AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label premium. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label premium. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Juni 2015

Pertamina Belum Naikkan Harga Premium dan Solar di Area Jawa, Madura dan Bali

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - PT Pertamina (Persero) belum menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin Premium RON 88 dan solar untuk distribusi wilayah Jawa-Madura-Bali.
“Premium dan solar subsidi Jamali, luar Jamali masih tetap,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2015).
Wianda mengatakan, Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait penetapan harga BBM distribusi Jamali, sebab hal tersebut menyangkut jenis BBM yang dikonsumsi banyak masyarakat.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja mengatakan, penetapan harga bensin jenis Premium RON 88 untuk distribusi Jamali menjadi kewenangan badan usaha, dalam hal ini Pertamina.
“Tapi tentunya selalu berkoordinasi (dengan pemerintah),” kata Wirat, kepada Kompas.com.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Rabu, 31 Desember 2014

Pemerintahan Jokowi Tentukan Harga Baru Bensin Premium Hari Ini


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) tak lama lagi akan mengumumkan kebijakan baru terkait subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pengumuman akan dilakukan hari ini.
"Besok (Rabu) ya. Jam 9 pagi di kantor saya," kata Sofyan saat ditemui di Istana Negara kemarin.
Menurut Sofyan, tidak menutup kemungkinan adanya penurunan harga BBM bersubsidi yang baru dinaikkan pada 18 November lalu. Penurunan harga BBM merespons harga minyak dunia yang masih dalam tren melemah.
"Sesuai dengan perkembangan harga minyak dunia, tentu ada juga penyesuaian supaya pemerintah fair terhadap masyarakat. Sebab kalau harga naik, kita juga meminta masyarakat berkorban lebih banyak. Dengan harga minyak dunia ini, tentu (harga BBM) akan disesuaikan," ungkap Sofyan.
Akhir pekan lalu Menteri ESDM Sudirman Said memberi bocoran bahwa bisa jadi subsidi terhadap bensin premium dicabut sehingga akan mengikuti harga keekonomian yang sekarang ini sudah rendah.
Ada opsi juga pemerintah memberi subsidi bensin pertamax dengan Ron 92 yang sekarang harganya sudah cukup rendah juga.


Sumber : http://finance.detik.com/

Senin, 24 November 2014

Pertamina: Jangan Oplos Pertamax dengan Premium


JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka — PT Pertamina (Persero) meminta masyarakat untuk tidak mengoplos bahan bakar minyak jenis premium yang mempunyai oktan 88 dengan pertamax yang beroktan 92.
"Kami sangat tidak menganjurkan penggunaan pertamax series yang dicampur dengan premium," ujar Assisten Manager Brand Comumnication Pertamax Pertamina Muhammad Reza dalam acara Kompasianival 2014 yang dihelat di Gedung Sasono Budoyo Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (22/11/2014).
Dia menjelaskan, BBM jenis pertamax memiliki komponen-komponen yang baik dalam pembakaran mesin kendaraan. Sementara itu, untuk premium, komponen baik itu tidak bisa didapatkan karena memiliki nilai oktan yang berbeda.
Lebih lanjut, kata dia, meskipun secara hitung-hitungan oktan BBM campuran itu akan meningkat, banyak komponen lain yang tidak akan pernah didapatkan. Alhasil, menurut Reza, kondisi pembakaran di mesin kendaraan tidak akan maksimal.
"Tentu oktan pertamax lebih baik dari premium, lalu ada kandungan dalam pertamax yang tidak membuat tangki bensin sampai mesin berkarat. Sementara itu, kandungan adiktif dalam pertamax membuat optimal ruang bakar mesin," kata Reza.


Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/