AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label pound. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pound. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Juni 2016

Yen Menguat Terkait Kekhawatiran Brexit Yang Menjatuhkan Pound

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Yen melonjak 1 persen terhadap dolar dan pound melemah ke level terendahnya dalam dua bulan terkait kecemasan akan potensi keluarnya Inggris dari Uni Eropa memicu permintaan untuk aset yang paling aman.
Mata uang Jepang menguat 1 persen menjadi 105,89 per dolar pada 06:24 pagi di London hari Senin ini, dan menguat terhadap 16 rekan-rekan utama. Mata uang Jepang mencapai 105,55 per dolar pada 3 Mei lalu, level terkuatnya sejak Oktober 2014. Sterling merosot ke $ 1,4159, terlemahnya sejak 18 April ldan 0,5 persen lebih rendah pada $ 1,4190, memperpanjang penurunan tiga harinya sebesar 2 persen.(mrv)

Sumber: Bloomberg

Senin, 06 Juni 2016

Pound Turun 1,1% setelah Jajak Pendapat Lebih Menyukai Brexit

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pound turun sebanyak 1,1 % setelah jajak pendapat pada akhir pekan lalu menunjukkan warga Inggris lebih menyukai keluar Uni Eropa, menakuti beberapa investor yang telah berspekulasi bahwa U.K. akan memilih untuk menetap di Uni Eropa.
Sterling melemah terhadap 16 mata uang utama setelah dua survei menunjukkan pemilih bersedia untuk memilih meninggalkan Uni Eropa daripada mereka siap untuk tinggal. Dolar AS rebound dan mata uang Australia dan Selandia Baru melemah.
Bank of England (BOE) mengatakan ketidakpastian seputar referendum sebagai tekanan pada pertumbuhan ekonomi di Inggris, sementara lembaga-lembaga internasional termasuk Dana Moneter Internasional dan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan memperingatkan kejatuhan yang mengerikan jika pemungutan suara di Inggris untuk keluar dari Uni Eropa. Federal Reserve Bank of Chicago President Charles Evans mengatakan referendum tersebut mengurangi kepercayaan dalam prospek pada saat perekonomian internasional sudah kehilangan momentum.
Pound berada 0,8 % lebih rendah di level $ 1,4399 per dolar pada pukul 09:59 pagi waktu Tokyo setelah merosot ke level $ 1,4353, yang merupakan level terendahnya sejak 16 Mei. Satu bulan volatilitas tersirat dalam pasangan mata uang pound dan dolar melonjak ke 21,4 % pada hari Senin, yang terbesar sejak Februari 2009. (knc)


Sumber: http://www.rfbnews.com/

Rabu, 01 Juni 2016

Pound Jatuh terkait Kekhawatiran Brexit dan Data Ekonomi yang Lemah

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pound jatuh untuk hari kedua terhadap dolar AS, memperpanjang penurunan terbesar dalam 10 minggu yang dipicu oleh jajak pendapat terbaru yang menunjukkan peningkatan dukungan bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada hari Selasa.
Sterling melemah untuk hari ketiga terhadap euro seiring data ekonomi Inggris yang lemah dan kekhawatiran investor atas Brexit terus membebani mata uang negara beribukota London ini. Jajak pendapat YouGov terbaru dari Handelsblatt menunjukkan dukungan untuk kedua kubu masing-masing sebesar sekitar 40 persen, sehingga semakin sulit bagi pasar untuk bertaruh dengan yakni pada hasil akhir dari referendum 23 Juni nanti.
Rilis data hari ini dari Markit Economics 'Purchasing Managers Index menunjukkan bahwa manufaktur Inggris kembali tumbuh pada bulan Mei, meskipun dalam kecepatan yang masih lemah.
Jajak pendapat ICM yang dirilis Selasa oleh Guardian menunjukkan kubu 'Leave' memimpin poling, berbeda dengan jajak pendapat sebelumnya yang menunjukkan kubu pro-Uni Eropa lebih unggul.
Pound melemah 0,3 persen ke level $ 1,4446 pada pukul 10:39 waktu London, setelah meluncur 1,1 persen pada hari Selasa, yang tercatat sebagai penurunan terbesar sejak 22 Maret lalu. Mata uang negara berbentuk kerajaan ini turun 0,5 persen ke level 77,24 pence per euro, setelah terdepresiasi 1 persen sehari sebelumnya. Indeks  volatilitas satu bulan pound terhadap dolar naik menjadi 20 persen, yang merupakan posisi tertinggi sejak 2009.(Sdm)


Sumber: http://www.rfbnews.com/