AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label minyak wti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label minyak wti. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Juni 2015

Permintaan Turun, Harga Minyak Kembali Jatuh

minyak turun
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia jatuh setelah selama dua hari membukukan keuntungan, karena Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa lonjakan baru-baru ini dalam permintaan minyak mentah dunia akan berakhir.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (12/6/2015), patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, merosot 66 sen menjadi ditutup pada 60,77 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli turun 59 sen menjadi menetap di 65,11 dolar AS per barel di perdagangan London.
Dalam laporan bulanannya tentang pasar minyak, IEA mengangkat proyeksi permintaan 2015 menjadi 94 juta barel per hari, 300.000 barel per hari lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.
Peningkatan perkiraan itu muncul setelah permintaan minyak dunia melonjak dalam tiga bulan pertama 2015.
Namun, IEA mengatakan ada "keraguan" bahwa beberapa alasan untuk peningkatan dalam permintaan -- seperti musim dingin di Eropa yang sangat dingin pada awal 2015 yang mengangkat permintaan pemanas -- akan terulang.
Selain itu, lembaga itu menunjuk "tanda-tanda bertahannya kelebihan pasokan" di pasar mengingat produksi minyak mentah AS masih tinggi dan rekor produksi dari anggota-anggota utama OPEC.
Pasokan OPEC naik tipis 50.000 barel per hari pada Mei menjadi 31,33 juta barel per hari, tingkat tertinggi sejak Agustus 2012, IEA mengatakan dalam Laporan Pasar Minyak.
Arab Saudi, Irak dan Uni Emirat Arab memproduksi pada tingkat rekor bulanan untuk memperetahankan produksi mereka lebih dari satu juta barel per hari di atas target pasokan resmi OPEC untuk bulan ketiga berjalan.
Produksi kartel menyumbang sekitar 40 persen dari produksi minyak mentah global. OPEC mempertahankan kuota produksi 30 juta barel per hari pada pertemuan Jumat lalu.
"Minyak kembali di bawah tekanan karena IEA melaporkan bahwa Arab Saudi, Irak dan Uni Emirat Arab memompa rekor jumlah minyak ke dalam pasar yang terasa masih kelebihan pasokan," kata Andy Lipow seorang konsultan energi Houston.
Analis juga menyebutkan kenaikan dolar pada Kamis. Minyak yang diperdagangkan dalam dolar, membuat komoditas lebih mahal di luar AS ketika greenback menguat.
Gene McGillian, pialang dan analis di Tradition Energy, mengatakan beberapa pedagang juga melakukan aksi ambil untung, setelah harga minyak naik sangat kuat selama dua hari.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Jumat, 24 April 2015

Harga Minyak Kembali Melonjak Dipicu Serangan Arab Saudi

ilustrasi-SPBU-aji-140822-5
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak global naik karena koalisi yang dipimpin Arab Saudi memperpanjang serangan udara di Yaman, memicu kekhawatiran baru tentang pasokan Timur Tengah yang kaya minyak.
Seperti dilansir AFP, Jumat (24/4/2015), patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 1,58 dolar AS menjadi ditutup pada 57,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan global, melompat 2,12 dolar AS menjadi menetap pada 64,85 dolar AS per barel di perdagangan London.
"Pasar mungkin menarik dukungan dari dimulainya kembali serangan udara Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi di Yaman, karena meningkatnya risiko geopolitik membantu mengimbangi data PMI (indeks pembelian manajer) yang lebih lemah dari perkiraan dari Tiongkok dan zona euro," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Aliansi regional yang dipimpin Saudi pada Selasa menyatakan telah mengakhiri serangan udara terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran dan sekutu mereka, tetapi berjanji tetap memukul mereka dengan bom yang ditargetkan bila diperlukan.
Yaman bukan negara penghasil minyak utama, tetapi pantainya yang membentuk satu sisi Selat Bab el-Mandeb, merupakan pintu masuk strategis penting ke Laut Merah yang mengirimkan sekitar 4,7 juta barel minyak setiap hari di kapal-kapal menuju ke atau dari Terusan Suez.
"Peningkatan ketidakstabilan di sekitar Bab el-Mandeb bisa menahan kapal-kapal tanker di Teluk Persia untuk mencapai Terusan Suez atau Sumed Pipeline, mengalihkan mereka ke sekitar ujung selatan Afrika, menambah waktu transit dan biaya," Departemen Energi AS memperingatkan dalam sebuah laporan, Kamis.
"Selain itu, arus minyak ke selatan Eropa dan Afrika Utara bisa tidak lagi mengambil rute langsung ke pasar Asia melalui Terusan Suez dan kemudian ke Bab el-Mandeb."
Evans mengatakan WTI tertinggal dari Brent karena masih di bawah tekanan kenaikan persediaan minyak mentah AS untuk pekan ke-15 berturut-turut, ke rekor 489.000 barel untuk kali tahun ini.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Senin, 05 Januari 2015

Minyak Perpanjang Penurunan Dari 5 1/2-Tahun Terendah


Rifan Financindo Berjangka, Minyak melemah untuk hari ketiga, memperpanjang penurunan dari level terendah dalam lima setengah tahun di tengah tanda-tanda berlimpahnya pasokan global yang mendorong minyak mentah menuju bear market yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam tahun ini.
Minyak berjangka di London turun sebanyak 1,3%, setelah pekan lalu turun 5,1%. Irak berencana untuk meningkatkan ekspor minyak mentah dalam bulan ini, menurut kementerian minyak dalam produsen terbesar kedua dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Presiden Venezuela, Nicolas Maduro berkunjung ke China untuk mengadakan pembicaraan mengenai pembiayaan dan energi serta akan mengunjungi negara-negara anggota OPEC lainnya untuk mengembangkan strategi harga minyak.
Minyak Brent untuk pengiriman Februari turun sebanyak 71 sen menjadi $ 55,71 per barel di perdagangan elektronik ICE Futures Europe exchange London, dan berada di level $ 55,96 pada pukul 9:20 pagi waktu Seoul. Minyak acauan Eropa merosot 48% pada tahun lalu, dan ditutup dengan penurunan mingguan keenam pada 2 Januari. Brent diperdagangkan $ 3,55 lebih besar dari West Texas Intermediate, dibandingkan dengan $ 3,73 pada hari Jumat.
WTI untuk pengiriman Februari turun sebanyak 54 sen, atau 1% ke level $ 52,15 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI kehilangan 3,7% menjadi $ 52,69 pada pekan lalu. Total volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 31% di bawah rata-rata 100-hari.


Sumber : Bloomberg

Senin, 15 Desember 2014

Minyak Mentah Memperpanjang Penurunan Seiring Yen Menguat


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah turun, memperpanjang penurunan dari level 5 tahun terendah di tengah kekhawatiran atas mengurangnya permintaan global untuk komoditas tersebut. Sementara saham Australia melemah dan indeks berjangka Jepang tergelincir sedangkan mata uang yen menguat setelah pemilu nasional.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,8 % ke level $ 56,79 per barel pukul 08:56 pagi waktu Tokyo, turun untuk hari keempat beruntun seiring minyak mentah Brent melemah 1,3 %. Indeks S & P / ASX 200 turun 1,3 % di Sydney. Kontrak pada Indeks Nikkei 225 Stock Average yang mengajukan penawaran di bawah 1,3 % pada 12 Desember kemarin di pre-market Osaka, sementara yen naik 0,5 % pasca Perdana Menteri Shinzo Abe memastikan kemenangan dalam pemungutan suara kemarin. Indeks Standard & Poor 500 berjangka sedikit berubah setelah penurunan pada 12 Desember ditutup untuk penurunan mingguan pertama pada Indeks AS sejak pertengahan Oktober lalu.
Harga minyak telah jatuh lebih dari $ 40 per barel tahun ini output AS berkontribusi terhadap global di tengah perkiraan pada menurunnya permintaan. Minyak WTI memperpanjang penurunan di bawah level $ 58 memicu aksi jual di ekuitas AS pada 12 Desember, dengan Dow Jones Industrial Average melemah sebesar 100 poin dalam satu jam terakhir perdagangan. Di Jepang, Abe yang penguasa blok memenangkan lebih dari dua pertiga kursi di parlemen, sementara survei sentimen korporasi Tankan bercampur pada kuartal keempat.


Sumber : Bloomberg

Kamis, 04 Desember 2014

WTI Dekati Level $ 68 Ditengah Persediaan Minyak AS Melemah


Rifan Financindo Berjangka, West Texas Intermediate diperdagangkan mendekati level $ 68 per barel karena investor mengkaji penurunan tak terduga dalam persediaan minyak mentah terhadap prospek pasokan minyak yang berkelanjutan dari OPEC.
Kontrak berjangka mencatatkan kenaikan sebesar 0,6 % di New York. Stok minyak mentah turun sebesar 3.690.000 barel pekan lalu, menurut Administrasi Informasi Energi. Minyak diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,75 juta. Sementara Irak, sebagai anggota terbesar kedua di OPEC, menandatangani kesepakatan dengan Pemerintah Daerah Kurdi yang dapat meningkatkan pasokan minyak dunia sekitar 300.000 barel per hari setelah kelompok tersebut memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksinya pekan lalu.
Minyak melemah sebesar 18 % bulan lalu karena OPEC memilih untuk membiarkan harga tetap berada di level rendah sehingga memaksa perlambatan ke tingkat tertinggi terhadap output AS lebih dari tiga dekade terakhir. Sementara Menteri Perminyakan Kuwait mengatakan kelompok tersebut bertindak untuk melestarikan pangsa pasar di tengah banjir pasokan minyak global setelah menolak panggilan dari anggota OPEC termasuk Venezuela untuk mengurangi kuotanya pada pertemuan 27 November lalu di Wina.
WTI untuk pengiriman Januari naik sebesar 40 sen ke level $ 67,78 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, sehingga berada di level $ 67,72 pukul 11:19 pagi di Sydney. Sementara itu kontrak tersebut mencatatkan kenaikan 50 sen, atau 0,8 %, ke level $ 67,38 per barel kemarin. Harga WTI telah turun sebesar 31 % tahun ini.
Brent untuk pengiriman Januari turun 62 sen, atau 0,9 %, ke level $ 69,92 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London kemarin, sehingga merupakan penutupan terendah sejak Mei 2010 lalu. Acuan minyak mentah patokan Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $ 2,54 dibandingkan WTI.


Sumber: Bloomberg

Senin, 01 Desember 2014

Harga Minyak Masih Lemah Diikuti Indeks Berjangka S&P 500; Dolar Gain


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mendorong Indeks komoditas turun, dengan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh ke level terendah lima tahun seiring harga emas dan perak turun diikuti tembaga berjangka. Sementara mayoritas saham Asia jatuh dengan indeks berjangka AS, sementara dolar menguat.
Minyak WTI turun2,1% menjadi $ 64,74 per barel pada 09:58 pagi di Tokyo, menuju penutupan terendah sejak Juli 2009. Emas merosot sebanyak 2,1% seiring harga perak turun ke terendah lima tahun, sementara tembaga berjangka di AS turun 1,7%. Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1%, didorong oleh penurunan di antara saham Australia dan Korea Selatan seiring saham Jepang naik. Indeks berjangka Standard & Poor 500 turun 0,3%. Indeks Spot Dollar Bloomberg naik 0,2% karena greenback menyentuh level empat tahun tertinggi versus dolar Australia.
Anjloknya harga minyak telah mendorong Indeks Komoditi Bloomberg ke level terendah sejak 2009, sehingga meredam outlook pertumbuhan harga global ditengah kekhawatiran atas melambatnya ekonomi. Indeks manufaktur China, Jepang dan zona euro yang jatuh tempo hari ini, diikuti dengan laporan pada sektor di AS, di mana perdagangan normal kembali pasca libur Thanksgiving.


Sumber: Bloomberg

Jumat, 28 November 2014

OPEC Pertahankan Produksi, Harga Minyak Melorot ke 67 Dollar AS

NEW YORK, Rifan Financindo Berjangka - Organisasi negara-negara pengekspor minyak OPEC pada Kamis (27/11/2014) memutuskan untuk tidak memangkas produksi minyak mereka meskipun pasokan global berlimpah dan memicu harga minyak mentah turun sampai lima dollar AS.
Kartel yang menghasilkan sepertiga minyak dunia memilih untuk mempertahankan target produksinya meski harga minyak merosot 35 persen sejak Juni. Keputusan tersebut membuat harga minyak dunia jatuh ke posisi terendah empat tahun.
Di kontrak berjangka New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari merosot menjadi 67,75 dollar AS per barel -- tingkat terendah sejak akhir Mei 2010.
Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman Januari terpuruk ke posisi 71,25 dollar AS per barel, juga terendah dalam empat tahun.
Analis komoditas di kelompok riset Capital Economics Tom Pugh mengatakan, OPEC mungkin telah sampai pada kesimpulan bahwa periode harga minyak lebih rendah berpotensi bekerja dalam mendukung kelompok dalam jangka panjang, mengingat dorongan itu akan menguntungkan ekonomi global.
"Meskipun demikian, ada kemungkinan ada ketidaksepakatan besar di antara anggota OPEC seperti Iran dan Venezuela, yang telah meminta penurunan produksi, dengan anggota Teluk yang berada di posisi keuangan yang lebih kuat," sebutnya.
Harga emas hitam juga tertekan oleh dollar AS yang lebih kuat dan kekhawatiran tentang menurunnya permintaan energi di ekonomi global yang lemah.
Badan Energi Internasional (IEA) baru-baru ini memperingatkan bahwa tren menurutnya harga itu belum berakhir. IEA juga menyatakan, minyak mentah berjangka akan melorot hingga 2015.
Anjloknya harga minyak telah mengipasi kekhawatiran tentang ancaman deflasi dalam perekonomian dunia, dan terutama di zona euro.
Sementara penurunan harga konsumen mungkin terdengar baik bagi konsumen, namun deflasi dapat memicu lingkaran setan di mana usaha dan rumah tangga menunda pembelian, mencekik permintaan dan menyebabkan perusahaan memberhentikan pegawainya.

Keputusan OPEC

Ke-12 negara anggota OPEC memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi 30 juta barel per hari  yang telah berlangsung tiga tahun.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah El-Badri mengatakan, kartel akan duduk diam sebelum pertemuan produksi berikutnya yang dijadwalkan pada Juni di Wina, tempat kartel bermarkas.
"Kami harus menunggu dan melihat bagaimana pasar akan menetap," katanya pada konferensi pers penutupan pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan terbaru, OPEC menghadapi tekanan dari para anggota yang lebih miskin, terutama Venezuela, untuk memotong produksi karena kemerosotan harga minyak telah memangkas pendapatan berharga mereka.
Namun anggota-anggota dari Teluk yang kuat menolak desakan pemangkasan produksi kecuali mereka menjamin pangsa pasarnya di arena yang sangat kompetitif, terutama di Amerika Serikat, tempat minyak lebih murah dari serpih batu membanjir memberikan kontribusi terhadap kelebihan pasokan global.
"Kita harus menarik kelebihan dari pasar," kata Menteri Luar Negeri Venezuela Rafael Ramirez kepada wartawan menjelang pengumuman hasil pertemuan Kamis.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Rabu, 26 November 2014

Minyak Mentah Perpanjang Kemerosotan Jelang Rapat OPEC

Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah turun hari ketiga, memperpanjang penurunan dari level terendah empat tahun ditengah kekhawatiran anggota OPEC mungkin gagal untuk menyepakati penurunan produksi ketika mereka bertemu di Austria pekan ini. Saham Jepang turun karena mata uang Asia, termasuk yen, menguat terhadap dolar.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0,3% menjadi $ 73,87 per barel pada 09:28 pagi di Tokyo, setelah jatuh 2,2 % di sesi terakhir untuk harga terendah sejak September 2010. Indeks Topix Jepang turun 0,1% dari level tertinggi enam tahun, seiring Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1% ditengah rebound dalam ekuitas Australia. Yen menguat hari kedua, sedangkan won Korea dan ringgit Malaysia menambahkan setidaknya 0,2%. Indeks berjangka Standard & Poor 500 stagnan setelah Indeks tersebut jatuh dari rekornya setelah gain tiga harinya.
Semetara OPEC akan melakukan pertemuandi Wina besok, setelah pembicaraan antara Venezuela, Arab Saudi, Meksiko dan Rusia gagal menghasilkan kesepakatan mengenai pemangkasan pasokan ditengah turunya harga minyak. Jepang melaporkan terkait kepercayaan bisnis kecil saat ini, dan data terbaru Inggris pada GDP. Barang tahan lama AS membukukan penurunan tak terduga dalam kepercayaan konsumen mengimbangi data yang menunjukkan ekonomi mencatat enam bulan terkuat dalam satu dekade pada kuartal terakhir.


Sumber: Bloomberg

Jumat, 14 November 2014

WTI Menuju Penurunan Terlama Sejak 1986 Ditengah Lonjakan Pasokan


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) menuju penurunan mingguan terlama dalam hampir 3 dekade terakhir ditengah spekulasi bahwa OPEC akan menahan diri dari pengurangan produksi guna meredam kekhawatiran bahwa pasokan melebihi dari permintaan.
Kontrak berjangka stagnan di New York, menuju penurunan mingguan ke-7, penurunan terlama secara berturut-turut sejak Maret 1986 lalu. Penurunan harga mencerminkan munculnya kesepakatan bahwa OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) akan mempertahankan output, hal itu menurut Goldman Sachs Group Inc. Pasokan minyak di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, naik ke level tertingginya sejak Mei lalu, menurut rilis data dari pemerintah.
Minyak telah menghadapi situasi pasar yang bearish setelah anggota-anggota pemimpin OPEC menentang pengajuan untuk memangkas produksi dan menurunkan beberapa harga ekspor saat output minyak AS telah naik ke level tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir. Venezuela, Libya dan Ecuador telah meminta sebuah tindakan guna mencegah minyak mentah dari penurunan berlanjut. OPEC dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada 27 November mendatang di Vienna.
WTI untuk pengiriman Desember berada pada level $74.34 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, naik 13 sen pukul 10:46 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak tersebut turun $2.97 ke level $74.21, level penutupan terendah sejak September 2010 silam. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 47% diatas 100 hari rata-rata. Pekan ini harga telah menurun 5.5% dan telah merosot sebesar 25% sepanjang tahun 2014 ini.
Brent untuk penyelesaian Desember berakhir kemarin setelah sempat turun $2.46 atau 3.1% ke level $77.92 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Kontrak yang telah aktif Januari lalu turun $3.63 ke level $77.49. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.71 dibanding WTI.


Sumber : Bloomberg

Rabu, 12 November 2014

WTI Merosot Terkait OPEC Pertahankan Kuota Minyak


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) turun untuk kedua kalinya dalam 3 hari terakhir ditengah tanda-tanda OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) diperkirakan tidak akan memangkas output pasca penurunan harga (bearish).
Kontrak berjangka minyak turun sebesar 0.6% di New York. Kelebihan pasokan tidak berasal dari negara kita,hal itu menurut Menteri Energi UAE (United Arab Emirates) Suhail Al Mazrouei kemarin di Abu Dhabi dan OPEC. Pasokan minyak mentah AS diperkirakan naik 1.1 juta barel hingga 7 November lalu, merupakan gain mingguan ke-6, hal tersebut menurut survey Bloomberg News menjelang rilis data pemerintah besok.
Acuan minyak global telah mengalami penurunan 30% sejak lonjakan kenaikan tertinggi pada Juni lalu ditengah spekulasi pasokan global melampaui permintaan. Pemimpin anggota-anggota OPEC merespon dengan pemangkasan harga ekspor, mengabaikan untuk menurunkan output karena mereka bersaing dengan AS yang memproduksi minyak pada laju tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebesar 46 sen ke level $77.48 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $77.57 pukul 10:45 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak berjangka minyak catat gain 54 sen ke level $77.94. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 82% dibawah 100 hari rata-rata. Kontrak harga telah mengalami penurunan 21% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk penyelesaian Desember turun 67 sen atau 0.8% ke level $81.67 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London, level penutupan terendah dalam 4 tahun terakhir. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.73 dibanding WTI.


Sumber : Bloomberg

Jumat, 07 November 2014

WTI Menuju Penurunan Mingguan Ke-6 Seiring OPEC Mengurangi Permintaan Outlook


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menuju penurunan mingguan ke-6, penurunan terpanjangnya hampir setahun terakhir, seiring OPEC memangkas proyeksi yang akan membutuhkan jumlah minyak mentah untuk memasok ditengah serpihan ledakan AS.
Kontrak berjangka sedikit berubah di New York, bersiap untuk penurunan 3,3 % selama sepekan terakhir. Organisasi Negara-negara pengekspor minyak menurunkan setiap perkiraan untuk minyak mentah pada tahun 2035 mendatang kecuali tahun depan, menurut kelompok tahunan World Oil Outlook. Libya akan segera melanjutkan pemompaan minyak mentah di bidang terbesarnya setelah serangan dihentikan output, menurut seorang pejabat.
WTI untuk pengiriman bulan Desember berada di level $ 77,85 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, melemah sebesar 6 sen, pukul 10:52 pagi waktu Sydney. Kontrak turun 1 % ke level $ 77,91 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 74 % di bawah rata-rata 100-hari. Harga merosot 21 % pada tahun ini.
Minyak brent untuk pengiriman bulan Desember turun 9 sen ke level $ 82,86 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 4,95 dibandingkan minyak WTI.


Sumber : Bloomberg

Kamis, 06 November 2014

Dolar Menguat Diikuti Minyak Memperpanjang Rebound


Rifan  Financindo Berjangka, Dolar dekati level 7 tahun tertingginya terhadap yen setelah rilis data payrolls swasta dan kemenangan Partai Republik di pemilu paruh waktu membantu indeks saham Amerika ke level tertinggi. Indeks ekuitas Australia naik diikuti minyak mentah rally, sementara emas mendekati level terendahnya sejak 2010 lalu.
Dolar AS stabil di level 114,67 yen pukul 8:55 pagi waktu Tokyo, setelah naik 1,1 % pada sesi terakhir. Kemerosotan harga biji besi mengirim Dolar Australia ke level 4 tahun terendahnya. Kontrak pada Indeks Standard & Poor 500 turun 0,1 % setelah bergabung dengan Dow Jones Industrial Average naik ke rekornya. Indeks berjangka Jepang menawar lebih tinggi di Osaka terkait Indeks S & P / ASX 200 (AS51) naik 0,1 % di Sydney. Minyak WTI di New York memperpanjang kenaikan sebesar 1,9 % kemarin, sementara emas diperdagangkan pada level $ 1,143.10 per ons setelah sebelumnya melemah sebesar 2,4 %.
ADP Research Institute mengatakan perusahaan-perusahaan AS menambahkan lebih banyak pekerja di bulan Oktober dibandingkan bulan September, menjelang rilis data payrolls bulanan dari pemerintah akhir pekan ini. Partai Republik memenangkan kendali Senat, posisi mereka untuk mengatur agenda legislatif untuk 2 tahun terakhir kepresidenan Barack Obama. Bank Sentral Eropa bertemu hari ini untuk pertama kalinya sejak Bank of Japan meningkatkan stimulus, sementara Australia melaporkan rilis data pekerjaan dan Malaysia akan meninjau tingkat suku bunga.


Sumber : Bloomberg

Rabu, 05 November 2014

WTI Dekati Level 3 Tahun Terendah Seiring Cadangan Minyak AS Meningkat


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam 3 tahun terakhir seiring perkiraan untuk kenaikan mingguan ke-5 pada cadangan minyak mentah AS mendorong spekulasi bahwa meningkatnya output melampaui pertumbuhan permintaan.
Kontrak berjangka sedikit berubah di New York setelah turun pada sesi ke-4 berturut-turut kemarin, menurun dalam jangka terpanjang sejak September lalu. Cadangan minyak mentah AS kemungkinan meningkat sebesar 2,35 juta barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg News jelang laporan Administrasi Informasi Energi hari ini. Itu akan menjadi kenaikan mingguan ke-5.
WTI untuk pengiriman bulan Desember berada di level $ 77,35 per barel yang di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, menguat sebesar 16 sen, pukul 10:05 pagi waktu Sydney. Kontrak tersebut turun sebesar 2 persen ke level $ 77,19 kemarin, penutupan terendah sejak Oktober 2011 lalu. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 49 persen di atas rata-rata 100-hari. Harga telah merosot sebesar 21 persen pada tahun ini.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar $ 1,96, atau 2,3 persen, ke level $ 82,82 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 5,63 dibandingkan minyak WTI.
Persediaan minyak mentah AS menyusut 640.000 barel pada pekan yang berakhir 31 Oktober, industri yang dibiayai oleh American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut Bain Energi.


Sumber : Bloomberg

Selasa, 04 November 2014

WTI Perpanjang Pelemahan, Suplai Minyak AS Terpantau Meningkat


Rifan Financindo Berjangka, Minyak West Texas Intermediate (WTI) memperpanjang penurunan dari level terendahnya dalam lebih dari dua tahun terakhir setelah Arab Saudi memangkas biaya minyak untuk pelanggan AS dan ditengah spekulasi meningkatnya supali minyak di Amerika.
Kontrak berjangka turun sebanyak 0,8% di New York, setelah turun 2,2% kemarin. Saudi Arabian Oil Co menurunkan premi untuk semua tingkatan untuk AS. Produsen milik negara meningkatkan biaya penjualan minyak ke Asia dan Eropa. Stok minyak mentah AS naik 1,9 juta barel ke level tertinggi dalam empat bulan, survei Bloomberg News menunjukkan sebelum data pemerintah besok.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebanyak 65 sen menjadi $ 78,13 per barel dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 78,30 pada 9:22 pagi waktu Seoul. Harga turun $ 1,76 ke level $ 78,78, penutupan terendah sejak Juni 2012. Kontrak kehilangan 12% bulan lalu, yaang terbesar sejak Mei 2012. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan adalah 18% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 20% tahun ini.
Jenis Brent untuk pengiriman Desember turun $ 1,08, atau 1,3%, ke level $ 84,78 per barel di ICE Futures Europe exchange kemarin. Itu turun 9,3% pada Oktober. Acuan minyak mentah Eropa ditutup lebih tinggi sebesar $6 dibanding WTI kemarin.


Sumber: Bloomberg

Senin, 03 November 2014

WTI Tahan Penurunan Tekait Indeks Manufaktur China; Minyak Brent Stabil

Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada pada level penurunan bulanan tertajam sejak Mei 2012 karena Indeks output pabrik di China mengalami penurunan, yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia. Minyak Brent stabil di London.
Kontraak berjangka sedikit berubah di New York setelah jatuh 0,7% pada 31 Oktober kemarin. PMI China berada di angka 50,8 pada bulan Oktober, menyeret estimasi rata-rata dari 51,2 dalam survei Bloomberg News dan di bawah bulan September 51,1. Angka pembacaan akhir dari manufaktur lain PMI dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics hari ini.
WTI untuk pengiriman Desember berada di level $ 80,47 per barel dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, turun 7 sen, pada pukul 9:45 pagi waktu Seoul. Kontrak turun 58 sen pada 31 Oktober untuk mencatat penurunan 12% pada bulan tersebut. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 12% di bawah rata-rata 100 hari. Harga turun 18% tahun ini.
Minyak jenis Brent untuk pengiriman Desember adalah 4 sen lebih tinggi pada level $ 85,90 per barel di ICE Futures Europe exchange. Menurun 9,3% pada bulan Oktober. Acuan minyak mentah Eropa diperdagangkan lebih tinggi sebesar $ 5,45 dibanding WTI, dengan selisih di akhir perdagangan kemarin sebesar $ 5,32 pada akhir pekan lalu.


Sumber: Bloomberg

Kamis, 30 Oktober 2014

Persediaan Minyak AS Meningkat Akibatkan WTI Turun Dari Level Tertinggi


Rifan Financindo Berjangka, West Texas Intermediate turun dari level tertinggi lebih dari sepekan terakhir pasca sebuah laporan pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah meningkat di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka turun sebesar 0,3 persen di New York pasca kemarin naik ke level tertinggi sejak 21 Oktober lalu. Stok minyak mentah naik 2,06 juta per barel pekan lalu, merupakan kenaikan yang paling tinggi dalam hampir empat bulan terakhir, Administrasi Informasi Energi mengatakan kemarin. Sementara pasokan minyak dan permintaan akan kembali stabil dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak melancarkan perang harga, menurut kelompok sekretaris jenderal Abdalla El-Badri, mengatakan pada konferensi Minyak & Uang di London kemarin.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebesar 31 sen ke level $ 81,89 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di level $ 81,90 pukul 9:02 pagi di Seoul. Kontrak tersebut naik 78 sen ke level $ 82,20 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 55 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga turun 17 persen tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember turun 24 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 86,88 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak tersebut naik 1,3 persen kemarin. Sementara minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan lebih tinggi sebesar $ 4,99 di bandingkan WTI.


Sumber: Bloomberg

Rabu, 22 Oktober 2014

Minyak mentah WTI Naik Untuk Hari Kedua


Rifan Financindo, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk hari kedua jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar bermotor menyusut ke level 2 tahun terendahnya di AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar.
Kontrak berjangka yang berakhir pada bulan Desember naik 0,5 % di New York. Persediaan bensin kemungkinan turun 1,45 juta barel menjadi 204.200.000, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data Administrasi Informasi Energi hari ini. Merupakan level terendahnya sejak November 2012 lalu. Persediaan turun sebesar 500.000 barel sampai 17 Oktober kemarin, American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut Bain Energi.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman bulan Desember menguat 38 sen ke level $ 82,87 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 82,73 pukul 10:16 pagi waktu Sydney. Kontrak pada bulan November yang berakhir kemarin setelah sebelumnya naik 10 sen ke level $ 82,81. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sebesar 57 % di bawah rata-rata 100-hari. Bulan depan harga menurun 16 % tahun ini.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan Desember naik 82 sen, atau 1 % ke level $ 86,22 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 3,73 dibandingkan minyak WTI pada bulan yang sama.


Sumber : Bloomberg

Jumat, 17 Oktober 2014

Minyak Mentah WTI Rebound Pasca Melemah Dibawah $ 80


Rifan Financindo,Minyak mentah AS Berjangka rebound setelah sebelumnya melemah di bawah $ 80 untuk pertama kalinya sejak Juni 2012 lalu. Sementara minyak Brent naik dari level terendahnya dalam hampir 4 tahun terakhir.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan November menguat sebesar 22 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 82 pada pukul 12:20 waktu New York setelah sebelumnya anjlok sebesar 2,5 persen.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan November yang berakhir hari ini, menguat sebesar 27 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 84,05 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kontrak berjangka sebelumnya jatuh ke level $ 82,60, yang merupakan level terendahnya sejak November 2010 silam.


Sumber : Bloomberg

Kamis, 16 Oktober 2014

WTI Perpanjang Penurunan Akibat Kenaikan Pasokan Minyak di AS

Rifan Axa Tower,Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) memperpanjang penurunannya dari level terendahnya dalam lebih dari 2 tahun terakhir ditengah spekulasi bahwa kenaikan pasokan minyak di AS menambah pasokan minyak global yang memicu harga memasuki situasi pasar bearish. Sementara Brent turun di London.
Kontrak berjangka minyak turun sebesar 1.8% di New York, turun untuk ke-7 kalinya dalam 8 hari terakhir. Pekan lalu pasokan minyak mentah AS naik sebesar 10.2 juta barel, menurut rilis data dari API (American Petroleum Institute) kemarin yang berdasarkan data dari Bain Energy. Rilis data oleh pemerintah hari ini diproyeksikan akan menunjukkan pasokan minyak mentah naik 2.45 juta, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data pemerintah hari ini.
WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar $1.49 ke level $80.29 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $80.46 pukul 5:22 sore waktu Sydney. Kemarin kontrak turun 6 sen ke level $81.78, level harga penutupan terendah sejak Juni 2012 lalu. Sepanjang tahun 2014 ini harga telah mengalami penurunan sebesar 18%.


Sumber : Bloomberg