AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label saham apple. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label saham apple. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Mei 2016

Warren Buffett Beli Saham Apple, Wall Street Naik 1% Lebih

Warren Buffett Beli Saham Apple, Wall Street Naik 1% Lebih
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup naik hingga 1% lebih pada perdagangan Senin. Didorong oleh kenaikan saham Apple dan energi karena kenaikan harga minyak.

Harga saham Apple naik 3,7%. Ini setelah Berkshire Harthway, perusahaan milik orang terkaya nomor dua di AS, Warren Buffett, dilaporkan membeli saham Apple senilai US$ 1 miliar, atau sekitar Rp 13 triliun.

Kenaikan saham Apple ini mendorong kenaikan 3 indeks utama di Wall Street.

Selain itu, kenaikan juga terjadi pada saham energi, setelah harga minyak naik ke tingkat tertingginya dalam 6 bulan terakhir.

"Dengan harga minyak naik, semua yang berhubungan dengan sektor energi juga ikut naik saat ini," kata Analis, Jason Pride, dilansir dari Reuters, Selasa (17/5/2016).

Pada perdagangan Senin, indeks Dow Jones naik 175,39 poin (1%) ke 17.710,71. Indeks S&P 500 naik 20,05 poin (0,98%) ke 2.066,66. Sementara indeks Nasdaq naik 57,78 poin (1,22%) ke 4.775,46.

Ada sekitar 6,5 miliar lembar saham yang ditransaksikan. Ini di bawah rata-rata transaksi harian selama 20 hari terakhir, yakni 7,2 miliar lembar saham.


Sumber: http://finance.detik.com/

Kamis, 28 April 2016

Saham Apple Jatuh, Wall Street Tetap Positif

Saham Apple Jatuh, Wall Street Tetap Positif
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pasar saham Wall Street berakhir positif setelah ada sinyal The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan tingkat suku bunganya Juni mendatang. Saham Apple jadi pemberat di Indeks Komposit Nasdaq.

Saham-saham telekomunikasi dan peralatan rumah tangga naik setelah ada kepastian bunga rendah dari bank sentral. Aksi borong saham terjadi tak lama setelah pengumuman The Fed.

"Intinya adalah The Fed masih percaya ekonomi AS bisa positif meski masih ada risiko dari pasar global," kata John Bailer, manajer portofolio senior dari Boston Company Asset Management, seperti dikutip Reuters, Kamis (28/4/2016).

Pertemuan The Fed berikutnya akan berlangsung pada 14-15 Juni. Jika ekonomi AS tetap bertahan positif, bisa jadi suku bunga The Fed naik.

Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 51,23 poin (0,28%) ke level 18.041,55, Indeks S&P 500 menguat 3,45 poin (0,16%) ke level 2.095,15 dan Indeks Komposit Nasdaq berkurang 25,14 poin (0,51%) ke level 4.863,14.


Sumber: http://finance.detik.com/

Rabu, 27 April 2016

Kinerja Mengecewakan, Saham Apple dan Twitter Jeblok

Kinerja Mengecewakan, Saham Apple dan Twitter Jeblok
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Apple dan Twitter mencatat kinerja yang mengecewakan sepanjang kuartal I-2016. Alhasil, sahamnya pun jeblok.

Sepanjang kuartal I-2016, penjualan iPhone turun, atau yang pertama kalinya sejak 13 tahun terakhir. Penjualan Apple di China juga turun lebih dari 25%.

Dilansir dari Reuters, Rabu (27/4/2016), kondisi ini membuat saham Apple turun 7% menjadi US$ 97,31 per lembar, atau terjun ke bawah US$ 100 per lembar. Ini pertama kali terjadi sejak Februari.

Apple menjual 51,2 juta iPhone sepanjang kuartal I-2016, turun dari 61,2 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Laporan mengecewakan Apple mengikuti laporan dari Microsoft, Alphabet selaku pemilik Google, dan Twitter.

Saham Twitter juga pada perdagangan di Wall Street semalam turun lebih dari 13% karena pendapatannya di bawah ekspektasi pelaku pasar. Saham Twitter turun 13,6% menjadi US$ 15,34 per lembar.

Turunnya pendapatan Twitter karena melemahnya pengeluaran para pengiklan besar.

Sebenarnya pendapatan Twitter naik 36% menjadi US$ 594,5 juta di kuartal I-2016. Namun ini di bawah estimasi analis, yang memperkirakan US$ 607,8 juta.

Twitter masih mencatat kerugian US$ 79,7 juta di kuartal I-2016, lebih rendah dari kerugian periode yang sama tahun lalu US$ 162,4 juta.



Sumber: http://finance.detik.com/

Rabu, 30 Desember 2015

Saham Apple dan Amazon Bikin Wall Street Positif

Saham Apple dan Amazon Bikin Wall Street Positif
New York -Pasar saham Wall Street naik tinggi jelang tutup tahun 2015. Penguatan saham Amazon dan Apple merangsang saham-saham teknologi lain ikut naik.

Seluruh indeks sektoral di S&P 500 berakhir positif, dipimpin oleh sektor teknologi. Saham Apple mampu melonjak hingga 1,8% meski ada kekhawatiran melambatnya penjualan iPhone.

Amazon menanjak lebih tinggi lagi, hingga 2,78% dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 693,97 per lembar. Peritel daring itu mencatat lebih dari 3 juta anggota Prime baru di akhir Desember.

"Saham teknologi dan beberapa saham kesehatan bisa memberikan pertumbuhan yang tinggi di tengah situasi di mana banyak perusahaan yang melakukan penghematan dan buyback saham untuk menghasilkan laba," kata Bucky Hellwig, senior vice president BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama, seperti dikutip Reuters, Rabu (30/12/2015).

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones melonjak 1,1% ke level 17.720,98 dan Indeks S&P 500 menanjak 1,06% ke level 2.078,36. Indeks Komposit Nasdaq melaju 1,33% ke level 5.107,94.


Sumber: http://finance.detik.com/

Selasa, 22 September 2015

Saham Apple Naik Karena 'Mobil Listrik', Wall Street Positif

as
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street ditutup positif pada perdagangan Senin, rebound dari keterpurukannya pada pekan lalu. Kenaikan Wall Street ini dibantu oleh naiknya saham Apple dan perusahaan sektor keuangan.

Meski begitu, saham bioteknologi turun, setelah kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menyatakan rencananya menghentikan 'penipuan harga' untuk obat-obatan khusus.

Saham sektor keuangan rebound, setelah pekan lalu jatuh akibat keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya.

Saham Apple naik 1,6% menjadi US$ 115,21. Karena Wall Street Journal melaporkan, Apple mendesain sebuah mobil listrik dan ditargetkan bakal selesai pada 2019.

"Pasar rebound dari aksi jual di Jumat lalu. Meski begitu, masih ada ketidakpastian yang menyelimuti investor terkait The Fed," kata Analis, Bucky Hellwig, dilansir dari Reuters, Selasa (22/9/2015).

Indeks saham Dow Jones naik 125,61 poin (0,77%) ke 16.510,19. Indeks S&P 500 naik 8,94 poin (0,46%) ke 1.966,97. Sementara indeks Nasdaq naik 1,73 poin (0,04%) ke 4.828,96.

Ada sekitar 6,5 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di bawah rata-rata harian sebanyak 8,3 miliar lembar saham.

Ketakutan akan melambatnya pertumbuhan ekonomi China telah menimbulkan aksi jual di pasar saham global dalam beberapa pekan terakhir.

Selain itu, komentar The Fed soal kekhawatiran perlambatan ekonomi global juga menjadi perhatian investor. Saat ini, investor fokus menunggu rapat The Fed selanjutnya pada 27-28 Oktober, apakah suku bunga acuan akan dinaikkan pada tahun ini.

Sumber: http://finance.detik.com/

Jumat, 11 September 2015

Saham Apple Naik, Wall Street Ikut Positif

Barclays specialist trader Michael Pistillo shouts out a price just after the opening bell on the floor at the New York Stock Exchange
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup positif pada perdagangan Kamis. Wall Street mengalami pergerakan naik turun dengan rentang yang cukup besar, karena kemarin ditutup negatif.

Naik turun Wall Street ini memperlihatkan kekhawatiran para investor, dalam menunggu hasil rapat bank sentral AS yaitu Federal Reserve (The Fed), terkait rencana kenaikan suku bunga acuan. Kenaikan saham Apple membantu Wall Street ditutup positif.

Saham Apple naik 2,2% menjadi US$ 112,57, setelah kemarin turun.

"Investor masih belum nyaman dengan situasi yang terjadi. Aksi beli saham masih rendah," kata Analis, Mark Luschini, dilansir dari Reuters, Jumat (10/9/2015).

Indeks saham Dow Jones turun 76,83 poin (0,47%) ke 16.330,4. Indeks S&P 500 turun 10,25 poin (0,53%) ke 1952,29. Sementara indeks Nasdaq turun 39,72 poin (0,84%) ke 4.796,25.

Ada sekitar 6,8 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di bawah rata-rata harian sebanyak 8,1 miliar lembar saham.

Sumber: http://finance.detik.com/

Kamis, 10 September 2015

Saham Apple Jeblok, Wall Street Turun 1% Lebih

as
Jakarta, Rifan Financindo Berkangka - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup turun 1% lebih pada perdagangan Rabu, setelah sehari sebelumnya naik tinggi. Penurunan ini dipimpin oleh anjloknya saham Apple dan perusahaan energi akibat turunnya harga minyak.

Harga saham Apple turun 1,9% ke US$ 110,15 pada perdagangan Rabu. Perusahaan ini mengumumkan versi baru Apple TV. Namun sejumlah analis mengatakan, investor menjual saham Apple karena ekspektasi yang terlalu tinggi, terhadap produk baru ini.

Saham energi di indeks S&P 500 juga turun 1,9% karena harga minyak di AS turun 3,9%. Saham Chevron turun 2,5% menjadi US$ 74,92.

"Kita melihat kenaikan yang positif di Selasa karena sudah oversold. Namun itu tak berarti apa-apa. Investor masih menunggu perkembangan kebijakan di China, dan juga menunggu keputusan The Fed," jelas Analis, Bucky Hellwig, dilansir dari Reuters, Kamis (10/9/2015).

Pemerintah China mengatakan akan melakukan penguatan kebijakan fiskal, mendorong pembangunan infrastruktur, dan mempercepat reformasi pajak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Indeks Dow Jones turun 239,11 poin (1,45%) ke 16.253,57. Indeks S&P 500 turun 27,37 poin (1,39%) ke 1.942,04. Sementara indeks Nasdaq turun 55,40 poin (1,15%) ke 4.756,53.

Ada sekitar 7,2 miliar lembar saham yang ditransaksikan, di bawah rata-rata harian sebanyak 7,4 miliar lembar saham.

Sumber: http://finance.detik.com/

Rabu, 27 Mei 2015

Saham Apple Merah, Wall Street Melorot

Traders work on the floor of the NYSE in New York
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Saham-saham di Wall Street berakhir melorot pada Selasa (26/5/2015) waktu setempat (Rabu pagi WIB) didorong penguatan dollar AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 190,48 poin (1,04 persen) pada 18.041,54.

Indeks berbasis luas S&P 500 berakhir turun 21,86 poin (1,03 persen) menjadi 2.104,20, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq berkurang 56,61 poin (1,11 persen) ke posisi 5.032,75.

Kurs dollar AS naik tajam terhadap euro dan mata uang lainnya setelah data ekonomi AS yang kuat dan pembicaraan Yunani yang sedang kekurangan uang dengan para kreditornya semakin mengkhawatirkan.

"Bangkitnya kembali kekhawatiran tentang Yunani menyebabkan euro lebih lemah dan dolar lebih kuat, dan itu menambah kekhawatiran untuk semua orang yang melakukan bisnis di luar negeri," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas Wedbush Securities.

Data AS yang lebih kuat juga telah memicu spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunganya. "Lebih cepat dari yang orang-orang perkirakan," kata James.

Saham Time Warner Cable melonjak 7,3 persen menyusul pengumuman Charter untuk menciptakan sebuah raksasa kabel. Langkah ini dilakukan setelah Comcast pada April menarik tawaran untuk Time Warner Cable setelah ada penentangan dari regulator antitrust. Saham Charter naik 2,5 persen dan saham Comcast bertambah 1,2 persen.

Banyak saham teknologi mundur, termasuk anggota Dow, Apple turun 2,2 persen, Google turun 1,4 persen, Facebook turun 1,5 persen dan perusahaan biotek seperti Amgen turun 2,8 persen.

Saham minyak seperti Chevron berkurang 1,5 persen dan Anadarko Petroleum merosot 2,3 persen, menderita karena penurunan harga minyak. Harga tembaga yang lebih rendah juga menekan raksasa logam dan minyak Freeport-McMoRan yang jatuh 4,3 persen.

Saham maskapai penerbangan juga melemah, dengan Delta Air Lines jatuh 3,1 persen dan United Continental berkurang 3,3 persen.

First Solar turun 7,3 persen setelah RBC Capital Markets menurunkan peringkat sahamnya, mengatakan pesaing-pesaingnya telah menyusul dengan modul-modul berbiaya rendah.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/