AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label Devisa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Devisa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Mei 2016

Menpar: Pariwisata Akan Jadi Penghasil Devisa Terbesar

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Menpar Arief Yahya, Rabu ini akan melaksanakan Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Negara. Antra lain membahas peran pariwisata untuk devisa negara.

"Ada 2, yang pagi tentang Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) yang sore tentang DAK (Dana Alokasi Khusus). Dua-duanya terkait dengan RAPBN 2017," kata Menpar Arief Yahya pasa awak media di Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016) malam.

Inti dari pertemuan itu adalah, Arief ingin menjelaskan betapa pentingnya sektor pariwisata untuk menjadi penghasil devisa bagi negara. Walaupun kini pariwisata masih di bawah migas, batu bara dan minyak kelapa sawit, ke depan pariwisata akan jadi yang nomor satu.

"Nomor satu masih minyak dan gas bumi, lalu batu bara dan minyak kelapa sawit baru pariwisata. Tapi angka itu turun semua kecuali pariwisata," tegas Arief.

Arief kemudian menjelaskan, devisa migas turun dari USD 30 miliar ke USD 18 miliar. Batu bara dari USD 20 miliar ke USD 16 miliar. Kelapa sawit dari USD 17 miliar ke USD 15 miliar. Sedangkan pariwisata, naik dari USD 11 miliar ke USD 12 miliar.

"Perlu anggaran 2 persen dari devisa yang diproyeksikan. Kalau mau devisa USD 10 miliar, maka 2 persennya yaitu USD 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun," terang Arief.

Maka dari itu, anggaran yang diberikan pemerintah pada sektor pariwisata harus naik tiap tahun. Hal tersebut demi terwujudnya pulaa devisa yang terus naik tiap tahun. Anggaran tersebut, nantinya akan dipakai untuk lebih menggencarkan lagi promosi dan pengembangan destinasi pariwisata Indonesia.

"Cara mudah dan murah untuk menghasilkan devisa adalah pariwisata. Pariwisata akan jadi penghasil devisa terbesar di tahun 2019," tutup Arief.


Sumber: http://travel.detik.com/

Kamis, 30 Juli 2015

Cadangan Devisa RI Kian Tergerus Sejak Awal Tahun

cadangan-devisa-ri-kian-tergerus-sejak-awal-tahun-PPYjl81r0L
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Jumlah cadangan devisa Indonesia sejak awal tahun terus mengalami penurunan. Tercatat, penurunan terjadi mulai Februari hingga Juni 2015.
Menurut data yang dihimpun Okezone, cadangan devisa Indonesia sempat mengalami kenaikan pada Februari 2015. Namun hingga akhir tahun cadangan devisa terus turun sejalan dengan nilai tukar rupiah yang tertekan terhadap dolar.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2015 tercatat sebesar USD115,5 miliar, meningkat USD1,3 miliar dari posisi akhir Januari 2015 sebesar USD114,2 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan peningkatan cadangan devisa tersebut terutama berasal dari devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah yang melebihi pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
Kemudian pada Maret 2015, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2015 tercatat sebesar USD111,6 miliar.
Menurut Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs, penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental.
Namun, cadangan devisa kembali terjun bebas dalam kurun waktu tiga bulan berturut-turut. Secara bertahap posisi cadangan devisa turun mulai dari akhir April 2015 sebesar USD110,9 miliar, akhir Mei 2015 sebesar USD110,8 miliar, dan Juni 2015 sebesar USD108,0 miliar.
Kendati demikian, Tirta Segara menyebutkan, posisi cadangan devisa per akhir Juni 2015 masih cukup membiayai 7 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," imbuh Tirta.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Jumat, 06 Maret 2015

BI: Cadangan Devisa Naik Jadi US$ 115,5 Miliar


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengungkapkan, cadangan devisa Indonesia naik dari posisi akhir Januari 2015, yang sebesar US$ 114,25 miliar. Cadangan devisa disebut naik menjadi US$ 115,5 miliar di akhir Februari 2015.

"Naik jadi US$ 115,5 miliar," ucap Halim singkat kala ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (6/3/2015).

Terakhir, BI melaporkan cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 114,25 miliar pada akhir Januari 2015. Meningkat dari posisi akhir Desember 2014 sebesar US$ 111,9 miliar.

Peningkatan cadangan devisa tersebut berasal dari penerbitan surat utang valas (global bonds) pemerintah, simpanan deposito valuta asing bank-bank di BI, dan hasil ekspor migas. Selain itu, penerimaan pemerintah lainnya dalam valuta asing yang melebihi pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri.

Cadangan devisa pada akhir Januari berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai, level cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.


Sumber: http://finance.detik.com/