AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label harga minyak turun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label harga minyak turun. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Maret 2016

Harga Minyak Turun 2%

Harga Minyak Turun 2%
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pada perdagangan Selasa waktu New York, harga minyak dunia turun 2%. Karena adanya tekanan teknikal, dan juga kekhawatiran peningkatan stok minyak di Amerika Serikat (AS).

Selain itu, investor juga masih menunggu hasil rapat dari Federal reserve (The Fed) yang akan berakhir Rabu waktu setempat.

Dilansir dari Reuters, Rabu (16/3/2016), minyak jenis Brent turun 79 sen (2%) ke US$ 38,74/barel. Sementara minyak produksi AS turun 84 sen (2,3%0 ke US$ 36,34/barel.

Dalam 6 pekan terakhir, harga minyak sempat naik 50%, setelah produsen minyak besar dunia berencana menahan produksi minyaknya ke tingkat yang sama dengan produksi di Januari 2016 lalu.

Namun, rencana yang dibuat OPEC dan Rusia ini ditolak oleh Iran, selaku produsen minyak nomor 4 terbesar dunia. Sehingga pelaku pasar meragukan rencana itu akan berjalan.


Sumber: http://finance.detik.com/

Selasa, 12 Mei 2015

Pasokan Minyak AS Meningkat, Harga Minyak Turun

1450467shutterstock-92642941780x390
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia turun karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan kembali ke permukaan setelah data AS menunjukkan pengeboran minyak meningkat di beberapa daerah.
Seperti dilansir AFP, Selasa (12/5/2015), patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 14 sen menjadi berakhir pada 59,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, turun 48 sen menjadi 64,91 dolar AS per barel di perdagangan London.
Commerzbank mengatakan melonjaknya harga minyak telah "terasa melambat" tren perusahaan-perusahaan minyak memotong kembali pada rig mereka karena kelebihan pasokan.
Hitungan rig minyak AS turun hanya 11 rig pada pekan lalu, penurunan terkecil sejak awal April, dan terjadi ketika beberapa cekungan minyak penting mengalami kenaikan pertama dalam jumlah rig mingguan sepanjang tahun ini, kata bank dalam sebuah catatan.
"Oleh karena itu patut dipertanyakan apakah saat ini tingkat harga minyak bisa dipertahankan," kata Commerzbank.
"Setelah semua, dengan taruhan bahwa produksi minyak AS akan jatuh, banyak spekulan memainkan peranan utama dalam mendorong harga minyak naik 50 persen dalam empat bulan lalu."
Tim Evans, analis di Citi Futures, mengatakan pasokan minyak mentah yang tinggi diimbangi berita tambahan stimulus moneter Tiongkok dan keputusan oleh raja Saudi untuk melewatkan pertemuan puncak dengan Presiden Barack Obama pekan ini.
Raja Salman dari Saudi menolak undangan untuk menghadiri pertemuan puncak yang diselenggarakan Presiden Barack Obama, di tengah kecemasan terkait negosiasi nuklir AS-Iran.
Obama telah mengundang enam raja, emir dan sultan Teluk ke tempat peristirahatan kepresidenan di Camp David, dalam upaya untuk meningkatkan kepercayaan yang sedang goyah saat Washington melakukan negosiasi dengan Teheran.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir, mengatakan Salman akan absen dari pertemuan itu "karena waktu pertemuan tersebut, jadwal gencatan senjata kemanusiaan di Yaman dan pembukaan Pusat Bantuan Kemanusian Raja Salman".
"Namun demikian, dalam hal gambaran fundamental yang lebih besar, kami terus melihat pasokan melampaui permintaan, dengan hasil peningkatan persediaan mempertahankan tekanan mendasar turun pada harga," kata Evans.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Rabu, 25 Februari 2015

Harga Minyak Dunia Kembali Turun

Ilustrasi+Minyak+Turun


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia turun pada Selasa (24/2/2015) waktus setempat (Rabu pagi WIB), karena para pedagang memperkirakan laporan utama akan menunjukkan peningkatan pada persediaan minyak mentah AS yang sudah berada pada tingkat rekor, sehingga memperburuk kelebihan pasokan global.


Kontrak acuan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 17 sen, menjadi ditutup pada 49,28 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.



Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April, kontrak acuan global, ditutup pada 58,66 dollar AS per barel, turun 24 sen dari tingkat penutupan Senin.



Kedua kontrak berjangka telah turun tajam pada Senin dan Jumat karena para pedagang khawatir tentang melimpahnya pasokan global di tengah pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, dengan tidak ada tanda-tanda pelambatan dalam kenaikkan stok minyak mentah di Amerika Serikat.



Pada Rabu, Departemen Energi AS (DoE) akan menerbitkan laporan mingguan AS tentang stok minyak mentah dan produk-produknya.



"Kami mungkin akan memiliki tumpukan lain dalam persediaan AS yang akan menempatkan tekanan turun pada harga," kata James Williams dari WTRG Economics.



Para ahli yang disurvei oleh Bloomberg News, menyatakan persediaan proyek telah meningkat 3,75 juta barel pada pekan lalu, dari total 425,6 juta barel minggu sebelumnya.



Secara global, pasokan minyak mentah meningkat karena ladang minyak di Libya timur memulai kembali pemompaan ke pelabuhan Hariga setelah jaringan pipanya diperbaiki.



"Kembalinya sebagian pasokan dari Libya membebani harga Brent meskipun keberlanjutannya tak pasti," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan kepada klien.



Harga minyak mentah telah jatuh lebih dari 50 persen sejak Juni. Harga telah meningkat dari posisi terendah Januari menyusul pelambatan dalam kegiatan pengeboran AS, tetapi para analis mengatakan volatilitas kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu.



"Sangat jelas mulai sekarang bahwa pengeboran minyak di AS akan melambat, pertumbuhan produksi global diperkirakan akan lebih rendah, dan permintaan, setidaknya di AS, bereaksi secara positif terhadap harga yang lebih rendah," kata bank Inggris Barclays dalam sebuah laporan.



"Singkatnya, pasar diperkirakan akan tetap kelebihan pasokan untuk sebagian besar tahun 2015, tetapi harapan di luar itu adalah fundamental yang lebih seimbang," tambahnya.


Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Senin, 05 Januari 2015

Minyak Perpanjang Penurunan Dari 5 1/2-Tahun Terendah


Rifan Financindo Berjangka, Minyak melemah untuk hari ketiga, memperpanjang penurunan dari level terendah dalam lima setengah tahun di tengah tanda-tanda berlimpahnya pasokan global yang mendorong minyak mentah menuju bear market yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam tahun ini.
Minyak berjangka di London turun sebanyak 1,3%, setelah pekan lalu turun 5,1%. Irak berencana untuk meningkatkan ekspor minyak mentah dalam bulan ini, menurut kementerian minyak dalam produsen terbesar kedua dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Presiden Venezuela, Nicolas Maduro berkunjung ke China untuk mengadakan pembicaraan mengenai pembiayaan dan energi serta akan mengunjungi negara-negara anggota OPEC lainnya untuk mengembangkan strategi harga minyak.
Minyak Brent untuk pengiriman Februari turun sebanyak 71 sen menjadi $ 55,71 per barel di perdagangan elektronik ICE Futures Europe exchange London, dan berada di level $ 55,96 pada pukul 9:20 pagi waktu Seoul. Minyak acauan Eropa merosot 48% pada tahun lalu, dan ditutup dengan penurunan mingguan keenam pada 2 Januari. Brent diperdagangkan $ 3,55 lebih besar dari West Texas Intermediate, dibandingkan dengan $ 3,73 pada hari Jumat.
WTI untuk pengiriman Februari turun sebanyak 54 sen, atau 1% ke level $ 52,15 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI kehilangan 3,7% menjadi $ 52,69 pada pekan lalu. Total volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 31% di bawah rata-rata 100-hari.


Sumber : Bloomberg

Kamis, 27 November 2014

Minyak Perpanjang Penurunan Jelang Pertemuan OPEC


Rifan Financindo Berjangka, Minyak jatuh untuk hari keempat, memperpanjang penurunan level terendahnya dalam empat tahun terakhir jelang pertemuan OPEC hari ini. Saham Jepang turun sementara ekuitas Korea dan won menguat pasca Samsung Electronics Co mengatakan akan buy back saham.
Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) turun sebesar 0,2 persen ke level $73,51 per barel pukul 09:23 di Tokyo, menuju penutupan terendah sejak Agustus 2010 lalu. Indeks Topix Jepang turun sebesar 0,3 persen, penurunan hari kedua. Indeks Kospi naik sebesar 0,5 persen di Seoul, dipimpin oleh lonjakan sebesar 7 persen saham Samsung Electronics, anggota bursa terbesarnya. Won menguat sebesar 0,3 persen, sementara dolar Australia melemah. Indeks MSCI Asia Pacific stagnan dengan Indeks Standard & Poor 500 berjangka. Bursa saham AS ditutup untuk liburan Thanksgiving hari ini.
Perwakilan dari 12 Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak bertemu hari ini di Wina, dengan harga minyak memasuki fase bearish di tengah kekhawatiran atas melimpahnya cadangan global. Menteri Perminyakan Arab Saudi mengatakan kemarin bahwa penurunan harga akan stabil, sementara Venezuela, Arab Saudi, Meksiko dan Rusia pekan ini gagal menyepakati pemotongan pasokan. China akan melaporkan keuntungan perusahaan industri hari ini, sementara update produk domestik bruto kuartal ketiga Filipina.
Harga minyak mentah telah jatuh tahun ini di tengah produksi minyak AS berada pada level tertinggi dalam tiga dekade terakhir dan tanda-tanda melambatnya permintaan global. Sebuah survei Bloomberg News terhadap 20 analis menunjukkan mereka terbagi pada apakah OPEC akan mengurangi pasokan untuk mendukung harga. Negara anggota OPEC, yang memompa sekitar 40 persen dari minyak dunia, akan membahas target produksi resminya sebesar 30 juta barel per hari pada pertemuan di Austria.


Sumber: Bloomberg

Rabu, 26 November 2014

Minyak Mentah Perpanjang Kemerosotan Jelang Rapat OPEC

Rifan Financindo Berjangka, Minyak mentah turun hari ketiga, memperpanjang penurunan dari level terendah empat tahun ditengah kekhawatiran anggota OPEC mungkin gagal untuk menyepakati penurunan produksi ketika mereka bertemu di Austria pekan ini. Saham Jepang turun karena mata uang Asia, termasuk yen, menguat terhadap dolar.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0,3% menjadi $ 73,87 per barel pada 09:28 pagi di Tokyo, setelah jatuh 2,2 % di sesi terakhir untuk harga terendah sejak September 2010. Indeks Topix Jepang turun 0,1% dari level tertinggi enam tahun, seiring Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1% ditengah rebound dalam ekuitas Australia. Yen menguat hari kedua, sedangkan won Korea dan ringgit Malaysia menambahkan setidaknya 0,2%. Indeks berjangka Standard & Poor 500 stagnan setelah Indeks tersebut jatuh dari rekornya setelah gain tiga harinya.
Semetara OPEC akan melakukan pertemuandi Wina besok, setelah pembicaraan antara Venezuela, Arab Saudi, Meksiko dan Rusia gagal menghasilkan kesepakatan mengenai pemangkasan pasokan ditengah turunya harga minyak. Jepang melaporkan terkait kepercayaan bisnis kecil saat ini, dan data terbaru Inggris pada GDP. Barang tahan lama AS membukukan penurunan tak terduga dalam kepercayaan konsumen mengimbangi data yang menunjukkan ekonomi mencatat enam bulan terkuat dalam satu dekade pada kuartal terakhir.


Sumber: Bloomberg

Selasa, 04 November 2014

WTI Perpanjang Pelemahan, Suplai Minyak AS Terpantau Meningkat


Rifan Financindo Berjangka, Minyak West Texas Intermediate (WTI) memperpanjang penurunan dari level terendahnya dalam lebih dari dua tahun terakhir setelah Arab Saudi memangkas biaya minyak untuk pelanggan AS dan ditengah spekulasi meningkatnya supali minyak di Amerika.
Kontrak berjangka turun sebanyak 0,8% di New York, setelah turun 2,2% kemarin. Saudi Arabian Oil Co menurunkan premi untuk semua tingkatan untuk AS. Produsen milik negara meningkatkan biaya penjualan minyak ke Asia dan Eropa. Stok minyak mentah AS naik 1,9 juta barel ke level tertinggi dalam empat bulan, survei Bloomberg News menunjukkan sebelum data pemerintah besok.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebanyak 65 sen menjadi $ 78,13 per barel dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 78,30 pada 9:22 pagi waktu Seoul. Harga turun $ 1,76 ke level $ 78,78, penutupan terendah sejak Juni 2012. Kontrak kehilangan 12% bulan lalu, yaang terbesar sejak Mei 2012. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan adalah 18% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 20% tahun ini.
Jenis Brent untuk pengiriman Desember turun $ 1,08, atau 1,3%, ke level $ 84,78 per barel di ICE Futures Europe exchange kemarin. Itu turun 9,3% pada Oktober. Acuan minyak mentah Eropa ditutup lebih tinggi sebesar $6 dibanding WTI kemarin.


Sumber: Bloomberg