AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label Yunani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yunani. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Juli 2015

Yunani Memenangkan Perjanjian, Wall Street Ditutup Menghijau

Traders work on the floor of the New York Stock Exchange
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Wall Street ditutup naik tajam pada perdagangan Senin, dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA) kembali kembali positif untuk tahun ini. Hal ini dikarenakan setelah pemimpin zona euro mencapai kesepakatan tentatif untuk menyelamatkan Yunani.
Meningkatnya gambaran Eropa menyebabkan tiga hari berjalan dengan baik untuk S&P 500 dan Nasdaq.
Melansir laman Reuters, New York, Selasa (14/7/2015), Yunani memenangkan perjanjian bersyarat untuk menerima kemungkinan USD95 miliar selama tiga tahun, bersama dengan jaminan pembicaraan untuk menjembatani kesenjangan pendanaan sampai bailout siap. Kesepakatan ini tergantung pada Yunani bertemu jadwal ketat untuk melaksanakan reformasi yang ketat.
"Headlines dari Yunani akan menghilang sedikit dan dengan gambar keuntungan AS akan mulai muncul sebagai faktor penting," kata manajer portofolio di Gradient Investasi di Shoreview, Minnesota, Mike Binger.
Juga membuat Wall Street lebih percaya diri, saham China naik untuk hari ketiga berturut-turut karena data menunjukkan ekspor naik sementara impor tergelincir pada bulan Juni, sebuah permintaan global tanda tentatif mungkin membaik.
Dow Jones Industrial Average naik 217,27 poin atau 1,22 persen menjadi berakhir pada 17.977,68. S&P 500 naik 22,98 poin atau 1,11 persen ke 2.099,6 dan Nasdaq Composite menambahkan 73,82 poin, atau 1,48 persen ke 5.071,51.
Seluruh sektor terbesar S&P 500 ditutup menguat. Dipimpin dengan sektor teknologi naik 1,62 persen dan indeks keuangan naik 1,09 persen.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Selasa, 07 Juli 2015

Krisis Yunani Bikin Wall Street Lesu


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS), ditutup negatif pada perdagangan Senin awal pekan. Ini dipicu berita referendum rakyat Yunani yang mendukung pemerintahnya menolak syarat utang dari Eropa dan International Monetary Fund (IMF).

Selain itu, kebijakan darurat pemerintah China untuk menghentikan pergerakan liar pasar sahamnya juga menjadi pemicu lesunya Wall Street.

Kepada Kanselir Jerman yaitu Angela Merkel, Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras berjanji akan membawa proposal baru terkait utang. Tapi belum jelas, apa perbedaan dengan proposal yang lama.

"Yunani tidak bisa membayar utangnya, bila tidak ada tindakan, maka negara-negara lain yang harus membayar utang yang sama akan marah," kata Analis, Karyn Cavanaugh, dilansir dari Reuters, Senin (7/7/2015). 

Bila Yunani lepas dari negara pengguna mata uang euro, bagaimana nasib utang-utang lain yang harus dibayarnya? Ini pasti jadi pertimbangan Eropa dan IMF.

Pada Senin kemarin, indeks Dow jones turun 46,53 poin (0,26%) ke 17.683,58. Indeks S&P 500 turun 8,02 poin (0,39%) ke 2.068,76. Indeks Nasdaq turun 17,27 poin (0,34%) ke 4.991,94.

Ada sekitar 6,6 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di bawah rata-rata harian sebanyak 7,6 miliar lembar saham.


Sumber: http://finance.detik.com/

Harga Minyak Ikut Turun 7,7% Karena Krisis Yunani



Jakarta, Rifan Financindo BerjangkaHarga minyak mengalami penurunan terbesar dalam 5 bulan terakhir, turunnya hingga 7,7% pada perdagangan semalam. Ini akibat krisis utang di Yunani dan juga kebijakan pasar saham yang diterapkan pemerintah China.

Selain itu, turunnya harga minyak juga didorong oleh rencana pertemuan Iran dan para produsen energi dunia untuk membahas soal nuklir. Bila kebijakan nuklir ini terlaksana, maka suplai minyak bakal makin banyak. Karena nuklir ini menggantikan kebutuhan minyak.

"Dengan banyaknya elemen yang membuat harga minyak turun, satu-satunya pendorong adalah kenaikan peermintaan bensin saat ini yang sifatnya musiman, kata Analis, John Kilduff, dilansir dari Reuters, Selasa (7/7/2015).

Harga minyak produksi AS turun US$ 4,4 (7,7%) ke level US$ 52,53 per barel. Bila terus turun, harga minyak ini bisa menuju level terendahnya di US$ 42,03 per barel.

Sementara minyak jenis Brent turun 6,3% atau US$ 3,78 per barel menjadi US$ 56,54 per barel.


Sumber: http://finance.detik.com/

Senin, 06 Juli 2015

Tertekan Hasil Referendum Yunani, Bursa Asia Melemah


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pasar saham Asia mengawali sesi perdagangan awal pekan ini dengan pergerakan melemah. Hasil referendum Yunani, yang menyatakan "tidak" pada penawaran dana talangan (bailout) Uni Eropa menjadi sentimen negatif bagi pasar.

Seperti dikutip dari laman CNBC, Senin 6 Juli 2015, hasil referendum yang dilakukan pada Minggu waktu setempat, yakni 61 persen dari surat suara yang sudah dihitung dalam referendum menyatakan "tidak", atau menolak penawaran dana talangan. Sedangkan 39 persen menyatakan "ya", atau menerima.

Analis dari BNP Paribas menilai, hasil referendum yang menyatakan menolak penawaran dana talangan, yang disertai syarat dari para kreditor akan menimbulkan ketidakpastian pada ekonomi Yunani secara signifikan dalam 48 jam ke depan.

Beberapa negara di Asia langsung bereaksi terhadap perkembangan terbaru di Yunani. Pembuat kebijakan ekonomi dan keuangan senior di Korea Selatan mengadakan pertemuan pada Senin pagi.

Sementara itu, Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, mengatakan bahwa bank sentral akan memantau perkembangan pasar keuangan dengan hati-hati untuk memastikan Jepang bisa merespons dengan lancar setiap sentimen negatif pasar.

Indeks Nikkei di bursa Tokyo pagi ini tergelincir 1,2 persen. Indeks acuan pasar saham Jepang dibuka melemah.

Saham produsen mobil, Honda dan Suzuki Motor dibuka anjlok masing-masing dua persen. Sedangkan saham Komatsu merosot 1,8 persen. Saham Toshiba juga anjlok lima persen.

Saham Mizuho Financial dan Sumitomo Mitsui Financial Group masing-masing melemah 2,5 persen dan 2,3 persen.

Sementara itu, indeks S&P ASX 200 di bursa Sydney turun 1,6 persen. Indeks patokan pasar saham Australia memperpanjang pelemahan saham sejak akhir pekan lalu.

Saham BHP Billiton anjlok 2,1 persen, sedangkan saham Rio Tinto turun 1,7 persen.

Saham Oil Search dan Santos masing-masing melemah 4 persen dan 2,3 persen.

Di sektor keuangan, saham Macquarie Group turun 1,6 persen, sedangkan saham Commonwealth Bank of Australia melemah 1,5 persen.

Ada pun indeks Kospi di bursa Seoul, bergerak melemah 0,9 persen. Pelemahan indeks utama pasar saham Korea Selatan, sebagai akibat hasil referendum Yunani yang mengejutkan investor.

Saham Samsung Electronics dibuka melemah 1,3 persen, sedangkan saham Hyundai Motor dan Posco masing-masing turun 2 persen. (asp)


Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/

Tunggu Referendum Yunani, Wall Street Melemah


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Indeks saham utama Amerika Serikat, ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu waktu New York.

Seperti dikutip dari laman CNBC, Senin 6 Juli 2015, pelemahan indeks karena laporan pekerjaan Amerika Serikat hanya sedikit menguat. Selain itu, investor menunggu hasil referendum yang dilakukan Yunani.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Kamis pekan lalu, mengeluarkan draf awal laporan terbaru terkait keberlanjutan utang Yunani, yakni Yunani membutuhkan perpanjangan pembayaran utang pada Uni Eropa.

Dokumen itu menambahkan bahwa Athena setidaknya membutuhkan bailout (dana talangan) sekitar 51,9 miliar euro antara Oktober 2015 dan Desember 2018.

Bursa Yunani dan bank-bank lokal tetap ditutup hingga akhir pekan lalu. Perundingan antara Yunani dan para kreditur internasional pun kini ditunda sampai ada hasil referendum.

The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar, diperdagangkan mendekati level 17.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir melemah 27,83 poin (0,16 persen) ke level 17.730, dengan saham Intel dan DuPont yang memimpin penurunan saham.

Sementara itu, indeks S&P 500 turun 1,16 (0,06 persen) ke level 2.076,27, dipimpin oleh saham sektor utilitas. 

Ada pun indeks Nasdaq melemah 3,91 poin (0,08 persen) di posisi 5.009,21.

Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York, hampir mencapai 714 juta unit saham, dengan volume komposit mendekati tiga miliar unit saham.

Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi turun menjadi 2,38 persen. (asp)


Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/

Tunggu Referendum Yunani, Rupiah Bergerak Flat


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pergerakan nilai tukar Rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran level Rp13.000-Rp13.500 per USD. Rupiah juga masih bergerak secara mendatar.

Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengungkapkan, sama seperti IHSG yang belum terlalu menunjukkan perubahan signifikan. Rupiah juga masih dibayangi sentimen atas referendum Yunani.

"Pelaku pasar memang masih sangat menunggu hasil referendum itu," ujar Kiswoyo kepada Okezone di Jakarta, Senin (6/7/2015).

Kiswoyo mengatakan, masih menunggunya data ekonomi dalam negeri yang diharapkan membaik, menjadi sentimen tersendiri bagi Rupiah.

"Tetapi susah juga untuk Rupiah di bawah Rp13.000 per USD bila tidak ada sentimen positif dalam negeri," tandasnya.


Sumber: http://economy.okezone.com/

Kamis, 02 Juli 2015

Gara-Gara Yunani, Wall Street Gagal Cetak Rekor

Traders gather at the post where Alibaba Group Holding Ltd is traded on the floor of the New York Stock Exchange
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat, namun turun dari level tertinggi sebelumnya karena solusi krisis utang Yunani yang belum jelas. Selain itu, saham energi yang melemah juga masih membebani pasar.
Sektor energi yang menjadi benchmark indeks S&P 500 terseret oleh penurunan terbesar harga minyak sejak April, setelah pedagang dikejutkan dengan laporan yang menunjukkan stok minyak mentah AS naik untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua bulan.
Kepala bank sentral Zona Euro terus berusaha memberikan pendanaan ke Yunani, namun para pemberi pinjaman Yunani nampaknya sudah kehabisan uang tunai. Bank Sentral Yunani telah ditutup sejak Senin, menjelang referendum paket bailout yang ditawarkan oleh pemberi pinjaman internasional pekan lalu.
Kepala trader US Global Investors Inc, Michael Matousek, mengatakan harapan investor akan kesepakatan utang Yunani, yang sebelumnya telah membantu mendorong rally, surut di tengah perdagangan.
"Sampai itu semua dikatakan dan dilakukan, mereka hanya berebut posisi bolak-balik. Proses negosiasi masih belum berakhir," kata Matousek seperti dilansir dari Reuters, Kamis (2/7/2015).
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) 138,4 poin atau 0,79 persen ke 17.757,91, indeks S&P 500 naik 14,31 poin atau 0,69 persen ke 2.077,42, dan Nasdaq Composite (IXIC) melaju 26,26 poin atau 0,53 persen ke 5.013,12 .
Sektor energi di indeks The S&P (SPNY) turun 1,3 persen, dan menjadi sektor yang melemah. Data dari BATS Global Markets mencatat, sekira 6,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata 7,4 miliar untuk lima sesi terakhir.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Pasar Saham RI Masih Dibebani Masalah Yunani & Harga Minyak

\Pasar Saham RI Masih Dibebani Masalah Yunani & Harga Minyak\
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada kisaran level support 4.860 dengan ressistance 4.943. Laju IHSG berpeluang untuk mengalami kecenderungan naik secara terbatas.
Analis MNC Securities, Edwin Sebayang, mengatakan pasar masih terbeban resolusi Yunani. Pasalnya, PM Yunani Alexis Tsipras justru meminta Rakyat Yunani menolak persetujuan bantuan internasional.
"Ini membuat kewaspadaan bagi kejatuhan saham berbasis energi, terutama setelah harga minyak turun tajam sebesar 4,37 persen di tengah penantian referendum Yunani 5 Juli," ungkap Edwin kepada Okezone di Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Kendati kenaikan terjadi pada beberapa saham-saham menguat, lantaran kuatnya data pekerjaan dan construction, di tengah rendahnya belanja dan tipisnya kenaikan EIDO sebesar 0,39 persen. Namun, perdagangan kemarin tetap terlihat sepi. Tercermin dalam volume perdagangan berjumlah 6,4 miliar saham.
"Tapi ini lebih kecil dibandingkan rata-rata lima hari perdagangan terakhir berjumlah 7,4 miliar saham," pungkasnya.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Rabu, 01 Juli 2015

Yunani Dekati Default, Wall Street Menguat

\Yunani Dekati Default, Wall Street Menguat\
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -  Bursa saham di AMerika Serikat (AS) berakhir positif setelah pada perdagangan bergerak volatile. Penguatan terjadi ditengah harapan para investor bahwa Yunani bisa menyelesaikan pembayaran utangnya.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (1/7/2015), Yunani dinyatakan gagal bayar (default) terhadap uang IMF sebesar 1,6 miliar euro (USD 1,8 miliar) setelah pemerintahannya tidak sepakat dengan krediturnya di Eropa, untuk penarikan utang baru.
Selama perdagangan, wall street bergerak volatile di tengah harapan bahwa Perdana Menteri Yunani Alexis Trispras menunjukkan tanda-tanda kesedian untuk berbicara.
"Saya pikir, dia (Tsipras) sedikit menantang dan sombong, dan dia sudah keterlaluan," kata direktur divisi lantai NYSE O'Neil Securities Kenny Polcari.
Perusahaan-perusahaan di AS memiliki hubungan yang kecil dengan Yunani. Namun investor saham khawatir efek apa yang akan terjadi di Eropa, bila Yunani keluar dari Uni Eropa.
Pada perdagangan Selasa, Indeks Dow Jones naik 23,16 poin atau 0,13 persen ke 17.619,51. Indeks S&P 500 naik 5,48 poin atau 0,27 persen ke 2.063,12. Sementara indeks Nasdaq naik 28,4 poin atau 0,57 persen ke 4.986,87.
Sumber: http://economy.okezone.c

Kondisi Yunani Memburuk, Dolar AS Menguat

\Kondisi Yunani Memburuk, Dolar AS Menguat\
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -  Kurs dolar AS menguat terhadap euro karena situasi utang Yunani memburuk sehingga kemungkinan terjadi gagal bayar (default) angsuran pinjaman kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Seperti dilansir Reuters, Rabu (1/7/2015), mata uang bersama euro berada di bawah tekanan ketika Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis mengatakan Selasa pagi bahwa Athena tidak akan membayar angsuran pinjaman IMF yang jatuh tempo Selasa, 30 Juni. Euro merosot hampir 0,8 persen terhadap greenback (dolar) dan diperdagangkan pada 1,1144 pada akhir perdagangan.
Kantor Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras kemudian mengatakan bahwa pemerintah Yunani mengusulkan kesepakatan utang dua tahun dengan Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM) dalam di menit terakhir untuk mencegah gagal bayar dan kemungkinan keluar dari zona euro (Grexit).
Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam sebelum dana talangan (bailout) Yunani yang sedang berlangsung akan berakhir pada Selasa di tengah malam, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas situasi keuangan Yunani yang mengerikan.
Di sisi ekonomi AS, kelompok riset Conference Board yang berbasis di New York pada Selasa mengatakan dalam survei bulanannya bahwa kepercayaan konsumen AS terus naik pada Juni. Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board naik dari 94,6 pada Mei menjadi 101,4 pada Juni, jauh di atas perkiraan pasar 97,4.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1144 dolar dari 1,1248 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris merosot ke 1,5731 dolar dari 1,5736 dolar di sesi sebelumnya. Namun dolar Australia naik menjadi 0,7714 dolar dari 0,7703 dolar.
Dolar AS dibeli 122,33 yen Jepang, lebih rendah dari 122,46 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9349 franc Swiss dari 0,9264 franc Swiss, dan melonjak menjadi 1,2494 dolar Kanada dari 1,2370 dolar Kanada.

Sumber: http://economy.okezone.com/ 

Selasa, 30 Juni 2015

Yunani Bangkrut, Wall Street Anjlok Hingga 2%

Yunani Bangkrut, Wall Street Anjlok Hingga 2%
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Senin awal pekan. Indeks S&P 500 dan Dow Jones turun ke tingkat terendahnya sejak Oktober 2014. Ini didorong oleh ketakutan dampak dari bangkrutnya Yunani.
Pada 30 Juni 2015 ini, Yunani harus membayar utang jatuh temponya kepada International Monetary Fund (IMF) sebanyak 1,6 miliar euro (US$ 1,8 miliar) sekitar Rp 22 triliun. Namun negara ini tidak punya uang. Kreditur di Eropa dan IMF menawarkan utang baru dengan syarat, namun tidak disepakati oleh pemerintah Yunani.
Bank sentral Eropa membekukan suntikan dana kepada perbankan di Yunani. Sementara di Yunani, bank-bank dikabarkan akan tutup dalam sepekan, untuk menghindari krisis karena penarikan dana besar-besaran.
Tak hanya Yunani, Puerto Rico juga sedang dalam masalah utang sebesar US$ 73 miliar. Sementara pasar modal di China juga terus turun. Ini semua menjadi sentimen negatif di pasar saham.
"Tidak ada investor yang mau masuk pasar dan membeli saham, dengan melihat situasi yang terjadi. Apakah pasar bisa naik lagi besok? Itu memerlukan banyak berita bagus dari Yunani," kata Analis, Michael James dilansir dari Reuters, Selasa (30/6/2015).
Meski dampak krisis Yunani ke perusahaan AS kecil, namun investor mengkhawatirkan dampaknya di Eropa yang pasti terkena imbas krisis ini. Kabarnya, Yunani akan dikeluarkan dari Uni Eropa.
Indeks Dow Jones turun 350,33 poin (1,95%) ke 17.596,35. Sementara S&P 500 turun 43,85 poin (2,09%) ke 2.057,64. Indeks Nasdaq turun 122,04 poin (2,4%) ke 4.958,47.
Ada 7,3 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di atas rata-rata harian sebanyak 6,3 miliar lembar saham.

Sumber: http://finance.detik.com/

Krisis Yunani, Harga Minyak Mentah di Posisi Terendah

Krisis Yunani, Harga Minyak Mentah di Posisi Terendah
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Setelah tiga minggu berselang, harga minyak mentah internasional turun di posisi terendah, akibat Yunani menutup bank dan mengontrol modal.
Sementara itu, Iran melihat kemungkinan akan memperpanjang negosiasi nuklir dengan negara Barat untuk mengekspor minyaknya ke pasar, karena kelebihan pasokan.
Dolar melonjak terhadap Euro ke level tertinggi awal Juni, di tengah kekhawatiran atas krisis Yunani, sebelum mundur pada sesi perdagangan New York untuk minyak mentah.
Minyak mentah AS ditutup turun US$1,30, atau 2,18 persen, menjadi US$58,33 per barel. Sedangkan minyak mentah Brent, turun US$1,20 menjadi US$62,02 per barel.
"Hari ini, semua masih memantau perkembangan di Yunani. Untuk Iran, masih menjadi pertimbangan hingga satu minggu kedepan. Semuanya adalah risiko dari off hari ini," kata Tariq Zahir, dari Tyche Capital Advisors di Laurel Hollow, New York, seperti dilansir dari CNBC, Selasa 30 Juni 2015.
Pada Senin, Yunani diketahui menutup aktivitas bank dan tidak mengeluarkan uang tunai, akibat gagalnya kesepakatan dengan kreditor, sehingga menjerumuskan negara itu ke dalam krisis. Euro terbukti masih tangguh, meski Yunani tinggal selangkah lagi keluar dari Euro.
Beberapa analis mengatakan, harga minyak mentah bisa melemah jika situasi Yunani belum diselesaikan hingga referendum pada akhir pekan sampai mereka mendapatkan bailout, atau dana talangan. (asp)

Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/

Kamis, 25 Juni 2015

Investor Awasi Kondisi Yunani, Dolar AS Bergerak Variatif

\Investor Awasi Kondisi Yunani, Dolar AS Bergerak Variatif\
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya setelah melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari dua minggu di sesi sebelumnya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 1,21 persen menjadi 95,468 pada akhir perdagangan Selasa, tingkat tertinggi sejak 8 Juni karena serangkaian data positif baru-baru ini telah memperkuat ekspektasi pasar kenaikan suku bunga tahun ini.
Indeks mengalami penurunan 0,10 persen menjadi 95,340 pada akhir perdagangan Rabu.
Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan AS mengatakan pada Rabu bahwa angka akhir kuartal pertama produk domestik bruto (PDB) menurun pada tingkat tahunan 0,2 persen, di atas perkiraan sebelumnya kontraksi 0,7 persen dan sesuai dengan harapan.
Investor juga terus mengawasi situasi utang Yunani. Presiden Eurogroup Jeroen Dijsselbloem mengatakan pada Rabu bahwa pembicaraan Yunani dan zona euro tidak mencapai kesepakatan dan diatur untuk dimulai kembali pada Kamis.
Para analis mengatakan waktu berjalan keluar untuk Yunani dan para kreditor untuk mencapai kesepakatan sebelum negara itu membayar utang 1,6 miliar euro kepada IMF pada akhir bulan ini.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1202 dolar dari 1,1169 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5699 dolar dari 1,5715 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7707 dolar dari 0,7729 dolar.
Dolar AS dibeli 123,84 yen Jepang, lebih rendah dari 123,96 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS beringsut turun ke 0,9343 franc Swiss dari 0,9352 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,2392 dolar Kanada dari 1,2336 dolar Kanada.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Harga Emas Tertekan Krisis Yunani

kilau-emas-tertahan-penguatan-dolar-fl1e5DP8Qk
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun karena harapan berakhirnya krisis utang Yunani mendorong para investor menjauh dari logam mulia.
Seperti dilansir Xinhua, Kamis (25/6/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 3,7 dolar AS atau 0,31 persen menjadi menetap di 1.172,90 dolar AS per ounce.
Analis yakin kemajuan dalam pertemuan antara Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan pemerintah Yunani pada Rabu mengangkat kepercayaan investor terhadap resolusi untuk krisis utang Yunani.
Selain itu Departemen Perdagangan Amerika Serikat pada Rabu menyatakan bahwa angka akhir produk domestik bruto kuartal pertama pada tingkat tahunan menurun 0,2 persen, lebih baik dari perkiraan sebelumnya (0,7 persen) dan sesuai dengan harapan.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, kondisi itu menjadi tekanan pada emas karena kabar baik bagi ekonomi Amerika Serikat mendorong investor menjauh dari emas yang bersifat safe haven, investasi yang nilainya cenderung tetap atau bahkan naik ketika pasar sedang bergejolak.
Sementara harga perak berjangka untuk pengiriman Juli bertambah 11,6 sen atau 0,74 persen menjadi ditutup pada 15,853 dolar AS per ounce dan platinum untuk pengiriman Juli harganya naik 6,6 dolar AS atau 0,62 persen menjadi ditutup pada 1.074,10 dolar AS per ounce.
Sumber: http://economy.okezone.com/

Rabu, 24 Juni 2015

Optimistis Yunani Membaik, Wall Street Menguat

Traders work on the floor of the New York Stock Exchange
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa waktu New York.
Seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu 24 Juni 2015, kenaikan indeks disebabkan karena investor tetap optimistis pada pembicaraan utang Yunani dan terus menyoroti pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang moderat.
Nilai tukar mata uang dolar menguat lebih dari 1 persen terhadap mata uang utama dunia.
Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi sedikit melemah menjadi 2,41 persen dari 2,42 persen.
Bank Sentral Eropa (ECB) menambah dana likuiditas darurat untuk perbankan Yunani pada Selasa waktu setempat kemarin.
ECB mengungkapkan, pihaknya juga bisa menambah dana likuiditas darurat tersebut jika diperlukan.
Sementara itu, di Amerika Serikat tanda-tanda pemulihan ekonomi lebih lanjut semakin terlihat, sehingga memperkuat Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada September mendatang.
Data ekonomi penjualan rumah di AS pada Mei naik 5,1 persen, tertinggi sejak 5,5 tahun terakhir.
The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan mendekati 12.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 24,29 poin (0,13 persen) ke level 18.144,07, dengan saham UnitedHealth dan DuPont yang memimpin kenaikan saham.
Sementara itu, indeks S&P 500 naik 1,35 poin (0,06 persen) ke level 2.124,20, dipimpin oleh saham sektor telekomunikasi. Adapun indeks Nasdaq menguat 6,12 poin (0,12 persen) ke level 5.160,09.
Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 690 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3 miliar unit saham.

Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/

Selasa, 23 Juni 2015

Dolar AS dan Yunani Menekan Harga Emas

Ilustrasi+Emas
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga emas cenderung melemah mengakhiri sesi perdagangan di awal pekan ini. Hal itu lantaran sejumlah risiko di pasar komoditas logam.
Harga emas di divisi Comex untuk pengiriman Agustus melemah US$ 17,70 menjadi US$ 1.184,20 per ounce. Sedangkan harga perak untuk pengiriman Juli naik tipis US$ 0,036 menjadi US$ 16.145 per ounce.
Kesepakatan Yunani dan Uni Eropa yang sangat dekat untuk merestrukturisasi utang mempengaruhi gerak harga emas. Para pejabat Yunani dan Uni Eropa bertemu untuk menyelesaikan kesepakatan restukturisasi utang pada Senin pekan ini. Kedua belah pihak optimistis dapat mencapai kesepakatan pada pekan ini.
Namun, ada beberapa laporan yang mengatakan kalau pejabat Uni Eropa tidak percaya kesepakatan Yunani yang sudah dekat. Sementara itu, bank sentral Eropa harus meningkatkan mekanisme pinjaman darurat ke Yunani seiring kenaikan penarikan kas dari bank.
Selain sentimen Yunani, indeks dolar Amerika Serikat (AS) lebih tinggi juga telah mendorong harga emas dan minyak lebih rendah. Demikian mengutip laman Kitco, Selasa (22/6/2015).
Secara teknikal, harga emas berjangka ditutup di level rendah. Harga emas sempat berada di level resistance US$ 1.205,70 pada pekan lalu. Kini harga emas menurun dengan level di bawah dukungan secara teknis di kisaran US$ 1.161 per ounce pada Juni. Adanya resistance awal di US$ 1.191, dan melanjutkan penguatan di US$ 1.175.

Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/

Kamis, 18 Juni 2015

RI Kecipratan Dampak Negatif Gagal Bayar Utang Yunani ke IMF

1126138shutterstock-1169742221780x390
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Indonesia disebut turut terkena dampak atas kegagalan Yunani membayar utang kepada International Monetary Fund (IMF). Hal tersebut menyebabkan sentimen negatif khususnya terhadap investasi.
"Jadi sentimen terhadap investasi untuk sementara akan terganggu di mana-mana," ungkap Pengamat Ekonomi dari Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting kepada Okezone, Jakarta.
Tidak hanya itu, Edimon juga menyatakan, kegagalan Yunani tersebut membuat nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sehingga, dianggap tidak ada kemajuan dalam perekonomian global.
Akan tetapi, dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh Indonesia saja. Sebab, negara-negara lain khususnya emerging market akan turut mengalami guncangan di pasar keuangan.
"Itu kan jadi dampaknya ke semua. Karena ada sentimen itu," ujar Edimon.
Seperti diketahui, hingga saat ini pemerintah Yunani dan IMF belum mencapai kesepakatan mengenai utang Yunani yang akan jatuh tempo sebesar 1,6 billion euro. Padahal, paket dana talangan Yunani dari zona euro senilai 245 miliar euro akan habis pada 30 Juni mendatang.
Ketika tenggat waktu tinggal hitungan hari, masih ada perbedaan serius soal persyaratan perombakan kebijakan dan pemotongan anggaran. Tanpa paket bantuan baru, Yunani tidak akan mampu melunasi utangnya tersebut.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Rabu, 17 Juni 2015

Wall Street Menguat di Tengah Kekhawatiran Utang Yunani

Traders work on the floor of the New York Stock Exchange
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Saham-saham di Amerika Serikat ditutup naik setelah setelah sehari sebelumnya lesu. Aktivitas merger perusahaan mengimbangi kekhawatiran pasar terkait penyelesaian utang Yunani.
Para pelaku pasar juga memantau pertemuan bank sentral AS, yaitu Federal Reserve (The Fed), terkait rencana kenaikan bunga acuan.
Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, mengatakan kepada Menteri Keuangan AS, Jack Lew, bahwa pemerintah Yunani akan berusaha membuat kesepakatan dengan kreditur utangnya, termasuk salah satunya IMF.
"Masalah Yunani dipantau oleh pasar. Namun perdagangan kali ini dipimpin oleh saham sektor keuangan," kata Analis, Art Hogan dilansir dari Reuters, Rabu (17/6/2015).
Indeks saham Dow Jones Industrial naik 113,31 poin atau 0,64 persen ke 17.904,48. Indeks S&P 500 naik 111,86 poin atau 0,57 persen ke 2.096,29. Sementara indeks Nasdaq naik 25,58 poin atau 0,51 persen ke 5.055,55.
Ada 5,5 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di bawah rata-rata transaksi harian yang sebesar 5,98 miliar lembar saham.

Sumber: http://economy.okezone.com/