AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label pertamina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pertamina. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Juni 2017

Pertamina Siapkan Kios-kios BBM di Jalur Mudik | PT Rifan Financindo

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -  Berbeda dengan mudik-mudik tahun sebelumnya, mudik tahun ini banyak jalan tol yang dibuka secara darurat alias fungsional. Tol-tol tersebut merupakan tol yang masih dalam tahap konstruksi dan belum sepenuhnya jadi, namun dibuka untuk mengurai kemacetan, sehingga belum memiliki fasilitas SPBU. 

SVP Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Gigih Wahyu Irianto, mengatakan bagi para pemudik yang bakal melintasi tol-tol darurat tersebut tak perlu khawatir. Ini lantaran pihaknya tengah menyiapkan titik-titik penjualan BBM sementara. 

"Kita akan siapkan di tol, kan ada tuh kayak di Batang itu 150 kilometer. Kita siapkan titik-titik tertentu pakai (BBM) kemasan. Misalnya mulai dari Gringsing (Batang) sampai Weleri (Kendal)" kata Gigih di kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (5/6/2017).

Diungkapkannya, meski dijual kemasan, harga BBM yang dijual tersebut sama dengan harga di SPBU. Pihaknya belum memastikan beberapa titik yang akan dilayani penjualan BBM dalam kemasan tersebut. 

"Harga BBM-nya sama dong dengan di SPBU," ujar Gigih.


Sementara itu, untuk memastikan ketersediaan BBM selama puasa dan Lebaran, Pertamina juga memiliki kesiapan cadangan yang ditambah khusus selama Ramadan dan Idul Fitri. 

Cadangan tersebut yakni solar 28 hari, premium 22 hari, pertalite 22 hari, pertamax 22 hari, pertamax turbo 24 hari, pertadex 25 hari, kerosene 68 hari, avtur 24 hari, dan LPG 14 hari.



Senin, 17 April 2017

Pertamina Siapkan Pelumas Khusus Standar Euro4 | PT Rifan Financindo


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pertamina membocorkan akan mempersiapkan pelumas khusus sepeda motor dengan standar Euro4.

Seperti yang disampaikan Direktur Sales and Marketing PT Pertamina Lubricants, Andria Nusa, di IMoS 2016.

"Motor dengan standar Euro 4 kan akan meluncur pada 2019 mendatang. Dan kami sebagai penyedia pelumas, sudah diperintahkan menyesuaikan produk dengan standar Euro 4," kata Andria.

Lihat juga: Standar Emisi Euro 4 Siap Diberlakukan | PT Rifan Financindo

Andria menjelaskan, demi memenuhi kebutuhan sepeda motor standar Euro 4, Pertamina akan mempersiapkan formula terbaik di dalam pelumas yang akan diperkenalkannya nanti.

"Perbedaannya akan ada adiktif tertentu yang kami terapkan untuk kendaraan standar Euro 4. Karena pelumas itu kan perpaduan base oli dan berbagai zat adiktif. Dan rencananya kami akan mulai pengembangan pelumas ini mulai tahun depan," katanya.



Selasa, 04 April 2017

Menakar Manfaat Penerapan Standar BBM Euro 4 | Rifan Financindo

Menakar Manfaat Penerapan Standar BBM Euro 4
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Penerapan pada standarisasi industri otomotif untuk bahan bakar Euro 4 masih dalam kajian oleh para pemangku kepentingan. Padahal, jika secepatnya mengubah standar Euro 2 kepada Euro 4 untuk kendaraan bermotor akan memperoleh dampak bagi Indonesia dari berbagai macam sektor.

Penerapan standar emisi Euro 4 sendiri sudah tertuang dalam Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Nomor 20 Tahun 2017.

Direktur Jenderal Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Kementerian LHK, Karliansyah, menuturkan bahwa jika diterapkan akan menghasilkan penurunan emisi signifikan, penghematan subsidi bahan bakar dengan biaya rasional, selain juga mendatangkan manfaat ekonomi.

"Industri kendaraan bermotor di Indonesia, siap menghadapi perdagangan Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dan pemberlakuan ratifikasi ASEAN Mutual Recognition Agreement (MRA)," kata Karliansyah, Senin (3/4).

Selain itu penerapannya, ia berujar, tentu akan memberi benefit kepada konsumen karena ada peningkatan kualitas bahan bakar dan berujung kepada efisiensi. Termasuk juga memperbaiki kualitas udara perkotaan di tanah air.

Pada industri, nantinya tidak perlu melakukan penyesuaian produk untuk skala eksport dalam hal ini di bagian mesin. Mengingat, saat ini produsen masih memberlakukan dua standar, yakni bagi pasar domestik dan mancanegara. 

"Hal ini membuat biaya produksi jadi lebih mahal, karena produsen harus menyediakan dua jenis teknologi dalam produksi kendaraan tersebut," imbuhnya.

Banyak Persiapan

Karli melanjutkan, pemberlakuan peraturan tersebut tentu tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, beberapa pihak, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina dalam menyusun spesifikasi bahan bakar berstandar Euro 4. Baik itu untuk bensin, maupun solar.


Lalu, peran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan BPP Teknologi untuk menyiapkan fasilitas uji laik jalan kendaraan bermotor, bermetode Euro 4. Tidak lupa, para pelaku industri otomotif juga meski mempersiapkan infrastruktur produksi dan teknologi mesin tidak lagi berstandar Euro 2.

"Infrastruktur produksi dan teknologi mesin harus mengadopsi standar emisi Euro 4," kata Karli. 


Jumat, 01 April 2016

Harga BBM Turun, Pertamina Sumbagut Pastikan Stok di SPBU Aman

Harga BBM Turun, Pertamina Sumbagut Pastikan Stok di SPBU Aman
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) aman. Hal tersebut dilakukan menyusul turunnya harga BBM jenis premium dan solar pada esok hari, Jumat (1/4/2016).

"Dengan harga yang turun, konsumsi biasanya meningkat dan untuk memastikan masyarakat dapat terlayani, Pertamina telah instruksikan seluruh SPBU untuk menyiapkan stok yang cukup," kata Area Manager Communication dan Relations Pertamina Sumbagut, Fitri Erika dalam keterangannya, Kamis (31/3/2016).

Pertamina, kata Erika, juga telah melakukan upaya agar pemenuhan BBM untuk masyarakat tetap lancar dan aman dengan menyediakan stok BBM diseluruh terminal bahan bakar minyak yang ada.

Guna memperlancar penyaluran BBM, Pertamina juga menambah armada mobil tangki. "Kita tambah 18 unit mobil tangki lagi menjadi 195 unit mobil. Selain itu, kita juga menambah 40 sopir. Ya itu untuk antisipasi sopir yang lelah. Jadi stok BBM masih sangat aman," tambahnya.

Seperti diketahui, Pemerintah telah menurunkan harga BBM jenis premium dan solar. Harga BBM jenis premium yang mulanya Rp 6.950 per liter turun menjadi Rp 6.450 per liter. Sementara untuk solar yakni dari Rp 5.650 per liter menjadi Rp 5.150 per liter.


Sumber: http://finance.detik.com/

Selasa, 15 Maret 2016

Harga Pertamax Hingga Pertalite Turun Lagi, Ini Daftarnya

Harga Pertamax Hingga Pertalite Turun Lagi, Ini Daftarnya
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Hari ini, PT Pertamina (Persero) kembali menurunkan harga bensin Pertamax Cs, besarannya Rp 200/liter. Penurunan harga ini dilakukan mengikuti tren harga minyak mentah dunia. Sebelumnya harga Pertamax Cs turun di 1 Maret 2016 lalu.

"Penurunan ini ditetapkan dengan memperhatikan perkembangan harga minyak mentah dan produk dunia. Besaran penurunan harga sebesar Rp200 per liter berlaku sama untuk seluruh daerah dan untuk produk Pertamax/Bio Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex yang berlaku terhitung mulai 15 Maret pukul 00.00," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro dalam keterangannya, Selasa (15/3/2016).

Berikut harga Pertamax Cs untuk wilayah Jakarta:
  • Pertamax dari Rp 7.950 per liter turun menjadi Rp7.750 per liter
  • Pertamax Plus dari Rp 8.950 per liter menjadi Rp 8.750 per liter
  • Pertamina Dex dari Rp 8.800 per liter menjadi Rp 8.600 per liter
  • Pertalite dari Rp 7.700 per liter menjadi Rp 7.500 per liter
Untuk Pertamax Racing tidak mengalami perubahan harga. Sementar solar/Biosolar non subsidi mengalami penurunan lebih dalam yaitu Rp 400 per liter di seluruh daerah.


Sumber: http://finance.detik.com/

Selasa, 01 Maret 2016

Harga Pertamax Hingga Pertalite Turun, Ini Daftarnya

Harga Pertamax Hingga Pertalite Turun, Ini Daftarnya
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Mulai 1 Maret 2016, PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bensin Pertamax cs. Untuk harga bensin Premium dan Solar tidak turun karena perubahannya merupakan kewenangan dari pemerintah.

Dari pantauan detikFinance di SPBU wilayah Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (1/3/2016), harga Pertamax Cs sudah turun sejak pukul 00.00 dini hari tadi.

"Iya harga Pertamax Cs turun rata-rata Rp 200/liter," kata Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang kepada detikFinance.

Berikut daftar perubahan harga Pertamax Cs:
  • Pertamax dari Rp 8.150/liter menjadi Rp 7.950/liter
  • Pertamax Plus dari Rp 9.050/liter menjadi Rp 8.850/liter
  • Pertalite turun dari Rp 7.600/liter menjadi Rp 7.500/liter
  • Pertamina Dex turun dari Rp 9.000/liter menjadi Rp 8.800/liter

Sumber: http://finance.detik.com/

Senin, 27 Juli 2015

Bos Pertamina: Pertalite Produksinya di Dalam Negeri!

pertamina7496b4ce-a9bf-471a-9088-052fab512f69_169
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menegaskan, produk bahan bakar khusus (BBK) varian baru Pertalite diproduksi di dalam negeri. Hal itu disampaikan Dwi saat peluncuran uji pasar Pertalite di Jakarta, Jumat (24/7/2015).
Dwi mengaku kilang Pertamina sudah bisa memproduksi bahan bakar minyak dengan kadar oktan tinggi. "Pertalite produksinya masih di dalam negeri. Kilang kita (Pertamina) di Balongan sudah mampu mengolah BBM dengan RON tinggi seperti 92 (Pertamax)," kata Dwi.
Meskipun produksi di Balongan masih kecil, Dwi mengatakan kemunculan Pertalite ini akan mengurangi impor. Pasalnya, Pertalite ini diproduksi untuk mengelola kelebihan nafta sehingga bisa mengurangi impor.
"Nafta yang biasanya kelebihan dan terpaksa diekspor dengan harga murah. Untuk itu kita manfaatkan mengembangkan komponen HOMC yang selama ini masih impor. Produksi Balongan sendiri masih kecil, jadi kita masih butuh impor sekitar 50 persen. Sedangkan nafta kita, kita ekspor. Jadi kalau Pertalite ini bisa diproses untuk kelebihan itu (nafta), kan bisa kurangi impor," ucap Dwi.
Dwi menambahkan, saat ini Pertamina sedang membangun pabrik baru di Cilacap yang digunakan untuk memproduksi RON tinggi. "Di Cilacap kita sedang uji pabrik barunya RFCC (Resid Fluid Catalytic Cracking), dan itu juga akan memungkinkan memproduksi RON-RON tinggi melebihi RON 88," kata Dwi.
Di tempat sama, Senior Vice President Marketing and Distribution Pertamina Mohamad Iskandar mengatakan, Pertalite bukanlah produk campuran dengan Premium. Melainkan hasil campuran aditif lainnya.
"Pertalite blending-nya beda, bukan antara Premium dan Pertamax. Inline blending ini bahan bakunya tetap dari 92, tapi 92 kan belum tentu Pertamax. Kalau soal kandungannya itu rahasia perusahaan," ucap Iskandar.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Rabu, 15 Juli 2015

24 Juli 2015, Pertamina Mulai Pasarkan Pertalite

pertamina7496b4ce-a9bf-471a-9088-052fab512f69_169
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -  PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan varian bahan bakar minyak (BBM) terbaru bernama Pertalite pada 24 Juli 2015. Sedianya, bensin dengan kadar Ron 90 ini akan mulai dijual di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di sejumlah daerah.

"Tes penjualan pertalite tanggal 24 (Juli). Jadi nanti masyarakat bisa memilih apakah RON 88 (bensin Premium), RON 90 (Pertalite), dan RON 92 (Pertamax)," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Depot LPG Pertamina di Tanjung Priok, Selasa (14/7).
Dwi mengungkapkan, diluncurkannya Pertalite untu memberikan varian pilihan BBM bagi masyarakat demi menekan konsumsi premium. Meski merupakan upaya subtitusi, ia menegaskan tak lantas penjualan Pertalite akan menghilangkan produk Premium di pasaran.
"Ini untuk memberi pilihan yang lebih banyak ke konsumen. Jadi orang bisa memilih sesuai dengan spesifikasi kendaraan yang dimiliki," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan pada ‎tahap awal pihaknya akan menjual pertalite di 103 SPBU. Di mana ratusan SPBU itu tersebar di wilayah Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
"Awalnya di SPBU di kota besar dulu, seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Launching awalnya nanti di SPBU Coco pertamina di jalan Abdul Muis, Tanah Abang," tutur Bambang.
Akan tetapi, baik Dwi dan Bambang masih enggan berbagi informasi perihal harga jual dari Pertalite.
"Harganya masih rahasia. Yang jelas di bawah harga Pertamax tapi di atas harga bensin premium," kata Bambang.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/ekonomi

Senin, 13 Juli 2015

Pertamina Optimalkan BBM Kalengan untuk Musim Mudik Lebaran

pertamina-optimalkan-bbm-kalengan-untuk-musim-mudik-lebaran-uoTI3OcfgQ
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Menghadapi peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada saat musim mudik Lebaran, PT Pertamina (Persero) mengaku telah melakukan beberapa persiapan. Salah satunya memperbanyak produk BBM kalengan untuk kelas Pertamax ke atas.
Menurut VP Retail Fuel Marketing Pertamina Afandy, hal tersebut sebagai rencana cadangan untuk pemudik jika kehabisan stok di SPBU. Nantinya produk BBM kalengan tersebut akan dijual dipos-pos Pertamina yang jauh dari SPBU di wilayah arus mudik.
"Jadi kita siapkan pos yang tidak ada SPBU-nya. Jadi masyarakat biaa beli kalengan jikan dalam keadaan darurat. Seperti di Tol Cipali KM 140 ada rest area yang tidak ada SPBU-nya," tutur Afandy kepada Okezone, Jakarta, Senin (13/7/2015).
Dirinya juga mengungkapkan, Pertamina telah menyiapkan sekitar 5 ribu kaleng BBM dalam ukuran 5 liter, 10 liter dan 20 liter. Drinya yakin stok sebanyak itu cukup untuk mudik kali ini.
"Saya kira cukup, kalau dilihat dari pengalaman tahun lalu kami siapkan juga 5 ribu kaleng, tapi hanya habis 2 ribu. Karena ini hanya untuk emergency," pungkasnya.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Rabu, 17 Juni 2015

Dirut Pertamina Jamin Harga BBM Tak Naik Selama Puasa

\Dirut Pertamina Jamin Harga BBM Tak Naik Selama Puasa\
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Menjelang Ramadan dan Lebaran, PT Pertamina (Persero) memastikan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama jenis Premium.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, jika BBM dinaikkan maka beban masyarakat akan semakin bertambah, terutama karena selama Ramadan harga kebutuhan pokok juga meningkat.
"Menjelang Ramadan dan Lebaran, tidak ada kenaikan harga premium. Kasihan masyarakat, jika kita naikan. Bebannya akan bertambah, apalagi kebutuhan pokok juga akan naik,”tuturnya di Jakarta.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang juga membenarkan bahwa Pertamina tidak akan menaikkan harga BBM.
"Enggak, kami belum berencana menaikkan harga karena menjelang puasa," singkat Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Senin, 15 Juni 2015

Pemerintah Diminta Tunjuk Pertamina sebagai Agregator Gas

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Untuk mempermudah menyeimbangkan harga gas, pemerintah sebaiknya menunjuk agregator tunggal dan pilihannya tidak kepada swasta, namun BUMN energi seperti Pertamina.
"Idealnya agregator gas cukup satu saja. Dengan begitu akan memiliki daya tawar terhadap produsen gas supaya tidak ada permainan harga," kata mantan Sekjen Kementerian ESDM Djoko Darmono kepada media di Jakarta, Minggu (14/6/2015).
Menurut dia, sangat pantas bila pemerintah menunjuk Pertamina selaku agregator tunggal karena merupakan BUMN milik Pemerintah
Djoko menilai, Pertamina memiliki portofolio yang kuat pada gas, baik di tingkat internasional maupun domestik.
"Dengan begitu, Pertamina akan mampu menjamin suplai gas, baik melalui produksi sendiri maupun impor," kata Djoko.
Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI), Muslimin Anwar, mengingatkan konsep pemerintah melibatkan swasta menjadi agregator gas bukanlah pilihan yang tepat. Sebab, agregator gas akan memiliki peranan strategis dalam mengelola pasokan dan permintaan (supply dan demand), serta menyeimbangkan harga gas dan mengembangkan jaringan infrastruktur.
"Saya optimistis, Pertamina dapat menormalisasikan harga gas dengan cara melalui agregasi produk gas upstream yang saat ini dimilikinya. Di samping itu, Pertamina juga memiliki, mengembangkan, dan mengelola existing infrastruktur gas seperti LNG, Regas, FSRU, Pipelines, CNG dan SPBG," kata Muslimin Anwar.
Dia menambahkan, pasar di Indonesia terbagi pada beberapa pulau dan sumber daya. Maka itu, sudah saatnya pemerintah menerapkan konsep agregator gas untuk mengamankan pasokan, mengelola fluktuasi permintaan dan memastikan harga dalam batas kewajaran.
"Agregator gas memiliki lima peranan, yaitu sebagai supply management, demand management, agregate price, developing infrastructure network dan trading platform. Sehingga agregator tunggal membuat pengelolaan gas bisa lebih terkendali," kata Muslimin.
Dia mengingatkan, sebagai perusahaan yang 100 persen dimiliki oleh negara, Pertamina sangat tepat ditunjuk Pemerintah menjadi agregator gas.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Senin, 01 Juni 2015

Pertamina Belum Naikkan Harga Premium dan Solar di Area Jawa, Madura dan Bali

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - PT Pertamina (Persero) belum menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin Premium RON 88 dan solar untuk distribusi wilayah Jawa-Madura-Bali.
“Premium dan solar subsidi Jamali, luar Jamali masih tetap,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2015).
Wianda mengatakan, Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait penetapan harga BBM distribusi Jamali, sebab hal tersebut menyangkut jenis BBM yang dikonsumsi banyak masyarakat.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja mengatakan, penetapan harga bensin jenis Premium RON 88 untuk distribusi Jamali menjadi kewenangan badan usaha, dalam hal ini Pertamina.
“Tapi tentunya selalu berkoordinasi (dengan pemerintah),” kata Wirat, kepada Kompas.com.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Senin, 18 Mei 2015

Petral Dibubarkan, Pertamina Hemat Rp 250 Miliar Per Hari

spbu
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Setelah pemerintah mengumumkan pembubaran Petral (Pertamina Energy Trading Limited) pada Rabu (13/5/2015), Pertamina berhasil menghemat Rp 250 miliar per hari.
"Transaksi (impor minyak) yang beredar tiap hari sebesar 150 juta dollar AS atau setara Rp 1,7 triliun per hari. Setelah pembubaran (Petral), Pertamina menghemat 22 juta dollar Amerika (setara Rp 250 miliar)," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said saat diskusi "Energi Kita" di Jakarta, Minggu (17/5/2015).
Dia mengatakan, pembubaran Petral bukanlah hal yang sulit karena yang dibutuhkan pemerintah adalah keberanian dan komitmen untuk mewujudkan tata kelola migas yang bersih.
"Ini suatu yang sederhana hanya soal keberanian memberantas yang mau menyogok. Bukan enggak boleh jualan, hanya saja harus mengikuti tata kelola yang berlaku," kata Sudirman.
Meskipun banyak pihak yang tidak setuju dengan pembubaran Petral, Sudirman tidak takut jika kebijakan tersebut mengancam jabatannya.
"Mandat saya pertama menertibkan Kementerian ESDM, orang-orang yang melawan dan bikin repot adalah orang-orang yang tidak mau ESDM tertib. Perkara menteri diganti penertiban ESDM harus tetap jalan," kata Sudirman.
Ekonom Faisal Basri mengatakan, pembubaran Petral tersebut memudahkan pemerintah untuk menjaring mafia migas.
"Itu seperti membakar sarang tawon, begitu sarangnya dibakar tawonnya bertebaran. Ada yang ada emosi, sehingga memudahkan pemerintah untuk memetakan orang dibaliknya," kata mantan tim Anti Mafia Migas tersebut. (Baca: Pembubaran Petral Ibarat Bakar Sarang Tawon )

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Kamis, 30 April 2015

Harga Minyak Dunia Melemah, Pertamina Tetap Untung

0213pertamina
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih senilai 28 juta dolar AS selama kuartal I tahun ini.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, hal itu menjadi langkah positif, karena kondisi keuangan perusahaan dalam periode tiga bulan pertama 2015 terus menguat.
"Pendapatan perusahaan tercatat sebesar US$10,67 miliar, dengan EBITDA US$1,25 miliar dan laba bersih US$28 juta," ujarnya saat konferensi pers di gedung Pertamina, Jakarta, Rabu, 29 April 2015.
Ia menjelaskan, lesunya harga minyak mentah dunia seperti sekarang menjadi tantangan tersendiri bagi Pertamina. Menurut dia, Pertamina terus bekerja keras untuk mengatasi tantangan tersebut.
"Alhamdulillah, dengan tekad kuat untuk melakukan usaha terbaik, Pertamina berhasil membukukan kinerja positif dengan trend terus menguat," ujarnya bangga.
Selama di Kuartal I, kata Dwi, Pertamina juga mencatat produksi minyak sebesar 248,4 MBOPD dan 1,63 BSFD sehingga total produksi migas perusahaan dalam kuartal 1 2015.
"Produksi ini diharapkan akan meningkat seiring peningkatan produksi minyak dari Blok Cepu, di mana Pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamina EP Cepu menguasai hak partisipasi sebesar 45 persen."

Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/

Senin, 24 November 2014

Pertamina: Jangan Oplos Pertamax dengan Premium


JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka — PT Pertamina (Persero) meminta masyarakat untuk tidak mengoplos bahan bakar minyak jenis premium yang mempunyai oktan 88 dengan pertamax yang beroktan 92.
"Kami sangat tidak menganjurkan penggunaan pertamax series yang dicampur dengan premium," ujar Assisten Manager Brand Comumnication Pertamax Pertamina Muhammad Reza dalam acara Kompasianival 2014 yang dihelat di Gedung Sasono Budoyo Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (22/11/2014).
Dia menjelaskan, BBM jenis pertamax memiliki komponen-komponen yang baik dalam pembakaran mesin kendaraan. Sementara itu, untuk premium, komponen baik itu tidak bisa didapatkan karena memiliki nilai oktan yang berbeda.
Lebih lanjut, kata dia, meskipun secara hitung-hitungan oktan BBM campuran itu akan meningkat, banyak komponen lain yang tidak akan pernah didapatkan. Alhasil, menurut Reza, kondisi pembakaran di mesin kendaraan tidak akan maksimal.
"Tentu oktan pertamax lebih baik dari premium, lalu ada kandungan dalam pertamax yang tidak membuat tangki bensin sampai mesin berkarat. Sementara itu, kandungan adiktif dalam pertamax membuat optimal ruang bakar mesin," kata Reza.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/