AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label Bajaj. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bajaj. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Juli 2017

Bajaj Roda 4 Siapkan Sistem Pembayaran Non-tunai | PT Rifan Financindo

Jakarta, Rifan Financindo - Bajaj roda empat yang menggantikan bemo siap beroperasi di jalan Ibu Kota. Rencananya, sistem pembayaran pada bajaj roda empat itu juga akan menggunakan sistem non-tunai.

"Pembayaran ini bisa tunai dan non-tunai. Kalau non-tunai, kita kerja sama dengan salah satu perusahaan IT. Jadi itu yang sedang kita kembangkan, masih dalam tahap kajian bersama supaya semua lapisan masyarakat bisa menggunakan," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat Shafruhan Sinungan saat dihubungi detikcom, Selasa (25/7/2017).

Shafruhan mengatakan saat ini rencana sistem pembayaran non-tunai masih dalam pengembangan pihak Organda. Tujuannya agar semua lapisan masyarakat bisa menggunakan bajaj roda empat sebagai alat transportasi sehari-hari.

"Pertama, tujuannya dalam rangka angkutan kelas bawah, meningkatkan kualitas layanan pada masyarakat. Kedua, mengedukasi masyarakat, terutama masyarakat bawah, sistem pembayaran juga menggunakan non-tunai," ucapnya.

Organda sedang mengkaji agar sistem pembayaran non-tunai itu bisa digunakan semua lapisan masyarakat. Shafruhan mencontohkan sistem itu nantinya juga bisa mengakomodasi pemilik handphone (HP) dengan berbagai sistem operasi.

"Masyarakat bawah, ada orang tua yang 'gaptek', bagaimana caranya dengan HP 'jadul' mereka bisa bayar, jadi seperti model SMS yang *# kodenya," katanya.

Bajaj yang mulai disosialisasi sejak 19 Juli 2017 itu mampu menampung 4 penumpang. Rencananya, bajaj itu juga akan dilengkapi air conditioner (AC).

"Ya tempat duduknya angkut 4 orang. Kita juga sedang usahakan rencana ada AC, kita sedang upayakan bagaimana itu bisa ber-AC. Kalau pembayaran non-tunai, kita coba bentuk kerja sama bagaimana nanti kita mengedukasi masyarakat," ujarnya.

Shafruhan berharap bajaj roda empat akan dikembangkan di seluruh Indonesia. Ia menginginkan bajaj roda empat ini mampu menjadi transportasi di desa, bahkan kampung-kampung setiap kabupaten.

"Nanti akan kita kembangkan seluruh Indonesia, misal di daerah kan naik ojek mahal, angkot nggak sampai kampung-kampung. Jadi masyarakat di daerah-daerah terbantu dengan angkutan seperti itu. Kan kalau taksi berat kan ada di daerah, itu yang kita ingin capai nantinya," tuturnya.

Bajaj roda empat ini sudah melakukan sosialisasi sejak 19 Juli lalu. Ada 17 unit bajaj roda empat yang mulai disosialisasi kepada masyarakat di DKI Jakarta. 



Senin, 14 Maret 2016

Ribuan Sopir Taksi dan Bajaj Demo di Monas: Yang Legal Kita, Tapi Jadi Rugi

Ribuan Sopir Taksi dan Bajaj Demo di Monas: Yang Legal Kita, Tapi Jadi Rugi
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Ribuan sopir taksi dan bajaj berkumpul di Lapangan Monumen Nasional. Mereka membawa spanduk dengan berbagai tulisan spanduk agar transportasi berbasis layanan aplikasi dihentikan.

Dari pantauan, jumlah sopir yang datang semakin banyak. Sejak pukul 07.40 WIB. Hingga pukul 08.25 WIB, diperkirakan jumlah sopir taksi mencapai 2 ribu orang. Mereka masuk ke lapangan Monas setiap tiga atau empat sopir dengan menggunakan satu unit taksi.

Begitu pun dengan sopir bajaj yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 500 sopir. Baik sopir taksi dan bajaj, mereka mengaku dari wilayah Jabodetabek.

Berbagai tulisan ditempel di setiap kendaraan. Misalnya 'Bubarkan Grab, Uber Ilegal' dan 'Pikirkan Nasib Supir Taksi yang Resmi'.

"Kita mau menuntut keadilan saja. Kita yang resmi ini, itu rugi besar. Jujur, banyak banget Grab, Uber. Yang legal kan kita, tapi jadi rugi," kata sopir bajaj, Sunar di lapangan Barat Monas, Jakarta Pusat, Senin (14/3/2016).
Hal senada dikatakan sopir taksi Blue Bird, Suryadi. Dia menginginkan agar sistem aplikasi yang sifatnya ilegal dihapus. Menurutnya, bukan berkurang justru taksi aplikasi online ini justru makin bertambah.

"Ini kita yang resmi tolong dipikirkan. Dulu belum ada aplikasi begini, kita bisa bawa Rp 350 ribu. Sekarang bawa Rp 100 ribu sehari saja sudah untung," sebut Supriyadi.

Sejauh ini, jumlah sopir taksi dan bajaj terus meningkat. Rencananya mereka masih menunggu rekan-rekannya. Bila sudah cukup, maka para sopir ini akan menyampaikan aspirasi protesnya ke gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika serta depan Istana.

Sumber: https://news.detik.com/