AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label OPEC. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label OPEC. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Juni 2016

Minyak Menguat Terkait Investor Yang Mengabaikan Keputusan OPEC

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Minyak mentah Brent menahan kenaikannya mendekati US $ 50 per barel karena investor yang mengabaikan keputusan OPEC untuk tetap pada kebijakan produksinya di tengah spekulasi pasar global mulai pulih.
Minyak berjangka sedikit berubah di London setelah penutupan di atas $ 50 untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh bulan terakhir. Sementara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak menolak usulan untuk mengadopsi harga maksimum produksi, para menteri bersatu dalam optimisme mereka bahwa pasar minyak global sedang membaik. Produksi minyak AS jatuh untuk pekan ke-12 dan cadangan minyak mentah turun 1,37 juta barel, menurut laporan dari Energy Information Administration pada hari Kamis kemarin.
Brent untuk pengiriman Agustus naik 9 sen menjadi $ 50,13 per barel di London-based ICE Futures Europe exchange pada 09:29 pagi di Hong Kong. Harga pada hari Kamis ditutup diatas $ 50 untuk pertama kalinya sejak 3 November. Minyak mentah acuan global diperdagangkan pada premium dari 43 sen untuk West Texas Intermediate.
WTI untuk pengiriman Juli berada di $ 49,21 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 4 sen. Kontrak naik 16 sen menjadi ditutup pada $ 49,17 di hari Kamis, kenaikan pertama dalam lima sesi. Total volume perdagangan sekitar 28 persen di bawah rata-rata 100-hari.(mrv)


Sumber: http://www.rfbnews.com/

Kamis, 02 Juni 2016

Minyak Mentah Berakhir Diatas $ 49 Terkait Pembicaraan Output OPEC

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Minyak berjangka menetap sempit lebih rendah pada hari Rabu, menutup sebagian penurunan sebelumnya setelah laporan berita mengatakan bahwa anggota OPEC dapat mempertimbangkan menempatkan batas tertinggi pada produksi minyak mentah.
Berita ini muncul menjelang pertemuan OPEC dua tahunan pada Kamis. Pasar juga menunggu data mingguan pemerintah AS terkait persediaan minyak bumi, juga pada hari Kamis.
Minyak mentah West Texas Intermediate menetap di $ 49,01 per barel, turun 9 sen, atau 0,2%, di New York Mercantile Exchange, penutupan perdagangan sesi terendah dari $ 47,75. Harga turun 0,5% pada hari Selasa, tetapi berakhir bulan Mei dengan gain sebesar 6,9%.
Minyak mentah Brent Agustus di bursa ICE Futures London turun 17 sen, atau 0,3%, ke level $ 49,72 per barel.(yds)


Sumber:http://www.rfbnews.com/

Senin, 05 Januari 2015

Minyak Perpanjang Penurunan Dari 5 1/2-Tahun Terendah


Rifan Financindo Berjangka, Minyak melemah untuk hari ketiga, memperpanjang penurunan dari level terendah dalam lima setengah tahun di tengah tanda-tanda berlimpahnya pasokan global yang mendorong minyak mentah menuju bear market yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam tahun ini.
Minyak berjangka di London turun sebanyak 1,3%, setelah pekan lalu turun 5,1%. Irak berencana untuk meningkatkan ekspor minyak mentah dalam bulan ini, menurut kementerian minyak dalam produsen terbesar kedua dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Presiden Venezuela, Nicolas Maduro berkunjung ke China untuk mengadakan pembicaraan mengenai pembiayaan dan energi serta akan mengunjungi negara-negara anggota OPEC lainnya untuk mengembangkan strategi harga minyak.
Minyak Brent untuk pengiriman Februari turun sebanyak 71 sen menjadi $ 55,71 per barel di perdagangan elektronik ICE Futures Europe exchange London, dan berada di level $ 55,96 pada pukul 9:20 pagi waktu Seoul. Minyak acauan Eropa merosot 48% pada tahun lalu, dan ditutup dengan penurunan mingguan keenam pada 2 Januari. Brent diperdagangkan $ 3,55 lebih besar dari West Texas Intermediate, dibandingkan dengan $ 3,73 pada hari Jumat.
WTI untuk pengiriman Februari turun sebanyak 54 sen, atau 1% ke level $ 52,15 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI kehilangan 3,7% menjadi $ 52,69 pada pekan lalu. Total volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 31% di bawah rata-rata 100-hari.


Sumber : Bloomberg

Selasa, 30 Desember 2014

Minyak Mendekati Level Terendah 5 Tahun


Rifan Financindo Berjangka, Minyak diperdagangkan mendekati level terendah dalam lebih dari lima tahun terhadap spekulasi bahwa anggota OPEC akan menahan diri dari berjuang memotong output untuk pasar saham dengan produsen asal AS di tengah berlimpahnya persediaan global.
West Texas Intermediate berjangka sedikit berubah di New York setelah turun 2,1% kemarin. Persediaan minyak di AS, konsumen terbesar di dunia, diproyeksikan untuk tetap tidak berubah pada level tertinggi dalam lebih dari enam bulan, menurut survei Bloomberg terhadap analis sebelum rilis data pemerintah besok. Dolar bertahan di dekat level tertinggi dua tahun terhadap euro, meredam daya tarik dari investasi komoditas.
Minyak mentah untuk pengiriman Februari naik 1 sen ke level $ 53,62 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada pukul 08:23 pagi di Singapura. Kontrak kehilangan $ 1,12 hingga $ 53,61 kemarin, penutupan terendah sejak Mei 2009. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 80% di bawah rata-rata 100-hari. Minyak mentah acuan AS diperdagangkan dengan diskon sebesar $ 4,24 untuk minyak Brent.
Brent untuk pengiriman Februari turun $ 1,57, atau 2,6%, ke $ 57,88 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 4,27 terhadap WTI.


Sumber : Bloomberg

Selasa, 23 Desember 2014

WTI Naik Setelah Investor Perkirakan Pasokan Minyak AS Turun


Rifan Financindo Berjangka, Minyak naik untuk kedua kalinya dalam 3 hari terakhir akibat para investor mengkaji proyeksi penurunan pada pasokan minyak mentah AS terhadap tanda-tanda bahwa Irak bergabung dengan anggota OPEC lainnya dalam mempertahankan pangsa pasar.
Kontrak WTI (West Texas Intermediate) naik sebesar 0.8% di New York. Pasokan minyak di AS untuk pekan kedua diperkirakan turun hingga 19 Desember lalu, menurut survey dari Bloomberg News menjelang rilis data oleh pemerintah besok. Rencanan Irak untuk mendorong output tahun depan setelah para anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menolak untuk menurunkan pangsa pasar, menurut Menteri Minyak Irak Adel Abdul Mahdi.
Minyak sedang menuju penurunan tahunan tertajam sejak 2008 silam setelah AS memproduksi minyak mentah pada level rekor ditengah tanda-tanda menurunnya permintaan. Arab Saudi dan United Arab Emirates menegaskan kembali komitmen untuk mempertahankan produksi pada angka yang sama, menyalahkan pemasok dari luar OPEC sebagai akibat penurunan harga minyak saat ini.
WTI untuk pengiriman Februari naik sebesar 43 sen ke level $55.69 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $55.36 pukul 10:55 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak WTI turun $1.87 ke level $55.26. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 79% dibawah 100 hari rata-rata. Harga WTI telah mengalami penurunan 44% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk penyelesaian Februari turun $1.27 atau 2.1% ke level $60.11 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $4.85 dibanding WTI.
OPEC tidak akan memangkas pasokan berapapun harganya, menurut Mebteri Minyak Arab Saudi Ali Al-Naimi saat wawancara dengan Middle East Economic Survey.



Sumber : Bloomberg

Jumat, 12 Desember 2014

Pertama Kali Sejak Juli 2009, Harga Minyak Jatuh di Bawah 60 Dollar AS


NEW YORK, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak AS jatuh di bawah 60 dollar AS per barel untuk pertama kalinya sejak Juli 2009 pada perdagangan Kamis (11/12/2014) waktu setempat (Jumat pagi WIB). Harga emas hitam ini melorot 44 persen sejak Juni 2014 lalu.
Harga minyak sempat bertahan untuk hampir sepanjang perdagangan sebelum merosot lebih dari satu dollar AS dalam dua jam akhir perdagangan di New York Mercantile Exchange.
Pada penutupan, patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, telah kehilangan 99 sen dari Rabu menjadi 59,95 dollar AS per barel.
Di London, minyak mentah Brent untuk Januari mengikuti pola yang sama, berakhir turun 56 sen menjadi 63,68 dollar AS per barel.
"Di bawah 60 dolar AS, kami melewati garis lain di sini," kata James Williams, analis energi di WTRG Economics menanggapi harga WTI.
Dia mengatakan bahwa laporan stok minyak AS pada Rabu, dengan kenaikan dalam tingkat penyimpanan minyak mentah dan produk olahan, hanya menambah tekanan jual pada pasar global yang kelebihan pasokan.
"Ada banyak pasokan, lebih dari banyak. Kilang-kilang sedang berjalan dengan produksi penuh, produksi meningkat, dan masih terjadi peningkatan dalam minyak mentah," " kata dia.
"Dapat dibayangkan, kita bisa melihat minyak mentah akan di bawah 50 dollar AS untuk periode waktu singkat," ucap dia.
"Pasar minyak mungkin oversold dari perspektif teknis, tetapi terus kekurangan dukungan fundamental untuk pembalikan berarti bagi kenaikan," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Harga minyak AS juga jatuh setelah Kuwait memangkas harga jual minyak mentah untuk pelanggannya di Asia.
Kuwait, produsen terbesar ketiga OPEC, menurunkan harga minyak mentah Januari untuk pelanggan Asia pada Rabu, menjadi anggota OPEC ketiga yang menawarkan diskon setelah Arab Saudi dan Irak.
Para pedagang berpendapat persaingan harga dari produsen minyak mentah akan menyeret harga yang lebih rendah.
Selain itu, menteri minyak Arab mempertanyakan kebutuhan untuk memangkas produksi. "Mengapa saya harus memotong produksi?" Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi mengatakan kepada wartawan, Rabu. "Ini adalah pasar dan saya jual di pasar. Mengapa saya harus memotong?" Dia mengatakan pasar akan mengoreksi dengan sendirinya.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sepertiga dari minyak mentah dunia, mempertahankan pagu produksi kolektif 30 juta barel per hari pada pertemuan di Viena, 27 November 2014 lalu.
Kartel itu menyatakan, dalam laporan bulanan pada Rabu bahwa pada 2015, pasokan minyak non-OPEC diperkirakan akan meningkat sebesar 1,36 juta barel per hari menjadi rata-rata 57,31 juta barel per hari.
Badan Informasi Energi AS (EIA), melaporkan, produksi minyak mentah AS mencapai 9,12 juta barel per hari untuk pekan yang berakhir 5 Desember.
EIA pada Selasa memangkas proyeksi harga minyak mentah sebesar 15 dollar AS dalam menanggapi keputusan OPEC dan meningkatnya produksi AS. EIA memperkirakan bahwa minyak mentah AS dan Brent masing-masing akan mencapai rata-rata 62,75 dollar AS dan 68,08 dollar AS pada 2015.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Kamis, 11 Desember 2014

Harga Minyak Dunia Anjlok Lagi, Termurah dalam Lima Tahun Terakhir


Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak kembali tenggelam ke level terendah dalam lima tahun terakhir. Dibandingkan harga tertinggi sepanjang 2014, harga minyak sekarang hampir separuhnya saja. Permintaan minyak pun diperkirakan bakal anjlok ke level yang belum pernah terjadi dalam satu dekade terakhir.
Kementerian Energi Amerika Serikat melaporkan data mengejutkan tentang lonjakan cadangan minyak mereka, sementara OPEC memperkirakan pada 2014 permintaan minyak dunia bakal anjlok ke level yang tak pernah dilihat setidaknya dalam satu dekade terakhir.
Acuan pasar minyak Amerika, Rabu (10/12/2014), mencatat harga minyak turun 4 persen senilai 2,60 dollar AS per barrel, membawa minyak dunia ke harga 61,23 dollar AS per barrel. Harga serendah ini tak pernah terlihat sejak Juli 2009.
Dalam dua pekan terakhir, harga minyak di pasar acuan Amerika turun 17 persen. Dibandingkan harga tertinggi minyak pada tahun ini, di level 107,26 dollar AS, harga hari ini sudah anjlok 43 persen. Sementara itu, harga minyak di pasar acuan London, Brent, turun 2,5 dollar AS ke harga 64,34 dollar AS per barrel.
OPEC, Rabu, memperkirakan permintaan minyak dunia akan turun menjadi 28,9 juta barrel per hari pada 2015, lebih rendah 400.000 barrel per hari dibandingkan permintaan pada 2014. Target produksi negara-negara anggota OPEC pada 2015 adalah 30 juta barrel per hari, yang artinya pasokan minyak akan semakin berlimpah melebihi permintaannya.
Pada hari yang sama, Kementerian Energi melaporkan peningkatan stok minyak mereka menjadi sebanyak 1,5 juta barrel ke level 380-an juta barrel, ketika analis sebelumnya memperkirakan cadangan ini akan turun 2,2 juta barrel. Cadangan gasoline pun disebut melampaui perkiraan.
Diperkirakan, harga rata-rata per gallon bahan bakar minyak di Amerika adalah 2,6 dollar pada 2015, setara sekitar Rp 32.000. Dengan konversi satu gallon setara dengan 4,4 liter, maka harga per liternya sekitar Rp 7.000-an. Harga tersebut lebih rendah sekitar 23 persen dibandingkan rata-rata harga gasoline sepanjang 2014.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Rabu, 03 Desember 2014

Kembali Melorot, Harga Minyak Dunia Sentuh 66 Dollar AS


NEW YORK, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia jatuh pada Selasa (2/12/2014) waktu setempat (Rabu pagi WIB), setelah pemerintah Irak dan otonom Kurdi mencapai kesepakatan meningkatkan ekspor minyak.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 2,12 dollar AS ditutup pada 66,88 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, menetap di 70,54 dollar AS per barel, turun 2,00 dollar AS dari penutupan Senin.
Pemerintah Irak dan wilayah otonomi Kurdi pada Selasa mengumumkan sebuah perjanjian penyelesaian sengketa lama mereka atas anggaran dan ekspor minyak.
Berdasarkan kesepakatan itu, yang mulai berlaku pada awal tahun depan, 250.000 barel per hari minyak akan diekspor dari daerah otonom dan 300.000 barel per hari lainnya dari provinsi Kirkuk.
Kesepakatan baru itu bisa membantu mendorong produksi harian anggota OPEC Irak melewati tiga juta barel per hari, naik dari sekitar 2,5 juta barel pada November.
Tambahan 550.000 barel per hari "bukan jumlah minyak yang besar, tetapi dalam pasar yang sudah lemah, itu mendorong harga turun," kata Michael Lynch dari Strategic Energy and Economic Research.
Harga minyak terpukul akhir pekan lalu setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan pagu produksinya, meskipun pasokan yang melimpah mendorong harga melemah tajam.


SUmber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Jumat, 28 November 2014

OPEC Pertahankan Produksi, Harga Minyak Melorot ke 67 Dollar AS

NEW YORK, Rifan Financindo Berjangka - Organisasi negara-negara pengekspor minyak OPEC pada Kamis (27/11/2014) memutuskan untuk tidak memangkas produksi minyak mereka meskipun pasokan global berlimpah dan memicu harga minyak mentah turun sampai lima dollar AS.
Kartel yang menghasilkan sepertiga minyak dunia memilih untuk mempertahankan target produksinya meski harga minyak merosot 35 persen sejak Juni. Keputusan tersebut membuat harga minyak dunia jatuh ke posisi terendah empat tahun.
Di kontrak berjangka New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari merosot menjadi 67,75 dollar AS per barel -- tingkat terendah sejak akhir Mei 2010.
Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman Januari terpuruk ke posisi 71,25 dollar AS per barel, juga terendah dalam empat tahun.
Analis komoditas di kelompok riset Capital Economics Tom Pugh mengatakan, OPEC mungkin telah sampai pada kesimpulan bahwa periode harga minyak lebih rendah berpotensi bekerja dalam mendukung kelompok dalam jangka panjang, mengingat dorongan itu akan menguntungkan ekonomi global.
"Meskipun demikian, ada kemungkinan ada ketidaksepakatan besar di antara anggota OPEC seperti Iran dan Venezuela, yang telah meminta penurunan produksi, dengan anggota Teluk yang berada di posisi keuangan yang lebih kuat," sebutnya.
Harga emas hitam juga tertekan oleh dollar AS yang lebih kuat dan kekhawatiran tentang menurunnya permintaan energi di ekonomi global yang lemah.
Badan Energi Internasional (IEA) baru-baru ini memperingatkan bahwa tren menurutnya harga itu belum berakhir. IEA juga menyatakan, minyak mentah berjangka akan melorot hingga 2015.
Anjloknya harga minyak telah mengipasi kekhawatiran tentang ancaman deflasi dalam perekonomian dunia, dan terutama di zona euro.
Sementara penurunan harga konsumen mungkin terdengar baik bagi konsumen, namun deflasi dapat memicu lingkaran setan di mana usaha dan rumah tangga menunda pembelian, mencekik permintaan dan menyebabkan perusahaan memberhentikan pegawainya.

Keputusan OPEC

Ke-12 negara anggota OPEC memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi 30 juta barel per hari  yang telah berlangsung tiga tahun.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah El-Badri mengatakan, kartel akan duduk diam sebelum pertemuan produksi berikutnya yang dijadwalkan pada Juni di Wina, tempat kartel bermarkas.
"Kami harus menunggu dan melihat bagaimana pasar akan menetap," katanya pada konferensi pers penutupan pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan terbaru, OPEC menghadapi tekanan dari para anggota yang lebih miskin, terutama Venezuela, untuk memotong produksi karena kemerosotan harga minyak telah memangkas pendapatan berharga mereka.
Namun anggota-anggota dari Teluk yang kuat menolak desakan pemangkasan produksi kecuali mereka menjamin pangsa pasarnya di arena yang sangat kompetitif, terutama di Amerika Serikat, tempat minyak lebih murah dari serpih batu membanjir memberikan kontribusi terhadap kelebihan pasokan global.
"Kita harus menarik kelebihan dari pasar," kata Menteri Luar Negeri Venezuela Rafael Ramirez kepada wartawan menjelang pengumuman hasil pertemuan Kamis.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Kamis, 27 November 2014

Minyak Perpanjang Penurunan Jelang Pertemuan OPEC


Rifan Financindo Berjangka, Minyak jatuh untuk hari keempat, memperpanjang penurunan level terendahnya dalam empat tahun terakhir jelang pertemuan OPEC hari ini. Saham Jepang turun sementara ekuitas Korea dan won menguat pasca Samsung Electronics Co mengatakan akan buy back saham.
Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) turun sebesar 0,2 persen ke level $73,51 per barel pukul 09:23 di Tokyo, menuju penutupan terendah sejak Agustus 2010 lalu. Indeks Topix Jepang turun sebesar 0,3 persen, penurunan hari kedua. Indeks Kospi naik sebesar 0,5 persen di Seoul, dipimpin oleh lonjakan sebesar 7 persen saham Samsung Electronics, anggota bursa terbesarnya. Won menguat sebesar 0,3 persen, sementara dolar Australia melemah. Indeks MSCI Asia Pacific stagnan dengan Indeks Standard & Poor 500 berjangka. Bursa saham AS ditutup untuk liburan Thanksgiving hari ini.
Perwakilan dari 12 Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak bertemu hari ini di Wina, dengan harga minyak memasuki fase bearish di tengah kekhawatiran atas melimpahnya cadangan global. Menteri Perminyakan Arab Saudi mengatakan kemarin bahwa penurunan harga akan stabil, sementara Venezuela, Arab Saudi, Meksiko dan Rusia pekan ini gagal menyepakati pemotongan pasokan. China akan melaporkan keuntungan perusahaan industri hari ini, sementara update produk domestik bruto kuartal ketiga Filipina.
Harga minyak mentah telah jatuh tahun ini di tengah produksi minyak AS berada pada level tertinggi dalam tiga dekade terakhir dan tanda-tanda melambatnya permintaan global. Sebuah survei Bloomberg News terhadap 20 analis menunjukkan mereka terbagi pada apakah OPEC akan mengurangi pasokan untuk mendukung harga. Negara anggota OPEC, yang memompa sekitar 40 persen dari minyak dunia, akan membahas target produksi resminya sebesar 30 juta barel per hari pada pertemuan di Austria.


Sumber: Bloomberg

Kamis, 20 November 2014

Minyak WTI Melemah Setelah Persediaan Minyak Mentah AS Menguat


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun untuk hari keempat setelah persediaan minyak mentah AS naik, dan investor mengkaji kemungkinan pemangkasan produksi minyak OPEC.
Minyak berjangka melemah 0,4% di New York. Stok minyak mentah AS naik sebesar 2,6 juta barel pekan lalu menjadi 381.100.000, menurut laporan Energy Information Administration (EIA). Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) harus memangkas kelebihan pasokan dan mengurangi target produksi, Gubernur OPEC Libya Samir Kamal mengatakan kemarin.
Minyak telah merosot ke bear market setelah Amerika Serikat meningkatkan suku bunga tertinggi dalam lebih dari tiga dekade di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan. Memimpin anggota OPEC menolak permintaan untuk mengurangi produksi karena produsen minyak yang lebih kecil seperti Venezuela mencari tindakan untuk mendukung harga sebelum pertemuan 27 November mendatang di Wina.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman Desember, yang berakhir hari ini, kehilangan 33 sen menjadi $ 74,25 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 74,28 pada pukul 10:48 pagi waktu Sydney. Kontrak bulan Januari yang lebih aktif turun 23 sen menjadi $ 74,27. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 46% di bawah rata-rata 100 hari. Harga WTI telah turun 25% dalam tahun ini.
Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 37 sen, atau 0,5%, ke $ 78,10 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah patokan Eropa mengakhiri sesi di level $ 3,60 lebih besar dari WTI untuk bulan yang sama.
OPEC, yang memasok sekitar 40% dari minyak dunia, memompa 30.970.000 barel per hari pada bulan Oktober, melampaui target produksi kolektif dari 30 juta barel untuk bulan kelima berturut-turut, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan.


Sumber : Bloomberg

Rabu, 19 November 2014

Minyak WTI Turun Terkait Spekulasi OPEC akan Menolak Mengurangi Produksinya


Rifan Financindo Berjangka, Minyak WTI (West Texas Intermediate) turun untuk hari ketiga dan ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam empat tahun terakhir terkait spekulasi OPEC akan menolak pengurangan produksi.
WTI berjangka turun sebanyak 0,6 persen di New York. Ekuador dan Venezuela akan meminta anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk memangkas kelebihan produksi, kata seorang pejabat pemerintah Ekuador. Pemotongan besar tidak dalam kepentingan OPEC karena itu akan meningkatkan pasokan minyak AS, menurut Goldman Sachs Group Inc. pertumbuhan produksi AS mungkin berkurang jika harga jatuh ke $60, kata Kepala Administrasi Informasi Energi Adam Sieminski.
Minyak telah turun menuju fase bearish seiring Amerika Serikat memompa minyak di laju tercepat dalam lebih dari tiga dekade terakhir dan permintaan melambat. Pemiimpin produsen OPEC seperti Arab Saudi menolak panggilan untuk mengurangi pasokan sementara yang lain mencari tindakan untuk mendukung harga minyak seiring OPEC bersiap untuk melakukan pertemuan pada 27 November di Wina.
WTI untuk pengiriman Desember, yang berakhir besok, turun sebanyak 45 sen menjadi $74,16 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $74,28 pukul 11:34 pagi waktu Sydney. Kontrak aktif Januari turun 32 sen ke level $74,32. Volume semua berjangka yang ditransaksikan sekitar 15 persen di bawah moving average 100-hari. Harga turun 25 persen tahun ini.
Brent untuk pengiriman Januari turun 84 sen, atau sebesar 1,1 persen, ke level $78,47 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah patokan Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $ 3,83 dibandingkan minyak WTI.
Persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 3,7 juta barel pada jumat lalu, industri yang didanai American Petroleum Institute mengatakan kemarin, menurut Bain Energy. Sebuah laporan pemerintah yang akan dirilis hari ini mungkin menunjukkan jumlah persediaan menyusut 1,5 juta, menurut survei Bloomberg News.


Sumber: Bloomberg

Rabu, 12 November 2014

WTI Merosot Terkait OPEC Pertahankan Kuota Minyak


Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) turun untuk kedua kalinya dalam 3 hari terakhir ditengah tanda-tanda OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) diperkirakan tidak akan memangkas output pasca penurunan harga (bearish).
Kontrak berjangka minyak turun sebesar 0.6% di New York. Kelebihan pasokan tidak berasal dari negara kita,hal itu menurut Menteri Energi UAE (United Arab Emirates) Suhail Al Mazrouei kemarin di Abu Dhabi dan OPEC. Pasokan minyak mentah AS diperkirakan naik 1.1 juta barel hingga 7 November lalu, merupakan gain mingguan ke-6, hal tersebut menurut survey Bloomberg News menjelang rilis data pemerintah besok.
Acuan minyak global telah mengalami penurunan 30% sejak lonjakan kenaikan tertinggi pada Juni lalu ditengah spekulasi pasokan global melampaui permintaan. Pemimpin anggota-anggota OPEC merespon dengan pemangkasan harga ekspor, mengabaikan untuk menurunkan output karena mereka bersaing dengan AS yang memproduksi minyak pada laju tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebesar 46 sen ke level $77.48 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $77.57 pukul 10:45 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak berjangka minyak catat gain 54 sen ke level $77.94. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 82% dibawah 100 hari rata-rata. Kontrak harga telah mengalami penurunan 21% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk penyelesaian Desember turun 67 sen atau 0.8% ke level $81.67 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London, level penutupan terendah dalam 4 tahun terakhir. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.73 dibanding WTI.


Sumber : Bloomberg