AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label banjir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label banjir. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Februari 2018

Permukiman Terendam 125 Cm, Begini Kondisi Banjir di Kampung Melayu | PT RFB

Jakarta, RifanFinancindoBanjir melanda sejumlah titik permukiman warga di wilayah Jakarta Timur, salah satunya Kampung Melayu. Ketinggian air siang ini mencapai 70-125 cm.

detikcom memantau banjir di wilayah RT 013 RW 004 Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (5/2/2018) pukul 14.10 WIB. Luapan air Sungai Ciliwung merendam permukiman warga.

Air kotor berwarna cokelat menggenangi permukiman warga. Tampak aneka perabotan warga di lantai dasar rumah sudah basah terendam air. Warga menyelamatkan diri dan barang-barang berharga ke lantai 2 rumah. 

Makin ke dalam permukiman, ketinggian air yang semula sekitar 50 cm naik hingga sekitar 125 cm.

Ketua RT 013 RW 004 Sanusi mengatakan ketinggian air terus naik. Dia menyebut di titik dalam permukiman warga dekat kali, ketinggian air ada yang mencapai 170 cm.

"Warga masih bertahan di lantai 2," kata Sanusi saat ditanya soal warga yang mengungsi. Dia menyebut hanya ada 1 orang lansia yang sudah diungsikan ke tempat aman.

"(Lokasi pengungsian, red) udah disiapin di Puskesmas Jatinegara, Kelurahan Kampung Melayu, sekolahan," ucapnya.


sumber: detik


Baca juga:

Rabu, 29 November 2017

Hujan Deras Kembali Melanda Kota Yogyakarta Siang Ini | PT RFB

Jakarta, RifanFinancindoSetelah sempat mereda pada pagi hingga siang ini, hujan deras kembali turun di Kota Yogyakarta. Kali ini hujan disertai dengan angin.

Pantauan detikcom, Rabu (29/11/2017), sekitar pukul sejak 09.00 WIB hingga 12.00 WIB hujan tidak lagi deras. Hanya gerimis dan sesekali berhenti. Sinar matahari juga telah mulai terlihat sejak kemarin yang seharian gelap tertutup mendung. 

Namun pada pukul 12.30 WIB siang ini, hujan deras kembali turun di Kota Yogyakarta. Hembusan angin juga ikut menyertai. 

Pengendara motor tampak memilih berhenti dan berteduh. 

Sebelumnya BMKG Yogyakarta telah memprediksi cuaca ekstrem terjadi di Yogyakarta sejak dua hari lalu. Peringatan dini cuaca diberlakukan hingga hari ini. 

"Peringatan dini cuaca ekstrem berlaku mulai tanggal 27-29 November 2017 di wilayah DIY," ujar Kepala Operasional Stasiun Klimatologi BMKG DIY Djoko Budiono kepada detikcom, Selasa (28/11).

Djoko menjelaskan potensi cuaca ekstrem di sekitar wilayah DIY disebabkan oleh munculnya Badai Cempaka di perairan selatan Jawa. 

"(Badai Cempaka) Mengakibatkan beberapa potensi cuaca ekstrem di sekitar wilayah D.I. Yogyakarta antara lain Potensi hujan lebat hingga ekstrem di wilayah Sebagian besar Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta. Sagian besar Kabupaten Kulon Progo, Bantul bagian selatan dan sebagian besar Kabupaten Gunung Kidul," ulasnya. 


sumber: detik


Baca juga:

Kamis, 03 November 2016

Bocah Bantar Sungai Ciliwung Ikut Ceria | PT Rifan Financindo Berjangka


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Ismania (10) bergegas masuk ke ”lapangan hijau”. Lincah kaki siswi kelas V SD itu merebut bola dari penguasaan temannya yang mayoritas laki-laki. Di bantaran yang menjadi penjaga Sungai Ciliwung itu, para bocah ini mendapatkan tempat bermain. 
Berlokasi di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, anak-anak itu bermain sekehendak hati meskipun tetap menjaga agar tak mencederai teman. Satu tujuan mereka, memasukkan bola ke gawang. Ada yang asal tendang, ada yang memang lincah mengendalikan bola, tetapi ada juga yang asal ikut merebut bola seperti Ismania.

”Namanya juga mainan,” kata Ismania sambil tertawa dan ngeloyor keluar arena permainan bola yang hanya berukuran seperempat dari lapangan futsal, akhir Agustus lalu.

Keceriaan anak-anak ini membuat penonton sesaat lupa bahwa kejadian itu berlangsung di Jakarta. Apalagi di kanan dan kiri, bahkan bantaran di seberangnya, masih hijau oleh pepohonan. Area bantaran pun terjaga dari hunian, dengan lebar 8 meter sampai 10 meter.

Sebelumnya, tempat bermain itu adalah tempat penimbunan sampah liar. Sejak petugas kebersihan Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta digerakkan tiga tahun lalu, tempat itu dibersihkan dari timbunan sampah dan alang-alang sehingga menjadi ruang terbuka untuk bermain anak-anak.

Tempat bermain itu juga dikelilingi jaring untuk menahan bola agar tak tercebur ke sungai. Anak-anak tak perlu mengejar bola ke sungai karena berbahaya bagi keselamatan mereka. Di sekitar lapangan bola mini itu juga terpasang perosotan dan ayunan. Beberapa komponen seperti tiang penyangga ayunan, terbuat dari barang bekas, termasuk dari sampah Sungai Ciliwung yang diangkut petugas kebersihan.

Ironi bantaran

Untuk menjangkau bantaran di Pejaten Timur itu tak mudah. Aksesnya hanya berupa gang sempit berkelok-kelok yang cukup dilalui satu sepeda motor. Sepanjang gang dipadati permukiman penduduk sehingga menghalangi pandangan langsung ke bantaran sungai. Hanya saat menyusuri Sungai Ciliwung memakai perahu karet, pemandangan anak-anak yang bermain sepak bola itu terlihat jelas.

Ini adalah ironi yang dihadapi hampir setiap sungai di Jakarta. Ibu kota yang dilewati 13 sungai ini justru kesulitan menghadirkan wujud fisik sungai. Di kota ini, lebih mudah menyaksikan gedung bertingkat, jalan layang, dan pusat perbelanjaan. Sungai lebih lekat sebagai penyebab banjir dan kerap dipunggungi.

”Ini ironi kita. Punya banyak sungai, tetapi sulit untuk melihatnya,” kata Royani (62), pelestari Sungai Ciliwung yang juga Ketua Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung (Gema Bersuci) di Jakarta Selatan.


Jumat, 30 September 2016

Musim Hujan Tahun ini Datang Lebih Cepat | PT Rifan Financindo Berjangka


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Denny Wahyu mengatakan bahwa curah hujan di DKI Jakarta diperkirakan akan terus meningkat hingga 2017 mendatang. Denny juga menyebutkan bahwa hujan tahun ini datang lebih cepat dari yang diprediksi.

"Curah hujan semakin tinggi dari Agustus sampai akhir Februari 2017. Musim hujan di DKI Jakarta maju 2 bulan, harusnya September-Oktober tapi maju ke Juni-Agustus," kata Denny di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, (29/09/2016).

Meski hujan datang 'prematur', namun menurut Denny banjir di Jakarta tahun ini mengalami penurunan dibanding banjir tahun lalu.

"Tahun lalu di periode yang sama kasus banjir mencapai 889 kasus, tapi tahun 2016 ini hanya 700 kasus walaupun dalam setiap bulannya terjadi kasus," ujar Denny.

Dia memaparkan bahwa musim yang sedang dihadapi saat ini, yaitu musim kemarau basah diakibatkan oleh fenomena La Nina. La Nina pulalah yang memicu hujan besar yang tidak merata di Jakarta.

"Tahun ini Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak fenomena La Nina, di mana intensitas curah hujan menjadi lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya," lanjutnya.

BPBD pun menyiapkan upaya antisipasi untuk mencegah banjir yang masih mengancam wilayah Jabodetabek.

"Kami memperkuat sistem peringatan dini banjir berlapis yaitu memantau dan menyebarluaskan tinggi muka air hulu dari pos pemantau sungai, menyebarluaskan informasi peringatan dini banjir melalui Disaster Warning System dan ke sosial media dan masyarakat apabila kondisi siaga 3, memantau dan menyebarluaskan informasi tentang genangan melalui medsos, dan menyiapkan relawan terlatih untuk menangani banjir," ujarnya.

Untuk daerah terdampak banjir sendiri dari total 267 kelurahan di DKI Jakarta tercatat 27,2% atau 71 kelurahan masih terdampak banjir hingga 2016.

Sebanyak 25,3% lainnya atau 66 kelurahan yang semula mengalami banjir pada tahun 2015, kini sudah terbebas banjir. Sementara itu, 14,2% atau 37 kelurahan merupakan wilayah yang baru mengalami banjir pada 2016.

Sisanya sebanyak 33,3% persen atau 87 kelurahan tercatat telah bebas banjir. 


Jumat, 21 November 2014

Banjir di Jakarta Terus Terjadi, Jika ...


JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nasional menyatakan musibah banjir di wilayah DKI Jakarta akan terus terjadi pada setiap tahunnya apabila wilayah hulu tidak dilakukan perbaikan.
"Banjir di Jakarta tidak bisa dihindari dan akan terus terjadi pada setiap tahunnya apabila tempat asal usul kiriman air, tidak dibenahi dan diperbaiki," kata Manajer Penanganan Bencana Walhi Eksekutif Nasional Mukri Friatna di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, penyebab banjir di Jakarta umumnya lantaran kiriman air dari wilayah hulu seperti Depok dan sekitarnya.
Untuk itu pemerintah harus melihat ke wilayah hulu di mana daerah tangkapan air di wilayah tersebut semakin sempit.
"Di wilayah hulu itu saat ini daerah tangkapan air semakin sempit karena banyaknya daerah aliran sungai yang ditumbuhi rumah-rumah penduduk," ucapnya.
Dikatakannya, untuk mengatasi banjir ini Pemerintah DKI Jakarta harus bisa memperbaiki dari tangkapan air di wilayah hulu seperti Depok.
Selain itu juga, pemerintah harus menormalisasikan sungai-sungai di sana yang merupakan daerah tangkapan air yang saat ini terlihat sempit.
Selanjutnya, harus adanya penertiban dan pembokaran terhadap bangunan vila-vila serta rumah-rumah warga yang telah merampas daerah aliran sungai.
"Apabila wilayah hulu dan daerah aliran sungai sudah menjadi luas dan tidak ada sumbatan maka dimungkinkan musibah banjir tidak akan terjadi," tuturnya kepada Wartawan Antara.


Sumber : http://megapolitan.kompas.com/

Kamis, 20 November 2014

Lima Pintu Air di Jakarta Siaga III

JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor sejak Rabu (19/11) sore membuat tinggi muka air di beberapa pintu air meningkat.
Berdasarkan catatan dari Pusat Pengendali dan Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, dari 12 pintu air yang dipantau, lima diantaranya berada pada posisi siaga III.
"Ada lima pintu air berstatus siaga III," kata Petugas piket Pusdalops BPBD DKI Jakarta, Ratman, Kamis (20/11).
Berdasarkan pantauan yang dilakukan pada pukul 06.00 WIB, lima pintu air berada pada posisi siaga III. Kelimanya yakni Pintu Air Manggarai dengan ketinggian 750 cm, Pintu Air Karet ketinggian 450 cm, Pintu Air Krukut Hulu ketinggian 155 cm, Pintu Air Angke Hulu 170 cm, dan Pintu Air Pasar Ikan 190 cm.
Sementara tujuh pintu air lainnya berada pada posisi siaga IV, yaknii Pintu Air Katulampa ketinggian 40 cm, Pintu Air Depok ketinggian 170 cm, Pintu Air Pesanggrahan ketinggian 60 cm, Pintu Air Cipinang Hulu ketinggian 100 cm, Pintu Air Sunter Hulu ketinggian 70 cm, Pintu Air Pulo Gadung ketinggian 365 cm, dan Waduk Pluit -190 cm.
Dia menyebutkan, pada pukul 20.00 WIB malam tadi, Pintu Air Katulampa sempat berada pada posisi siaga II dengan ketinggian mencapai 190 cm. Selang beberapa jam, Pintu Air Depok berada pada posisi siaga II dengan ketinggian 330 cm. "Tapi sekarang dua pintu air itu sudah berada pada posisi aman atau siaga IV," ungkapnya.
Beberapa daerah yang berada di aliran Sungai Ciliwung saat ini sudah tergenang. Di antaranya Kelurahan Cawang, Kelurahan Bidara Cina, Kampung Pulo, Bukit Duri, dan Kampung Melayu. "Saat ini masih dilakukan pendataan wilayah mana saja yang tergenang," tukasnya.


Sumber :http://megapolitan.kompas.com/