AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label harga minya mentah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label harga minya mentah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Februari 2016

Minyak Lompat 8%, Dow Jones Naik 1% Lebih

Minyak Lompat 8%, Dow Jones Naik 1% Lebih
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) bergerak mixed. Indeks Dow Jones naik 1%. Ini lebih berkat lompatan harga minyak, yang mendorong kenaikan harga saham di sektor energi.

Namun indeks Nasdaq yang banyak berisi saham teknologi, bergerak menurun. Kenaikan harga minyak terjadi akibat pelemahan dolar AS yang terjadi.

Harga minyak produksi AS naik US$ 2,4/barel atau 8% ke US$ 32,28/barel. Sementara minyak jenis Brent, harganya naik US$ 2,32/barel (7,1%) ke US$ 35,04/barel.

"Yang menjadi kunci pergerakan bursa saham hari ini adalah harga komoditas dan dolar. Itu yang menjadi penggerak arah pasar saham," kata Analis, Walter Todd dilansir dari Reuters, Kamis (4/2/2016).

Saham induk Google, yaitu Alphabet, turun 4% ke US$ 749,38. Ini menjadikannya kembali di bawah Apple nilai kapitalisasi pasarnya.

Pada perdagangan Rabu, indeks Dow Jone naik 183,12 poin (1,13%) ke 16.336,66. Indeks S&P 500 naik 9,5 poin (0,5%) ke 1.912,53. Sementara indeks Nasdaq turun 12,71 poin (0,28%) ke 4.504,24.

Ada sekitar 10,2 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di atas rata-rata transaksi harian yaitu 9,2 miliar lembar saham dalam 20 hari terakhir.


Sumber: http://finance.detik.com/

Rabu, 13 Januari 2016

Minyak Makin Murah, Harganya Tembus ke Bawah US$ 30/Barel

Minyak Makin Murah, Harganya Tembus ke Bawah US$ 30/Barel
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Untuk pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir, harga minyak produksi Amerika Serikat (AS), yaitu West Texas Intermediate (WTI) menembus ke bawah US$ 30/barel.Kondisi makin menyakitkan bagi negara yang pendapatannya mengandalkan minyak, dan juga perusahaan-perusahaan minyak besar.
Melimpahnya pasokan, dan melemahnya permintaan minyak dari China membuat harga minyak mentah jatuh. China merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia.
Sejumlah analis memperkirakan harga minyak akan turun ke US$ 20/barel, bahkan ada yang lebih pesimistis, yaitu turun ke US$ 10/barel. Belum ada yang bisa menganalisa berapa batas bawah harga minyak.
Dilansir dari Reuters, Rabu (13/1/2016), minyak WTI menyentuh US$ 29,93/barel, atau yang terendah sejak Desember 2003. Ini terjadi pada Selasa waktu AS, atau Rabu dini hari tadi.
Murahnya harga minyak akan menguntungkan masyarakat, karena harga bensin akan makin murah. Meski produsen minyak mengalami rugi besar.
 
 
Sumber: http://finance.detik.com/

Selasa, 29 September 2015

Minyak Mentah Anjlok Hampir 3%

\Minyak Mentah Anjlok Hampir 3%\
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak mentah turun hampir 3 persen, tertekan oleh jatuh ekuitas di Wall Street dan data ekonomi China yang lemah. Meski demikian, penurunan stok minyak mentah di penyimpanan Amerika Serikat (AS) berhasil membatasi kerugian.
Rencana kenaikan suku bunga AS setelah hampir satu dekade ditahan, telah memberikan volatilitas pada harga minyak, yang telah berayun hingga 8 persen dalam sehari bulan lalu.
"Minyak mulai mundur karena risk aversion kembali mengalami peningkatan. Ada atmosphere malapetaka dan kesuraman pada harga minyak," kata direktur riset komoditas di ClipperData, Matt Smith, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (29/9/2015).
Minyak mentah Brent, LCOc1, turun USD1,26 atau 2,6 persen menjadi USD47,34 per barel. Sementara minyak mentah patokan Amerika, West Texas Intermediate (WTI), CLc1, turun USD1,27 atau 2,8 persen pada USD44,43 per barel.
Kelebihan pasokan minyak terjadi karena permintaan energi di negara dengan perekonomian nomor dua terbesar di dunia, China, mengalami pelambatan. Selain itu, pasar Asia dan negara berkembang lainnya telah dibelah dua harga minyak mentah selama setahun terakhir.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Jumat, 24 April 2015

Harga Minyak Kembali Melonjak Dipicu Serangan Arab Saudi

ilustrasi-SPBU-aji-140822-5
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak global naik karena koalisi yang dipimpin Arab Saudi memperpanjang serangan udara di Yaman, memicu kekhawatiran baru tentang pasokan Timur Tengah yang kaya minyak.
Seperti dilansir AFP, Jumat (24/4/2015), patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 1,58 dolar AS menjadi ditutup pada 57,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan global, melompat 2,12 dolar AS menjadi menetap pada 64,85 dolar AS per barel di perdagangan London.
"Pasar mungkin menarik dukungan dari dimulainya kembali serangan udara Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi di Yaman, karena meningkatnya risiko geopolitik membantu mengimbangi data PMI (indeks pembelian manajer) yang lebih lemah dari perkiraan dari Tiongkok dan zona euro," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Aliansi regional yang dipimpin Saudi pada Selasa menyatakan telah mengakhiri serangan udara terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran dan sekutu mereka, tetapi berjanji tetap memukul mereka dengan bom yang ditargetkan bila diperlukan.
Yaman bukan negara penghasil minyak utama, tetapi pantainya yang membentuk satu sisi Selat Bab el-Mandeb, merupakan pintu masuk strategis penting ke Laut Merah yang mengirimkan sekitar 4,7 juta barel minyak setiap hari di kapal-kapal menuju ke atau dari Terusan Suez.
"Peningkatan ketidakstabilan di sekitar Bab el-Mandeb bisa menahan kapal-kapal tanker di Teluk Persia untuk mencapai Terusan Suez atau Sumed Pipeline, mengalihkan mereka ke sekitar ujung selatan Afrika, menambah waktu transit dan biaya," Departemen Energi AS memperingatkan dalam sebuah laporan, Kamis.
"Selain itu, arus minyak ke selatan Eropa dan Afrika Utara bisa tidak lagi mengambil rute langsung ke pasar Asia melalui Terusan Suez dan kemudian ke Bab el-Mandeb."
Evans mengatakan WTI tertinggal dari Brent karena masih di bawah tekanan kenaikan persediaan minyak mentah AS untuk pekan ke-15 berturut-turut, ke rekor 489.000 barel untuk kali tahun ini.

Sumber: http://economy.okezone.com/