Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Kondisi perekonomian yang sedang lesu tidak hanya dialami oleh Indonesia semata. Banyak negara lain, khususnya dengan kategori berkembang, mengalami perlambatan ekonomi. Seperti China, Brasil dan Turki.
David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA) mengatakan, Tiongkok bahkan sudah berulang kali merevisi target pertumbuhannya. Data terakhir menyebutkan ekonomi China hanya mampu tumbuh 7%.
"Kondisi ekonomi yang lesu seperti Indonesia juga dialami Tiongkok," ungkap David kepada detikFinance, Selasa (28/4/2015)
Hal yang serupa juga dialami Brasil dan Turki. Menurut David, kondisi kedua negara tersebut bahkan jauh lebih buruk. Karena terkendala persoalan nilai tukar dan defisit transaksi berjalan, atau current account deficit (CAD) yang cukup parah.
"Level emerging market yang paling parah adalah Brasil dan Turki. Suku bunga di sana juga masih tinggi," jelasnya.
Namun ini menjadi berbeda untuk India. David menilai reformasi struktural yang dilakukan oleh India cukup drastis. Karena terlihat untuk CAD yang bisa di bawah 3% atas PDB. Padahal pada pertengahan 2013, kondisinya sama dengan Indonesia.
"Reformasi besar-besaran ini berpengaruh terhadap iklim investasi. Investor melihat kesungguhan pemerintah India. Dari sisi konsuminya masih stabil," kata David.
Sumber: http://finance.detik.com/