AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label Bank Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bank Indonesia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Juli 2017

Ekonom: Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1 Bisa Dimulai Sekarang | PT Rifan Financindo

Jakarta, Rifan Financindo - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berencana melakukan redenominasi alias penyederhanaan tiga nol dalam mata uang rupiah. Penyederhanaan nominal rupiah dilakukan dengan menghilangkan tiga nol di belakang, misalnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.

Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra mengungkapkan, penerapan redenominasi harus dibarengi dengan sosialisasi yang menyeluruh kepada masyarakat di berbagai daerah. Sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi penerapan redenominasi dengan sanering alias pemotongan nilai mata uang.

"Kalau enggak ada sosialisasi memadai, orang lihatnya ini kaya sanering nilai tukar kita dipotong banyak. Uangnya kita belanjain sekarang itu kan terjadi inflasi, jadi kondisi makanya harus stabil dan sosialisasi," kata Aldian di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Senin (24/7/2017).

Aldian menilai, penerapan redenominasi bisa dimulai sekarang dengan mempertimbangkan inflasi dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil. Selain itu, proses redenominasi pun dilakukan dalam masa transisi yang berlangsung 5-7 tahun sehingga masyarakat tidak kaget dengan penyederhanaan nominal rupiah tersebut.

"Kalau menurut saya sih itu prosesnya enggak sekarang juga, itu butuh waktu 7 tahun kalau enggak salah. Enggak apa-apa diketok sekarang bolanya bisa jalan," tutur Aldian.

Aldian juga memperkirakan diberlakukannya redenominasi tidak membuat kesempatan para pedagang ramai-ramai untuk menaikan harga barangnya.

"One time mungkin ada (kenaikan) rounding aja sih. Kalau di sini Rp 1.000 harga rupiah baru, Rp 1,2 pakai rupiah lama aja. Mungkin ada rounding misalnya Rp 13.350 pecahannya enggak ada itu harusnya temporary doang sih dan enggak akan besar," tutur Aldian. 




Jumat, 30 Juni 2017

Bank Mulai Kembali Operasional Pada 30 Juni | PT Rifan Financindo

Jakarta, Rifan Financindo - Kendati libur cuti bersama lebaran 2017 masih akan berlangsung hingga akhir pekan ini, sejumlah bank mulai beroperasi secara terbatas guna melayani nasabah pada Jumat (30/6). Adapun layanan yang diberikan juga masih akan terbatas pada sejumlah transaksi. 

Mulai beroperasinya sebagian kantor cabang bank, seiring dengan penyelenggaraan operasional Bank Indonesia yang akan kembali dimulai pada 30 Juni secara terbatas. Kendati beroperasi terbatas, BI akan melayani kegiatan transaksi yang dibutuhkan masyarakat secara penuh seperti transfer antar bank melalui SKNBI (Sistem Kliring Nasional BI) dan BI RTGS (Real Time Gross Settlement).

Selain itu, BI juga akan mulai melayani BI Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) secara penuh sesuai jadwal yang berlaku. Namun, layanan kas BI akan dilakukan secara terbatas. 

Seiring dengan mulai beroperasinya layanan BI, sejumlah bank pun mulai membuka layanan secara terbatas pada sebagian kantor-kantor cabangnya. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, akan membuka 157 kantor cabangnya mulai 30 Juni 2017. Berdasarkan informasi resmi perseroan, sebagian kantor cabang yang akan dibuka meliputi wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera, kemudian Bali, NTT, NTB, Sulawesi, Maluku, dan Papua, serta Kalimantan. 

Saat ini, BCA tercatat memiliki sebanyak 1.213 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun daftar kantor BCA yang buka bisa dilihat pada link ini. 

Selain BCA, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga akan membuka sebanyak 208 kantor cabangnya secara terbatas di seluruh wilayah Indonesia. Daftar kantor BNI yang buka bisa dilihat pada link ini.

Berbeda dengan BCA, BNI sudah mulai memberikan layanan perbankan melalui 78 kantor cabangnya sejak 26 Juni. Daftar kantor cabang BNI yang buka pada 26 Juni hingga 29 Juni dapat dilihat pada link ini.

Lihat juga: Bank Mulai Operasional Hari Ini | PT Rifan Financindo

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga membuka kantor cabangnya secara terbatas yang bisa dilihat pada link ini. Demikian pula dengan PT Bank Mandiri Tbk yang juga membuka kantor cabangnya secara terbatas sejak 26 Juni hingga 30 Juni mendatang. 

Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga rencananya juga baru akan mulai membuka 99 kantor cabangnya untuk memberikan layanan terbatas pada 30 Juni mendatang. Adapun saat libur Idul Fitri 1438 H, yaitu pada 23 hingga 29 Juni 2017, seluruh kantor cabang CIMB Niaga tidak beroperasi.

Layanan terbatas yang disediakan meliputi transaksi tunai, transaksi non-tunai seperti overbooking, kliring, RTGS, outgoing transfer valas dan foreign exchange, dan setoran pajak, serta layanan pembukaan rekening.

Rabu, 24 Mei 2017

Ini Alasan S&P Hadiahkan RI Status Investment Grade | PT Rifan Financindo

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Lembaga pemeringkat Internasional Standard and Poor's (S&P) akhirnya memberikan status investment grade atau kelayakan investasi.

Dalam keterangan dari S&P, Jumat (19/5/2017), peringkat utang Indonesia dari BB+ menjadi BBB- yang berarti sudah masuk investment grade.

Faktor penyebabnya adalah kredibilitas dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berhasil diciptakan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Di mana belanja negara dipangkas dengan sangat signifikan sejak pertengahan tahun lalu agar defisit bisa terjaga. Dari sisi lain ada program pengampunan pajak atau tax amnesty yang mendorong penerimaan negara.

Padahal sebelumnya pemerintah Indonesia diproyeksikan berada dalam posisi yang sulit. Akibat penerimaan pajak yang diperkirakan realisasinya jauh dari target.

Sisi lain, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,02% dan inflasi stabil ke 3,02%. Fundamental ekonomi yang baik juga tergambar dari defisit transaksi berjalan pada kisaran 2% terhadap PDB.



Rabu, 15 Juli 2015

Bank Indonesia Pertahankan BI Rate di Level 7,5 Persen

d2105efd-76ae-472f-8de5-0663bbb6a177_169
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -  Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 7,5 persen, dengan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility di level 8 persen.
Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo menyatakan keputusan tersebut sejalan dengan upaya bank sentral untuk menjaga inflasi bergerak sesuai dengan kisaran target 4±1 persen di 2015 dan 2016.
"Bauran kebijakan Bank Indonesia secara konsisten tetap diarahkan pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi, di tengah berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global, serta menjaga pertumbuhan ekonomi melalui implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif," jelsnya melalui siaran pers, Selasa (14/7). 
Selain itu, jelasnya, BI juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan mempercepat stimulus fiskal guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tak hanya itu, BI juga mendukung upaya Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mempercepat realisasi anggaran, termasuk proyek-proyek infrastruktur, dan melanjutkan berbagai kebijakan struktural yang menjadi kunci perbaikan prospek ekonomi Indonesia ke depan.

Sumber: http://www.cnnindonesia.com/

Jumat, 06 Februari 2015

BI akan Batasi Tarif RTGS


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bank Indonesia (BI) tengah menghitung ulang tarif ideal transaksi RTGS. Rencananya, tarif baru ini akan berlaku seiring hadirnya RTGS jilid II pada pertengahan tahun ini.

Ronald Waas, Deputi Gubernur BI mengatakan, ada dua rencana yang digodok bank sentral dalam menentukan tarif RTGS. Pertama, transparansi tarif RTGS dengan cara  menampilkan tarif RTGS bank di situs BI.

Transparansi tarif RTGS seluruh bank ini ibarat publikasi suku bunga dasar kredit (SBDK) bank yang tercantum di situs BI. "Transparansi ini penting. Toh, nasabah pintar bisa membandingkan tarif RTGS antarbank," ujar Ronald kepadaKONTAN Senin (2/2/2015).

Kedua, BI akan mematok batas atas tarif RTGS yang berlaku di bank. Ini boleh jadi ini adalah langkah paling tegas BI. Sebab, tarif RTGS yang berlaku di bank beragam. Sebagai gambaran, rata-rata bank memungut biaya antara Rp 20.000 - Rp 30.000 per transaksi RTGS.

Bahkan, ada juga  bank yang memasang tarif hingga Rp 70.000 per transaksi RTGS. Dengan tarif sebesar itu, bank mengantongi margin tinggi dari transaksi RTGS. Pasalnya, BI memungut biaya ke bank hanya Rp 7.000 - Rp 15.000 per transaksi, tergantung jenis transaksi.

Penentuan tarif RTGS ini bertujuan agar nasabah tidak terbebani dengan tarif baru RTGS. Sebab, BI berencana menaikkan tarif RTGS jilid II lantaran adanya investasi sistem baru ini. Apalagi, RTGS jilid II akan membuat proses transaksi keuangan lebih lebih cepat.

Kata Ronald, kenaikan tarif ke bank ini berpotensi digunakan bank sebagai alasan menaikkan lagi tarif RTGS ke nasabah. Padahal,  "BI tak ingin ada rente ekonomi ke nasabah. Apalagi, tarif dari BI ke bank tak ada untung, hanya cost recovery," ujar Ronald beralasan.

Yang pasti, penyesuaian tarif RTGS jilid II di bawah kendali penuh individual bank. Andrianto Wahyu Adi, SVP Transaction Banking Product Development Bank Mandiri bilang, sistem RTGS generasi II yang lebih mumpuni membantu melayani lebih banyak transaksi. "Harapannya, transaksi lebih banyak, biaya proses lebih murah dan error lebih rendah," ucap dia.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA)  bilang, BCA akan pangkas tarif RTGS  jika transaksi RTGS jilid II lebih efisien dan tarif BI turun. (Dessy Rosalina, Nina Dwiantika)


Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Kamis, 18 Desember 2014

BI Menjaga, Rupiah Menguat ke Kisaran 12.550


JAKARTA, Rifan Financindo berjangka -  Nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami kenaikan signifikan pada awal perdagangan Kamis (18/12/2014). Data Bloomberg pukul 08.52 WIB, menunjukkan, mata uang Garuda ini berada di posisi Rp 12.553 per dollar AS, atau menguat 0,90 persen dibanding pentupan kemarin pada 12.668.
Otoritas Bank Indonesia diperkirakan masih berjaga di pasar untuk mengurangi tekanan atas mata uang rupiah.
Riset Woori Korindo Securities Indonesia menyatakan langkah BI yang menggelontorkan Rp 200 miliar melalui pembelian obligasi cukup mampu membangkitkan persepsi positif pelaku pasar terhadap rupiah. Meski laju poundsterling, yuan, hingga yen cenderung melemah namun, tidak terlalu berimbas negatif pada laju Rupiah seiring spekulasi akan adanya intervensi dari Bank Indonesia.
Laju rupiah berada di atas target level resisten Rp 12.821 per dollar AS kemarin.
Sementara itu, masih adanya spekulasi akan adanya intervensi tambahan dari BI cukup dapat menenangkan pelemahan rupiah.
Hari ini diperkirakan masih ada ruang bagi rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan negatifnya. Rupiah diperkirakan berada di rentang Rp 12.785-12.690 per dollar AS. (kurs tengah BI).
Kurs tengah BI Rabu kemarin, berada di posisi 12.720, menguat dibanding sebelumnya yang menyentuh level 12.900.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Senin, 15 Desember 2014

Ini Jadwal BI saat Natal dan Tahun Baru

JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Bank Indonesia (BI) membatasi kegiatan operasional pada libur Natal dan Tahun Baru 2015, namun BI memberikan waktu tertentu untuk masyarakat yang berkepentingan untuk transaksi perbankan.
Berikut adalah jadwal kegiatan operasional BI menjelang Natal dan Tahun Baru 2015 :

Kegiatan BI RTGS dan BI scripless securities settlement system (SSSS)
1. Tanggal 25 dan 26 Desember 2014 : kegiatan layanan ditiadakan.
2. Tanggal 29 dan 30 Desember 2014 : kegiatan layanan beroperasi normal.
3. Tanggal 31 Desember 2014 : beroperasi sesuai jadwal berikut :
- RTGS Central Computer (RCC) Open          : 06.30 WIB
- Cut Off Warning                                        : 18.00 WIB
- Pre Cut Off                                                : 19.00 WIB
- Cut Off BI-SSSS                                         : 19.30 WIB
- Cut Off BI-RTGS                                        : 20.00 WIB
4. Tanggal 19, 22, 23, 24, 29, 30 dan 31 Desember 2014 : batas waktu pengiriman transaksi pelimpahan penerimaan negara melalui Sistem BI-RTGS oleh Bank Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi ke rekening SUBRKUN di Bank Indonesia diperpanjang menjadi pukul 17.30 waktu setempat.
5. Tanggal 2 Januari 2015 sistem BI-RTGS dan BI-SSSS beroperasi secara normal.

Operasional Kliring
1. Tanggal 25 dan 26 Desember 2014 : kegiatan layanan ditiadakan.
2. Tanggal 29 dan 30 Desember 2014 : kegiatan layanan beroperasi secara normal.
3. Tanggal 31 Desember 2014, beroperasi sesuai jadwal sebagai berikut :
- Kliring Kredit siklus pertama dan siklus kedua diadakan sesuai dengan jadwal yang berlaku.
- Mekanisme Penyediaan Pendanaan Awal (prefund) untuk Kliring Kredit diadakan sesuai dengan jadwal yang berlaku.
- Kliring Debet ditiadakan, kecuali wilayah Jakarta dan Surabaya beroperasi terbatas pada layanan Kliring Pengembalian.
4. Tanggal 2 Januari 2015, beroperasi sesuai jadwal sebagai berikut :
- Kliring Kredit beroperasi normal.
- Kliring Debet beroperasi normal, namun Kliring Pengembalian untuk Wilayah Kliring Jakarta dan Surabaya ditiadakan.
- Mekanisme Penyediaan Pendanaan Awal (prefund) untuk Kliring Debet dan Kliring Kredit diadakan sesuai dengan jadwal yang berlaku.
5. Tanggal 5 Januari 2015, seluruh kegiatan layanan beroperasi secara normal.

Layanan Kas
1. Tanggal 25, 26 dan 31 Desember 2014 serta 1 Januari 2015 : kegiatan layanan kas tidak beroperasi.
2. Tanggal 29 dan 30 Desember 2014 serta 2 Januari 2015 : kegiatan layanan kas beroperasi normal.

Transaksi operasi moneter rupiah dan valas perbankan
1. Tanggal 25 dan 26 Desember 2014 serta 1 Januari 2015 : seluruh kegiatan ditiadakan.
2. Tanggal 29, 30, dan 31 Desember 2014 serta 2 Januari 2015 : seluruh kegiatan berjalan normal.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/