AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label dollar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dollar. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 November 2014

Dolar Berada Di Level Penurunan 2 Hari Pertamanya Di Bulan ini



Rifan Financindo Berjangka, Dolar berada pada level penurunan dua hari pertamanya bulan ini terhadap mitra utama seiring Indeks kejutan ekonomi jatuh ke tiga bulan, menandakan data AS yang lebih lemah dari perkiraan para analis.
Yen masih tinggi versus greenback seiring pola perdagangan menunjukkan penurunan bulan ini yang berlebihan. Mata uang Australia jatuh ke level terendah empat tahun pasca bijih besi, ekspor terbesar tergelincir di China kemarin. Pasar saham AS tutup untuk hari Thanksgiving.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang menelusuri greenback versus 10 mata uang utama, stagnan pada level 1,097.28 pada 09:26 pagi di Tokyo setelah turun 0,2% kemarin.
Dolar turun 0,1 persen menjadi 117,66 per yen, setelah menyentuh level 118,98 pada 20 November, level terkuat sejak Agustus 2007. Saat itu di $ 1,2504 per euro dari $ 1,2506, setelah jatuh selama tiga har terakhiri. Yen naik 0,1% menjadi 147,14 per euro.
RSI 14-day greenback terhadap yen berada di angka 73, di atas level 70 bahwa beberapa pedagang melihat sebagai sinyal aset mungkin telah meningkat terlalu jauh, terlalu cepat dan karena berbalik arah. Sudah di atas 70 sejak 31 Oktober.


Sumber: Bloomberg

Senin, 17 November 2014

Rupiah Dibayangi Penguatan Dollar AS


JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah diproyeksikan berpeluang turun di perdagangan awal pekan ini, Senin (17/11/2014). Kenaikan indeks dollar AS menjadi faktor penekan eksternal bagi mata uang garuda. Indeks dollar AS naik, Indeks S&P 500 pun menguat.
Membaiknya PDB triwulan ketiga 2014 Zona Euro tidak mampu memberi sentimen penguatan euro setelah mayoritas data ekonomi AS yang diumumkan di akhir pekan lalu juga membaik. Indeks S&P 500 juga menguat merespon data AS yang baik hingga Sabtu (15/11/2014) dini hari. Sore ini ditunggu neraca perdagangan Zona Euro sementara di malam hari capacity utilization AS ditunggu, diperkirakan tetap di 79,3 persen.  
Rupiah justru melemah hingga Jumat (14/11/2014) sore walaupun neraca transaksi berjalan triwulan III-2014 RI diumumkan membaik. Rupiah melemah bersama seluruh mata uang lain di Asia.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi masih ditunggu oleh investor walaupun dapat dipastikan kenaikannya akan di bawah Rp 3.000 per liter.
"Sentimen penguatan dollar AS diperkirakan masih akan kuat di pasar Asia hari ini. Rupiah pun berpeluang kembali melemah."


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Emas Turun Pasca Short-Covering Reli Terkait Penguatan Dolar


Rifan Financindo Berjangka, Emas berada di bawah tekanan pada Senin pagi karena dolar melonjak ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir terhadap yen, namun logam berhasil menahan sebagian besar keuntungan short-covering sesi sebelumnya.
Spot emas telah tergelincir sebesar 0,2 persen ke level $1,185.14 per ons pukul 07:32 waktu Singapura, setelah melompat sebesar 2,3 persen pada hari Jumat, Emas mencapai level tertinggi dalam dua pekan terakhir di level $1,193.34.
Kenaikan pada hari Jumat, meskipun data ekonomi AS yang kuat pada penjualan ritel dan sentimen konsumen, berasal dari rally short-covering pasca bullion tembus level 4 ½ tahun terendah di awal bulan.
Sebuah penguatan greenback dan optimisme ekonomi bisa menjaga keuntungan emas seiring logam sering dianggap sebagai alternatif investasi. Sebuah ekonomi yang kuat juga bisa mendorong Federal Reserve AS untuk segera menaikkan suku bunga, ini dapat menyakiti investasi non-berbunga seperti emas.


Sumber: Reuters

Selasa, 11 November 2014

Dollar Kembali Tahan Gain Terkait Membaiknya Ekonomi AS


Rifan Financindo Berjangka, Dollar tahan gain terhadap mayoritas mata uang lainnya ditengah tanda-tanda membaiknya ekonomi AS.
Kemarin dollar AS rebound dari penurunan pasca indeks pasar tenaga kerja dari Federal Reserve stabil, mengikuti rilis data pekan lalu yang menunjukkan bahwa pertumbuhan upah melambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Sementara yen diperdagangkan 0.7% dari level 7 tahun terendahnya yang dicapai pekan lalu menjelang survei terkait kondisi ekonomi Jepang yang akan dirilis hari ini. Dollar Australia menahan penurunan menjelang rilis survey swasta mengenai kepercayaan bisnis.
Dollar AS berada pada level 114.73 yen pukul 8:52 pagi waktu Tokyo, ketika dollar naik 0.2% ke level 114.86. Pada 7 November lalu dollar mencapai level 115.59 yen, level tertinggi sejak November 2007 silam. Dollar berada pada level $1.2429 terhadap euro dari level 1.2421 di New York. Yen berada pada level 142.60 per euro dari level 142.66.
Dollar Australia dibeli pada level 86.31 sen AS dari level 86.22.
Kemarin Indeks Spot Dollar Bloomberg catat gain 0.3% ke level 1,094.22.


Sumber : Bloomberg

Kamis, 06 November 2014

Dolar Menguat Diikuti Minyak Memperpanjang Rebound


Rifan  Financindo Berjangka, Dolar dekati level 7 tahun tertingginya terhadap yen setelah rilis data payrolls swasta dan kemenangan Partai Republik di pemilu paruh waktu membantu indeks saham Amerika ke level tertinggi. Indeks ekuitas Australia naik diikuti minyak mentah rally, sementara emas mendekati level terendahnya sejak 2010 lalu.
Dolar AS stabil di level 114,67 yen pukul 8:55 pagi waktu Tokyo, setelah naik 1,1 % pada sesi terakhir. Kemerosotan harga biji besi mengirim Dolar Australia ke level 4 tahun terendahnya. Kontrak pada Indeks Standard & Poor 500 turun 0,1 % setelah bergabung dengan Dow Jones Industrial Average naik ke rekornya. Indeks berjangka Jepang menawar lebih tinggi di Osaka terkait Indeks S & P / ASX 200 (AS51) naik 0,1 % di Sydney. Minyak WTI di New York memperpanjang kenaikan sebesar 1,9 % kemarin, sementara emas diperdagangkan pada level $ 1,143.10 per ons setelah sebelumnya melemah sebesar 2,4 %.
ADP Research Institute mengatakan perusahaan-perusahaan AS menambahkan lebih banyak pekerja di bulan Oktober dibandingkan bulan September, menjelang rilis data payrolls bulanan dari pemerintah akhir pekan ini. Partai Republik memenangkan kendali Senat, posisi mereka untuk mengatur agenda legislatif untuk 2 tahun terakhir kepresidenan Barack Obama. Bank Sentral Eropa bertemu hari ini untuk pertama kalinya sejak Bank of Japan meningkatkan stimulus, sementara Australia melaporkan rilis data pekerjaan dan Malaysia akan meninjau tingkat suku bunga.


Sumber : Bloomberg

Selasa, 28 Oktober 2014

Spekulasi The Fed Akibatkan Dolar Menahan Penurunan Dalam 2-Hari


Rifan Financindo Berjangka,Dolar mempertahankan penurunan dalam dua hari terakhir terkait spekulasi Federal Reserve yang akan mempertahankan suku bunga pada rekor terendah untuk jangka waktu yang panjang pasca keluar dari program pembelian obligasi.
Mata uang AS menuju penurunan bulanan pertama sejak Juni lalu terhadap mata uang utama lainnya karena The Fed akan memulai pertemuan dua hari dimulai pada hari ini. Pedagang berjangka telah mendorong kembali spekulasi pada waktu kenaikan tingkat pertama sejak tahun 2006 silam, kemungkinan bergerak pada bulan Oktober tahun depan sebesar 49 persen, dari 85 persen baru-baru ini pada bulan lalu.
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang mengukur dolar AS terhadap 10 mata uang utama, stagnan dari kemarin di level 1,066.93 pukul 08:07 pagi di Tokyo, pasca dua hari turun sebesar 0,3 persen. Pada bulan ini dolar AS telah turun sebesar 0,4 persen.
Dolar syagnan pada level $ 1,2698 per euro. Dolar membeli sebesar ¥ 107,83 dari 107,82. Sementara euro diperdagangkan di level ¥ 136,94 dari level 136,91 di New York.
The Fed mengindikasikan pada pertemuan September kemarin bahwa ia berencana untuk mengakhiri program pelonggaran kuantitatif bulan ini. Rencana ini telah mempertahankan suku bunga utamanya pada nol hingga 0,25 persen sejak tahun 2008 silam.


Sumber: Bloomberg

Jumat, 17 Oktober 2014

Dolar Naik Terkait Spekulasi Pertumbuhan Ekonomi AS Melebihi Eropa & Jepang

Rifan Financindo, Dolar naik terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya terkait pertumbuhan perekonomian di AS yang diperkirakan akan melebihi Eropa dan Jepang, dan menurut spekulasi kemarin dolar turun tajam terhadap yen dalam 15 bulan terakhir.
Dolar Australia dan real Brasil naik terhadap dolar pasca Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard mengatakan fundamental perekonomian AS tetap kuat, mengirimkan obligasi lebih tinggi. Euro turun karena kekhawatiran bahwa krisis keuangan meningkat kembali di zona euro.
Dolar naik sebesar 0,4 persen ke level 106,33 yen pukul 05:00 sore di New York, pasca turun sebesar 1,7 persen kemarin, merupakan penurunan tajam sejak Juli 2013 lalu. Dolar naik sebesar 0,2 persen terhadap euro ke level $ 1,2809 per euro, sedangkan mata uang euro naik sebesar 0,2 persen ke level 136,20 yen.


Sumber: Bloomberg

Kamis, 16 Oktober 2014

Nilai Tukar Tembus Rp 12.200, "Outflow" di Pasar Obligasi Rentan Terjadi


JAKARTA, Rifan AXA Tower - Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, mengungkakan bahwa profil pembeli Surat Utang Negara (SUN) umumnya bukan bank sentral. Karena itu, SUN rentan diperjualbelikan kembali.
Menurut Handy, hal tersebut paling rentan terjadi jika nilai tukar rupiah mencapai Rp 12.200. "Kalau rupiah di atas Rp 12.200 per dollar AS, akan mendorong adanya outflow. Di September 2013 dan Oktober hitungan kita kalau rupiah melemah sampai Rp 12.200 akan ada outflow sampai Rp 10 triliunan. Ini musti kita waspadai," ujarnya di Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Handy menuturkan, jika rupiah dibiarkan melemah, bahkan sampai Rp 12.400, akan ada potensi outflow yang cukup besar di pasar obligasi. Adapun, jenis obligasi yang rentan diperjualbelikan kembali adalah obligasi bertenor pendek.
"Pada outflow 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang paling gampang keluar itu obligasi yang tenornya pendek. Artinya memang ada benarnya juga kalau investor obligasi asing banyak tenor panjang, umumnya long term investor. Sekarang tenor menengah dan panjang masih cukup dimiliki oleh asing, sehingga potensi outflow yang signifikan saat rupiah stabil mustinya terbatas. Kita lihat yang jangka pendeknya sudah keluar sekitar Rp 6 triliun," imbuh Handy.
Handy menambahkan, pihaknya sudah membuat prediksi pasar obligasi tahun depan. Menurutnya, beberapa hal yang perlu dicermati adalah kenaikan Fed Fund Rate, US Treasury yield. Kenaikan Fed Fund Rate sudah pasti meningkatkan US Treasury yield. Namun, jumlahnya tidak terlalu tinggi.
"Outlook kita, challengenya memang kemungkinan Fed Fund Rate naik dan dampak kenaikan US Treasury yield seperti apa. Secara normal, kalau Fed Fund Rate-nya naik, ya US Treasury yield-nya naik. Kenaikannya tidak akan setinggi suku bunga Fed Fund Rate. Asumsi Fed Fund Rate naik sampai 1 persen, diperkirakan US treasury yield 10 tahun juga tidak akan sampai 1 persen," ujarnya.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Dolar Turun Tajam dalam 15 Bulan Terakhir Terhadap Yen

Rifan Axa Tower, Dolar jatuh tajam dalam 15 bulan terakhir terhadap yen seiring penurunan lebih besar dari perkiraan penjualan ritel yang mendorong para pedagang untuk memangkas spekulasi Federal Reserve yang akan meningkatkan biaya pinjaman tahun depan.
Indeks Spot Dollar Bloomberg telah menurun 1,8 persen dari level empat tahun tertingginya lebih pada 3 Oktober lalu, ketika investor berspekulasi pertumbuhan yang lebih kuat daripada di Eropa dan Jepang akan mengakibatkan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi. Kedepannya menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan September turun menjadi 35 persen dan 61 persen pada Desember 2015, menjadikannya contoh pertama untuk pindah kemungkinan. Euro rebound, sehari pasca Jerman memangkas proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini dan 2015.
Dolar turun sebesar 1,1 persen ke level 105,92 yen pukul 17:00 di New York pasca turun sebesar 1,7 persen, penurunan intraday terbesar sejak Juli 2013 lalu. Mata uang AS turun sebesar 1,4 persen ke level $1,2838 per euro. Mata uang Jepang stagnan pada level 135,99 per euro.
Indeks Spot Dollar Bloomberg turun 0,7 persen ke level 1,061.00. Indeks mencapai level 1,080.05 pada 3 Oktober lalu.


Sumber: Bloomberg

Rabu, 15 Oktober 2014

Pertumbuhan Ekonomi AS Seret Dolar Menguat

Rifan Financindo, Dolar menguat terhadap mata uang utama yang berkembang pasar di tengah spekulasi ekonomi AS, yang terbesar di dunia, akan melebihi Group-of-10 negara-negara lain.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang melacak Dolar AS terhadap 10 mata uang utama, naik sebesar 0,1 persen ke level 1,069.45 pada pukul 08:52 pagi waktu Tokyo dari kemarin, sebelumnya naik sebesar 0,3 persen.
Dolar naik sebesar 0,2 persen ke level $ 1,2633 per euro, menambah reli 0,7 persen kemarin, level tertingginya sejak 3 Oktober lalu. Dollar AS naik sebesar 0,3 persen ke level 107,36 yen. Sementara Euro diperdagangkan pada level 135,65 yen dari level sebelumnya sebesar 135,51 yen di New York.
Ekonomi AS akan memperluas 2,2 persen tahun ini dan 3 persen pada tahun 2015 mendatang, menurut survei Bloomberg News. Zona euro akan tumbuh 0,8 persen dan 1,3 persen, sementara Jepang akan mendapatkan 1 persen pada 2014 dan 1,2 persen pada 2015 mendatang, menurut data yang disurvei.
Departemen Ekonomi Jerman kemarin memangkas proyeksi tahun 2014 menjadi 1,2 persen dari angka sebelumnya 1,8 persen, dan memangkas estimasi untuk tahun depan menjadi 1,3 persen dari sebelumnya sebesar 2 persen.


Sumber : Bloomberg