Jakarta, PT Rifan Financindo Berjangka - Harga konsumen Jepang turun untuk sembilan bulan beruntun pada bulan November, menggambarkan kondisi ekonomi yang ˜masih rentan™ di negara beribukota Tokyo ini.
Indeks harga konsumen inti jatuh 0.4% dari tahun sebelumnya pada bulan November, pasca turun dengan tingkat yang sama pada bulan sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh Departmen Dalam Negeri dan Komunikasi negara tersebut. Indeks ini tidak termasuk harga makanan segar.
Pembacaan yang dirilis di bandingkan dengan perkiraan penurunan 0.4% dari para ekonom yang di survey Nikkei. Indeks inti telah berada di wilayah negatif sejak bulan Maret.
Belanja rumah tangga jatuh 1.5% pada bulan November, disesuaikan dengan perubahan harga, menurut data lain yang dirilis Departmen Dalam Negeri. Penurunan itu terctat sebagi penurunan bulanan kesembilan beruntun. Konsumsi berkontribusi 60% dari ekonomi Jepang.
Tingkat pengangguran naik menjadi 3.1% pada bulan November dari bulan sebelumnya sebesar 3%, data dari pemerintah menunjukkan.
Indeks inti untuk daerah berpopulasi terpadat Tokyo turun 0.6% pada bulan Desember, data menunjukkan. Angka tersebut, dilihat sebagai indikator utama untuk tren nasional, menyusul penurunan 0.4% pada bulan November.
Secara terpisah, Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan mengatakan ada 1.41 pekerjaan untuk para pencari kerja pada bulan November, naik dari 1.40 pada bulan sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 1991, setelah ˜meledaknya™ ekonomi utama negara berjuluk Negeri Sakura ini.