semakin khawatir dengan tren penguatan dollar AS di pasar global dan kenaikan fed rate tahun depan.
"Rupiah berpeluang kembali tertekan hari ini dengan dollar AS yang menguat," demikian Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya pagi ini.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/