AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label the fed. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label the fed. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Desember 2016

Yellen Melihat Keuntungan Ekonomi Didorong Pasar Tenaga Kerja yang Kuat


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan keuntungan ekonomi akhirnya meningkatkan standar hidup bagi mayoritas warga Amerika karena menguatnya pasar tenaga kerja memberikan kontribusi untuk upah yang lebih tinggi.

Sambutannya terjadi kurang dari sepekan setelah para pembuat kebijakan Fed mengisyaratkan meningkatnya kepercayaan dalam pertumbuhan ekonomi AS dengan menaikkan suku bunga pinjaman acuan bank sentral sebesar seperempat persentase poin dan meningkatkan jumlah kenaikan yang hampir sama seperti yang mereka harapkan pada tahun 2017 untuk tiga dari sebelumnya dua. Yellen baik memuji pasar tenaga kerja yang kuat dan berkata tingkat akan membantu masyarakat untuk mengambil keuntungan dari peluang dunia modern.

Tingkat pengangguran bagi mereka dengan gelar sarjana atau lebih tinggi turun menjadi 2,3 persen, yang terendah sejak 2008. Sementara tingkat pengangguran secara keseluruhan di AS adalah dua kali, pada 4,6 persen, itu berada di level terendahnya dalam lebih dari sembilan tahun terakhir.

Pejabat The Fed mengatakan pekan lalu mereka mengharapkan tingkat pengangguran hanya akan menurun sedikit selama tiga tahun ke depan. Beberapa anggota Komite Pasar Terbuka Federal, bagaimanapun telah menganjurkan laju yang lebih cepat dari kenaikan suku bunga dibandingkan kekhawatiran bahwa risiko Fed memicu inflasi yang lebih tinggi jika tingkat pengangguran didorong terlalu rendah.



Kamis, 22 September 2016

Rupiah dan IHSG Kompak Menguat | PT Rifan Financindo Berjangka

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 39 poin berkat maraknya aksi beli. Aksi beli ini didorong batalnya The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini menguat. Dolar AS berada di posisi Rp 13.066 dibandingkan posisi kemarin sore Rp 13.134.

Pada perdagangan preopening, IHSG menguat 39,729 poin (0,74%) ke level 5.382,321. Sedangkan Indeks LQ45 naik 10,000 poin (1,09%) ke level 931,339.

Membuka perdagangan, Kamis (22/9/2016), IHSG melaju 52,221 poin (0,98%) ke level 5.394,813. Indeks LQ45 bertambah 12,115 poin (1,31%) ke level 933,454.

Seluruh indeks sektoral menguat pagi ini. Rata-rata penguatannya hingga lebih dari satu persen.

Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG menanjak 57,978 poin (1,09%) ke level 5.400,570. Sementara Indeks LQ45 tumbuh 11,958 poin (1,30%) ke level 933,297.

Kemarin IHSG ditutup menguat setelah di sesi I terus berada di zona merah. Sentimen positif datang dari bursa Asia.

Semalam Wall Street ditutup naik 1% lebih setelah The Fed memutuskan menahan tingkat suku bunga acuannya. Ini sesuai harapan pelaku pasar saham.

Bursa-bursa regional pun menyambut positif langkah The Fed ini dengan kompak menguat. Pasar saham Jepang hari ini tutup menyambut Autumnal Equinox Day.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
Indeks Hang Seng melonjak 275,12 poin (1,16%) ke level 23.945,02.
Indeks Komposit Shanghai menguat 18,05 poin (0,60%) ke level 3.043,93.
Indeks Straits Times naik 18,38 poin (0,64%) ke level 2.869,12.


Rifan Financindo Berjangka

Rabu, 15 Juni 2016

Saham Jepang Naik untuk Pertama Kalinya di Lima Hari Jelang BOJ, Fed


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Saham di Tokyo naik untuk pertama kalinya dalam lima hari karena yen melemah didukung eksportir jelang pertemuan bank sentral di AS dan Jepang.

Indeks Topix naik 0,9% menjadi 1,282.69 pada istirahat perdagangan di Tokyo, membalikkan penurunan di sesi pagi sebanyak 0,6%, karena investor menunggu Federal Reserve dan tinjauan kebijakan Bank Of Jepang pekan ini. Yen melemah 0,1% terhadap dolar setelah tiga hari gain di tengah kekhawatiran U.K. akan memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum 23 Juni.

Sementara pedagang peluang nol atas kenaikan suku bunga The Fed pada hari Kamis, investor tetap terbagi atas apakah BOJ akan menambah stimulus. Dua puluh delapan persen dari 40 ekonom yang disurvei Bloomberg memproyeksikan perubahan dari BOJ paling cepat 16 Juni, sementara 55% perkiraan pelonggaran lebih pada 29 Juli.(yds)



Sumber: Bloomberg

Senin, 13 Juni 2016

Emas Dekati Tertinggi Tiga Pekan Pada Risiko Brexit Serta Rapat The Fed


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Emas diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan terakhir karena ketidakpastian atas potensi risiko jika Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa dan karena trader memberikan peluang nol dari Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini.

Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan pada $ 1,273.29 per ons pada 9:17 pagi di Singapura setelah naik ke $ 1,278.50, tertinggi sejak 18 Mei, menurut harga Bloomberg.

Reli emas telah kembali medapatkan momentum terkait kemungkinan turbulensi lebih lanjut di pasar sehingga meningkatkan permintaan untuk aset haven. Logam ini naik 20% pada tahun 2016 terkait harapan mengurangi The Fed untuk menaikkan suku bunga pinjaman pada pertemuan yang berakhir 15 Juni menguntungkan emas, yang tidak membayar bunga. Pemungutan suara untuk Brexit pada 23 Juni bisa mendorong harga ke $ 1.400, analis di Capital Economics Ltd mengatakan dalam laporan Jumat.(yds)



Sumber : Bloomberg

Jumat, 10 Juni 2016

Saham Jepang Dibuka Turun Seiring Investor Menunggu Rapat BOJ & Fed


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Saham di Tokyo turun diiringi pelemahan dalam produsen komoditas setelah harga minyak merosot, sementara para investor menunggu pertemuan bank sentral dari AS dan Jepang pada pekan depan.
Indeks Topix turun 0,3 % ke level 1,333,48 pada pukul 9:03 pagi waktu Tokyo, dengan indeks acuan menuju penurunan mingguan sebesar 0,3 %. Sementara itu, Yen diperdagangkan pada level 107,05 per dolar. Mata uang Jepang menguat ke level 106,26 per dolar pada hari Kamis. Kemarin, saham AS jatuh untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir, dengan Indeks S&P 500 melemah dari level 10-bulan tertinggi, sedangkan minyak mentah membukukan penurunan terbesar sejak 9 Mei lalu.
Bank of Japan (BOJ) akan memutuskan kebijakan moneter pada 16 Juni mendatang, sehari setelah pertemuan Federal Reserve, sementara U.K. akan memilih apakah akan tetap di Uni Eropa pada 23 Juni nanti.
Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4 % ke level 16,577.86. Kontrak pada Indeks S&P 500 merosot 0,1 % setelah indeks yang mendasari lebih rendah 0,2 % pada hari Kamis. Harga minyak menurun dari 10 bulan tertinggi di New York karena penguatan dolar didorong oleh pengetatan pasokan global. (knc)


Sumber : Bloomberg

Kamis, 09 Juni 2016

Saham Jepang Dibuka Melemah Menjelang Keputusan BOJ & The Fed

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Saham-saham di Tokyo turun diiringi penguatan yen yang dapat membebani eksportir, sementara investor menunggu keputusan bank sentral dari Jepang dan AS.
Indeks Topix turun 0,5 % ke level 1,344.76 pada pukul 09:04 pagi waktu Tokyo. Volume pada indeks acaun sebesar 8 % di bawah rata-rata 30-hari intraday menjelang keputusan kebijakan moneter oleh Bank of Japan (BOJ) dan Federal Reserve minggu depan, serta referendum U.K. pada tanggal 23 Juni tentang apakah Inggris akan tetap berada di Uni Eropa. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,5 % ke level 16,749.82. Sementara itu, Yen menguat 0,2 % ke level 106,80 per dolar setelah lebih tinggi 0,4 % pada hari Rabu.


Rata-rata volume perdagangan saham Jepang telah merosot sejak awal Mei. 30-hari rata-rata bergerak dari volume pada Indeks Topix jatuh ke sekitar 2,1 miliar saham pada hari Rabu, yang terendah sejak awal Januari lalu. (knc)



Sumber : http://www.rfbnews.com/

Selasa, 07 Juni 2016

Emas Berjangka Naik seiring Taruhan Fed akan Tunda Kenaikan Suku Bunga Meningkat

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Akhirnya, emas ditutup dengan gain beruntun pertama dalam hampir tiga minggu menyusul investor mempertimbangkan kembali pembacaan hawkish awal pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen.
Yellen menyebut penambahan kenaikan bertahap suku bunga pas untuk dilakukan tanpa menentukan waktu yang tepat untuk tindakan tersebut, sehingga mengirim harga emas berayun. Komentar nya, dalam teks yang disiapkan untuk pidato hari Senin, kurang spesifik daripada pernyataan sebelumnya dalam menggambarkan kapan dia pikir Fed harus menaikkan suku bunga lagi. Pada tanggal 27 Mei, katanya, kemungkinan kenaikan akan pas untuk dilakukan pada "bulan-bulan mendatang."
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus menguat 0,4 persen untuk menetap di level $ 1,247.40 per ounce pada pukul 1:40 siang waktu New York di Comex, memperpanjang kenaikan 2,5 persen Jumat lalu. Hal itu membuat kenaikan tahun ini menjadi 18 persen.
Harga meraih lonjakan terbesar dalam 11 minggu pada hari Jumat, setelah AS menambahkan pekerja dengan jumlah terkecil dalam hampir enam tahun, meningkatkan keraguan bahwa ekonomi cukup kuat untuk menahan kebijakan moneter yang lebih ketat. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik investasi logam mulia seiring kertidakmampuan logam ini menawarkan imbal hasil atau dividen.
Pedagang memberikan probabilitas 2 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bulan ini, dibandingkan dengan 30 persen seminggu sebelumnya, Fed Fund futures menunjukkan.
Kepemilikan di exchange-traded funds yang didukung emas naik 6,2 metrik ton menjadi 1,858.2 ton pada hari Jumat, dan tercatat sebagai tingkat tertinggi sejak November 2013, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan. (Sdm)


Sumber: http://www.rfbnews.com/

Senin, 30 Mei 2016

Jika Bunga The Fed Naik, Dolar AS Bisa Makin Perkasa

Jika Bunga The Fed Naik, Dolar AS Bisa Makin Perkasa
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah berada pada tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak pekan lalu. Dimungkinkan dolar AS bisa kembali mencapai level Rp 14.000.

"Bisa (sampai ke Rp 14.000). Tapi tidak lama karena ini lebih berkaitan dengan persepsi," ungkap Ekonom Kenta Institut Eric Sugandi kepada detikFinance,Senin (30/5/2016).

Pelemahan rupiah terjadi karena isu utama dari eksternal, yaitu pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen terkait dengan rencana kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Ini menimbulkan persepsi baru bagi investir dan membawa dan kembali ke AS.

"Tekanan yang datang dari faktor persepsi biasanya short-live," tegasnya.

Eric menuturkan bahwa dolar AS akan bergerak cukup lama nantinya pada level Rp 13.800, sampai akhirnya The Fed memberikan kepastian soal kenaikan suku bunga pada Juni-Juli mendatang.

"Sebelum sentuh Rp 14.000, market akan tes Rp 13.800 dulu. Kalau rupiah tidak sanggup bertahan di Rp 13.800, next yang akan dilihat market adalah Rp 14.000," papar Eric.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menambahkan pergerakan rupiah akan berada pada kisaran Rp 13.400 - Rp 14.000/dolar AS sampai dengan akhir tahun. David menilai kisaran tersebut masih dalam batas yang wajar.

"Saya melihat rupiah akan bergerak antara Rp 13.400 - 14.000. Itu nggak masalah," jelas David kepadadetikFinance.

Rupiah diperlukan pada rentang tersebut untuk mempertahankan peningkatan ekspor dan mendorong neraca perdagangan tetap dalam jalur surplus. Bila rupiah terlalu perkasa tentunya menurunkan harga jual barang untuk diekspor.

"Rupiah kan juga tidak diinginkan terlalu kuat, sebab itu akan mempengaruhi ekspor," terang David.


Sumber: http://finance.detik.com/

Jumat, 20 Mei 2016

The Fed Mau Naikkan Suku Bunga, Wall Street Lesu

The Fed Mau Naikkan Suku Bunga, Wall Street Lesu
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup turun pada perdagangan Kamis. Ini karena kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) pada Juni.

Indeks Dow Jones ditutup turun 91,42 poin (0,52%) ke 17.435,2. Indeks S&P 500 turun 7,61 poin (0,37%) ke 2.040,02. Lalu indeks Nasdaq Composite turun 26,59 poin (0,56%) ke 4.712,53.

Rencana kenaikan suku bunga acuan ini membuat doalr AS menguat, sementara harga minyak dan komoditas lain tertekan. Investor mengalihkan investasinya ke dolar AS.

Pasar keuangan di seluruh dunia melakukan penyesuaian terhadap rencana The Fed tersebut.

"The Fed tampaknya berpikir ekonomi sedikit lebih menguat dibandingkan beberapa analisa pelaku pasar," kata Analis, Bruce McCain, dilansir dariReuters, Jumat (20/5/2016).

Indeks Dow Jones dan S&P 500 menyentuh titik terendahnya dalam 2 bulan terakhir.

Dolar AS menguat 0,3% dari sejumlah mata uang utama di dunia. Bahkan sempat menyentuh tingkat tertingginya sejak akhir Maret. Sementara harga minyak tak bergerak.


Sumber: http://finance.detik.com/

Rabu, 30 Maret 2016

Bunga The Fed Tidak Jadi Naik, Dolar AS Melemah ke Rp 13.325

Bunga The Fed Tidak Jadi Naik, Dolar AS Melemah ke Rp 13.325
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah mulai melemah, setelah adanya indikasi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed tidak akan menaikkan tingkat bunganya bulan depan.

Berdasarkan data perdagangan Reuters, Rabu (30/3/2016), dolar AS pagi ini dibuka di Rp 13.325, dibandingkan posisi sore kemarin di Rp 13.385.

Kemarin, dolar AS sempat melonjak ke level tertingginya di Rp 13.424.

Setelah dibuka melemah, dolar AS mencoba bergerak naik ke level tertingginya pagi ini di Rp 13.365. Namun, penguatan dolar AS tak bertahan lama. Mata uang Paman Sam tersebut kembali melemah dan menyentuh level Rp 13.355. 

Analis First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan, tadi malam Gubernur The Fed Janet Yellen menyampaikan pidatonya di depan klub ekonom New York yang mengindikasikan The Fed akan berhati-hati dalam menyesuaikan tingkat bunga Fed Fund Rate (FFR). 

Yellen masih mengkhawatirkan perlambatan ekonomi global akan berdampak pada target pertumbuhan ekonomi negara adidaya tersebut.

Rendahnya risiko pasar global setelah adanya indikasi The Fed tidak akan menaikkan tingkat bunganya bulan depan akan mempengaruhi perdagangan saham hari ini. 

Dolar AS yang kembali melemah akan berdampak positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah.


Sumber: 

Wall Street Melesat Tinggi Pasca Komentar The Fed

Wall Street Melesat Tinggi Pasca Komentar The Fed
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pasar saham Wall Street melesat tinggi pasca komentar Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen soal suku bunga Amerika Serikat (AS). Indeks S&P 500 menyentuh titik tertingginya tahun ini.

Yellen menyatakan bank sentral AS masih berhati-hati dalam memutuskan kebijakan baru, termasuk juga dalam mengubah tingkat suku bunga acuannya.

Menurut Yellen, risiko pasar global masih tinggi gara-gara ketidakpastian ekonomi China dan harga minyak yang masih rendah. Komentar tersebut cukup membuat saham-saham melonjak.

"Beberapa pejabat The Fed sebelumnya sudah memberikan komentar yang menyinggung kenaikan suku bunga. Banyak pelaku pasar yang mengharapkan komentar sama dari Yellen, tapi yang terjadi sebaliknya," kata Omer Esiner, Kepala Riset dari Commonwealth Foreign Exchange, seperti dikutip Reuters, Rabu (30/3/2016).

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 0,56% ke level 17.633,11. Sementara S&P 500 menanjak 17,96 poin ke level 2.055.01 dan Indeks Komposit Nasdaq melaju 1,67% ke level 4.846,62.


Sumber: http://finance.detik.com/

Selasa, 29 Maret 2016

Tunggu Kenaikan Bunga The Fed, Dolar AS Melesat ke Rp 13.360

Tunggu Kenaikan Bunga The Fed, Dolar AS Melesat ke Rp 13.360 

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus menanjak. Meski dibuka melemah, dolar AS langsung melesat lagi.

Berdasarkan data perdagangan Reuters, Selasa (29/3/2016), dolar AS pagi ini dibuka di Rp 13.316, dibandingkan posisi sore kemarin di Rp 13.330.

Tak berselang lama, mata uang Paman Sam tersebut meroket ke level Rp 13.355. Penguatan dolar AS tak sampai di situ. Hingga pukul 09.36 WIB, dolar AS terus bergerak naik hingga ke level tertingginya pagi ini di Rp 13.360.

Analis First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan, pasar saat ini tengah menanti komentar Gubernur bank sentral AS Janet Yellen Selasa ini untuk mendapatkan sinyal rencana kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate (FFR).


Sumber: http://finance.detik.com/

Kamis, 24 Maret 2016

Bunga The Fed Diproyeksi Naik, Dolar AS Menguat ke Rp 13.255

Bunga The Fed Diproyeksi Naik, Dolar AS Menguat ke Rp 13.255
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah mulai menguat kembali, setelah adanya spekulasi terkait bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang diproyeksi bakal menaikkan tingkat suku bunganya pada April mendatang. 

Berdasarkan data perdagangan Reuters, Kamis (24/3/2016), dolar AS pagi ini dibuka naik ke Rp 13.201, dibandingkan posisi sore kemarin di Rp 13.175.

Mata uang Paman Sam tersebut terus bergerak naik hingga mencapai level tertingginya pagi ini di Rp 13.255.

Perlahan, dolar AS bergerak turun, namun tetap dalam posisi tinggi. Hingga pukul 09.30 WIB, dolar AS bergerak di Rp 13.245.

Analis First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan, spekulasi pasar terkait kenaikan tingkat bunga AS kemungkinan terjadi di April mendatang memicu penguatan dolar AS dan koreksi di harga minyak mentah. The MSCI Asia Pacific kemarin sore koreksi 0,9%.

Penguatan dolar AS dipicu komentar penjabat The Fed yang memberikan sinyal The Fed kemungkinan akan menaikkan bunga di April mendatang.


Sumber: http://finance.detik.com/

Jumat, 18 Maret 2016

Naik 5%, Harga Minyak Sentuh Titik Tertinggi

Naik 5%, Harga Minyak Sentuh Titik Tertinggi
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia menyentuh tingkat tertingginya di 2016 pada perdagangan Kamis waktu New York, Amerika Serikat (AS). Naik 5%, harga minyak kembali menembus US$ 40/barel. 

Kondisi ini didorong oleh optimisme pelaku pasar, bahwa produsen minyak utama dunia akan menahan laju produksinya ke tingkat yang sama di Januari 2016. Kesepakatan penahanan produksi ini diprediksi terjadi bulan depan.

Pelemahan dolar AS setelah Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuannya, juga ikut mendorong kenaikan harga minyak dunia.

Pemimpin OPEC, Arab Saudi beserta produsen minyak non OPEC, Rusia, dijadwalkan akan bertemu pada 17 April 2016 di Doha, Qatar, untuk membicarakan penahanan laju produksi mereka.

"Ada kemungkinan kontrol suplai akan diputuskan dalam pertemuan tersebut. Mengasumsikan itu terjadi, pelaku pasar melakukan antisipasi," kata Analis, Pete Donovan, dilansir dari Reuters, Jumat (18/3/2016).

Pada Kamis, harga kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) produksi AS naik US$ 1,74/barel (4,5%) ke US$ 40,2/barel. Sebelumnya sempat menyentuh tingkat tertinggi di tahun ini, yaitu US$ 40,26/barel.

Minyak jenis Brent, harganya naik US$ 1,21/barel menjadi US$ 41,54/barel, dan sempat menyentuh tingkat tertingginya di tahun ini, yaitu US$ 41,6/barel.


Sumber: http://finance.detik.com/

Kamis, 17 Maret 2016

The Fed Tahan Suku Bunga, Dolar AS Melemah ke Rp 13.071

The Fed Tahan Suku Bunga, Dolar AS Melemah ke Rp 13.071
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Fluktuasi mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhdap rupiah masih terus terjadi. Pagi ini, mata uang Paman Sam bergerak melemah, bersamaan dengan keputusan FOMC (Rapat Dewan Gubernur The Fed) untuk menahan tingkat suku bunganya.

Berdasarkan data perdagangan Reuters, Kamis (17/3/2016), dolar AS pagi ini bergerak melemah ke Rp 13.071, dibandingkan posisi sore kemarin di Rp 13.237.

Dolar AS mencoba menguat dan bergerak naik hingga ke level tertingginya di Rp 13.167 pagi ini.

Perlahan, dolar AS kembali melemah. Hingga pukul 09.26 WIB, mata uang Paman Sam tersebut bergerak ke Rp 13.155.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, pertemuan FOMC tadi malam selain menahan tingkat bunga, juga menurunkan perkiraan kenaikan tingkat bunga tahun ini dari sebelumnya empat kali menjadi dua kali.

The Fed juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini dari 2,4% menjadi 2,2% menyusul masih lemahnya prospek pertumbuhan ekonomi global.

The Fed menahan tingkat bunganya dan data cadangan minyak mentah AS pekan lalu naik 1,3 juta barel atau setengah dari estimasi pasar sebelumnya 3,4 juta barel.


Sumber: http://finance.detik.com/

Wall Street Positif Usai Pengumuman The Fed

Wall Street Positif Usai Pengumuman The Fed
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS), ditutup positif pada perdagangan Rabu. Setelah pengumuman dari Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan, dan memberi sinyal akan ada kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

The Fed mengindikasikan, pertumbuhan ekonomi AS akan moderat, dan lapangan kerja akan tumbuh. Dalam proyeksi barunya, The Fed memberi sinyal adanya kenaikan suku bunga acuan beberapa kali hingga akhir tahun ini.

Meski begitu, ekonomi AS tetap menghadapi risiko dari ketidakpastian perekonomian global. "Komite menilai, cukup pruden untuk bertahan dalam stance kebijakan yang sekarang," kata Gubernur The Fed, Janet Yellen, dilansir dari Reuters, Kamis (17/3/2016).

Usai pengumuman ini, indeks Dow Jones ditutup naik 74,23 poin (0,43%) ke 17.325,76. Indeks S&P 500 naik 11,29 poin (0,56%) ke 2.027,22. Sementara indeks Nasdaq naik 35,3 poim (0,75%) ke 4.763,97.

Ada sekitar 7,6 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di bawah rata-rata harian sebanyak 8,1 miliar lembar saham.


Sumber: http://finance.detik.com/

Wall Street Positif Usai Pengumuman The Fed

Wall Street Positif Usai Pengumuman The Fed
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS), ditutup positif pada perdagangan Rabu. Setelah pengumuman dari Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan, dan memberi sinyal akan ada kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

The Fed mengindikasikan, pertumbuhan ekonomi AS akan moderat, dan lapangan kerja akan tumbuh. Dalam proyeksi barunya, The Fed memberi sinyal adanya kenaikan suku bunga acuan beberapa kali hingga akhir tahun ini.

Meski begitu, ekonomi AS tetap menghadapi risiko dari ketidakpastian perekonomian global. "Komite menilai, cukup pruden untuk bertahan dalam stance kebijakan yang sekarang," kata Gubernur The Fed, Janet Yellen, dilansir dari Reuters, Kamis (17/3/2016).

Usai pengumuman ini, indeks Dow Jones ditutup naik 74,23 poin (0,43%) ke 17.325,76. Indeks S&P 500 naik 11,29 poin (0,56%) ke 2.027,22. Sementara indeks Nasdaq naik 35,3 poim (0,75%) ke 4.763,97.

Ada sekitar 7,6 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di bawah rata-rata harian sebanyak 8,1 miliar lembar saham.


Sumber: http://finance.detik.com/

Kamis, 28 Januari 2016

Waspada Gejolak Ekonomi Global, The Fed Tahan Suku Bunga

Waspada Gejolak Ekonomi Global, The Fed Tahan Suku Bunga
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bank sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan, pada pertemuan semalam atau Rabu waktu setempat. Keputusan ini diambil melihat kondisi ekonomi dan keuangan terkini.

Langkah The Fed menimbulkan aksi jual di bursa saham Wall Street, yang akhirnya ditutup turun tajam.

Keputusan The Fed ini memang ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar modal. Para investor saham menunggu apa yang akan dilakukan The Fed di tengah kejatuhan pasar saham dunia, dan perlambatan ekonomi dunia yang akan mempengaruhi perekonomian AS.

Para pengambil kebijakan di The Fed mengatakan, perekonomian AS masih tetap di jalurnya dengan pertumbuhan yang moderat, dan masih kuatnya penyerapan tenaga kerja, meski suku bunga dinaikkan secara gradual. Namun ada gejolak ekonomi global yang harus diwaspadai.

"Anggota komite memonitor ketat perkembangan ekonomi global dan sektor keuangan, serta bagaimana pengaruhnya ke pasar tenaga kerja dan inflasi," demikain pernyataan The Fed, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (28/1/2016).

The Fed memang mewaspadai dengan serius, risiko gejolak ekonomi global. Bahkan disebutkan bahwa sejumlah anggota komite The Fed makin khawatir dengan kondisi ekonomi dunia terkini.

Sejumlah bankir di Wall Street memprediksi, The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 3 kali di tahun ini, dan akan dilakukan setiap kuartal.


Sumber: http://finance.detik.com/

Rabu, 16 Desember 2015

Wall Street Menguat Jelang Pertemuan The Fed

Wall Street Menguat Jelang Pertemuan The Fed
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pasar saham Wall Street naik cukup tinggi didorong penguatan saham-saham energi dan finansial. Penguatan ini terjadi jelang pertemuan The Federal Reserve (The Fed).

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/12/2015), bank sentral AS itu akan menggelar pertemuan pada Rabu 16 hingga Kamis 17 Desember 2015 dengan salah satu agenda menaikkan suku bunga yang hampir satu dekade ditahan di posisi nyaris nol.

Pelaku pasar di seluruh dunia sedang bersiap-siap menanti pidato dari Gubernur The Fed Janet Yellen setelah pertemuan berakhir.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones menguat 156,67 poin (0,9%) ke level 17.525,17, Indeks S&P 500 melonjak 21,45 poin (1,06%) ke level 2.043,39 dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 43,13 poin (0,87%) ke level 4.995,36.

Sumber: finance.detik.com

Kamis, 29 Oktober 2015

Isu Naiknya Bunga The Fed Muncul Lagi, Wall Street Melonjak

Isu Naiknya Bunga The Fed Muncul Lagi, Wall Street Melonjak
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pasar saham Wall Street melonjak tinggi setelah hasil pertemuan dua hari The Federal Reserve (The Fed) memberi sinyal masih ada kemungkinan suku bunga Amerika Serikat (AS) naik di akhir tahun ini.

Indeks sektor finansial di S&P 500, yang akan dapat imbas positif dari naiknya suku bunga, langsung melesat setelah pernyataan dari The Fed tersebut. Melompat hingga 2,4%.

Indeks perbankan di Nasdaq juga melonjak hingga 4,1%. The Fed sudah membiarkan suku bunga AS rendah selama hampir satu dekade.

Pertemuan kemarin memberi sinyal bahwa The Fed belum menghilangkan rencana kenaikan suku bunga setelah batal dilakukan September lalu.

"Awalnya saham-saham ini banyak yang turun. Tapi The Fed memberikan kepercayaan yang tinggi akan ekonomi AS di tengah lesunya ekonomi global," kata Michael Marrale, kepala riset, penjualan, dan perdagangan dari ITG di New York, seperti dikutip Reuters, Kamis (29/10/2015).

Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones melonjak 198,09 poin (1,13%) ke level 17.779,52, Indeks S&P 500 bertambah 24,46 poin (1,18%) ke level 2.090,35. Indeks Komposit Nasdaq melaju 65,55 poin (1,3%) ke level 5.095,69.

Sumber: http://finance.detik.com/