AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label pembeli. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembeli. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Oktober 2016

5 Gejala Gila Belanja Tahap Kronis | PT Rifan Financindo Berjangka


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Selain untuk kebutuhan, tidak sedikit orang yang berbelanja hanya untuk memuaskan hati. Namun, Anda harus berhati-hati. Tanpa disadari, kebiasaan berbelanja bisa menjadi sesuatu yang serius dan berdampak besar dalam finansial, pekerjaan dan hubungan sosial serta cinta Anda.

Berikut adalah beberapa gejala gila belanja di tahap kronis:

1. Anda harus membeli sesuatu setidaknya dua kali seminggu

Walaupun hanya sekadar lipstik atau sebatang pulpen, keharusan untuk selalu membeli sesuatu bisa menjadi tanda bahwa Anda tidak dapat mengontrol diri.

“Ada orang-orang yang berbelanja besar, tetapi kadang-kadang, dan ada yang berbelanja kecil-kecil tetapi berulang-ulang. Namun, pembelian yang kecil-kecil juga akan menumpuk menjadi sesuatu yang besar,” ucap Art Markman, PhD, profesor psikologi dan marketing di University of Texas.

2. Anda menyesal setelah berbelanja

Ketika berbelanja, otak akan memproduksi dopamine yang membuat Anda senang dan bahagia. Akan tetapi, perasaan ini kemudian diikuti dengan mood yang menurun setelah berbelanja, kata April Benson, PhD, pendiri ShopaholicNoMore.com.

Untuk orang-orang yang gila belanja, efek ini lebih besar dan menyebabkan perasaan kecewa, stres, penyesalan, dan bersalah.

3. Anda bertengkar dengan pasangan karena belanja

Apa pun pertengkarannya, baik mengenai pengeluaran belanja, barang-barang yang tak berguna, atau waktu yang dihabiskan; jika pasangan sudah angkat bicara soal kebiasaan belanja Anda, berarti sudah saatnya bagi Anda untuk meminta bantuan profesional, tutur psikolog Kimber Shelton, PhD.

4. Anda tidak bisa fokus pada pekerjaan karena belanja

Orang-orang yang kecanduan belanja biasanya tidak dapat fokus pada pekerjaan. Mereka terus-menerus berpikir mengenai apa yang harus dikenakan, kemana harus belanja, apa yang harus dibeli, dan bagaimana membayarnya.

Benson mengatakan, seorang pembeli kompulsif terlalu banyak berpikir mengenai belanja hingga menghabiskan tenaga, waktu, dan uangnya.

5. Besar pasak daripada tiang

Apakah Anda semakin tergantung pada kartu kredit dan terus-menerus berusaha untuk meningkatkan batasan kredit atau membuka kartu baru?

Studi menunjukkan bahwa orang-orang yang kecanduan belanja empat kali lipat lebih sering mendapati diri mereka tidak bisa membayar kartu kredit sepenuhnya. Padahal, mereka belanja sepanjang tahun dan pengeluaran ini biasanya meningkat di bulan-bulan liburan.