AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label wirausaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wirausaha. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 September 2017

Berniat Buka Usaha di Desa? Inilah Peluang Usahanya | PT Rifan Financindo

Jakarta, Rifan Financindo Berhasil di dunia bisnis bisa dilakukan di mana saja. Tidak selalu harus di kota besar, di desa juga bisa. Jadi, jangan pernah percaya kalau kesuksesan tidak bisa didapatkan di desa.

Ingatlah, hal pertama yang bisa membuat Anda sukses adalah kegigihan dan kerja keras. Tanpa adanya kedua hal tersebut, mustahil jika kesuksesan datang menghampiri.

Seperti halnya di kota, ada banyak peluang bisnis yang bisa dilakukan di desa. Hanya saja, Anda perlu melakukan pengamatan tentang bisnis apa yang hendak dijalankan.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih bisa dimanfaatkan untuk berbisnis di desa. Dengan demikian, pundi-pundi uang yang terkumpul juga semakin banyak.

Jadi, usaha apakah yang cocok dilakukan di daerah pedesaan? Dikutip cari Cermati.com, Sabtu (19/8/2017), Berikut adalah contohnya:

Usaha kelontong

Toko kelontong merupakan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari. Misalnya, cabai, bawang merah, sayur-mayur, ikan, dan bumbu masak. Banyak orang memandang remeh usaha yang satu ini. Maklum saja, toko kelontong terlihat sangat sederhana.

Namun, keuntungan yang didapatkan tidak bisa disepelekan, Anda yang berstatus sebagai ibu rumah tangga sangat cocok menjalankan usaha kelontong ini.

Untuk pembelian bahan, Anda bisa bekerja sama dengan para petani dan nelayan di desa. Karena sebagai tangan pertama, harga yang didapatkan bisa semakin murah.

Usaha ternak ayam

Bisnis selanjutnya adalah usaha ternak ayam. Siapa yang tidak suka ayam? Pada umumnya, masyarakat di Indonesia sangat suka ayam. Baik ayam petelur maupun ayam potong, keduanya sangat cocok untuk dijadikan bisnis. Tergantung selera Anda, mau pilih usaha ayam yang mana? Nantinya, ayam-ayam ini dapat dijual ke rumah-rumah makan.

Usaha rental mobil

Walaupun tinggal di pedesaan, bukan berarti Anda tidak bisa punya mobil, bukan? Pertanyaannya, “Ada berapa mobil yang dimiliki?” Daripada mobil menganggur di rumah, lebih baik disewakan saja. Biaya untuk sewa mobil sangat bervariasi, mulai dari Rp250.000 hingga Rp350.000 per hari. Besarnya biaya sewa ini tergantung pada jenis mobil yang dimiliki.

Namun, sebagai pemilik rental perlu berhati-hati. Rentalkanlah mobil Anda hanya pada orang-orang terpercaya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kasus pencurian kendaraan yang belakangan ini semakin marak terjadi.

Jualan sarapan

Ada banyak menu sarapan pagi yang bisa dijadikan pilihan, misalnya lontong, soto, pecel, dan nasi uduk. Semua menu tersebut merupakan menu yang sangat disukai masyarakat Indonesia.

Rasanya juga pas di lidah. Bagi ibu rumah tangga yang suka memasak, tidak ada salahnya jika membuka usaha ini. Namun, Anda perlu memastikan terlebih dahulu, apakah masakan tersebut enak atau tidak.

Menjadi penjahit

Bagi Anda yang suka menjahit, manfaatkan hobi tersebut untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Usaha ini membutuhkan keahlian khusus.

Jadi, perlu ikut kursus menjahit terlebih dahulu. Jika sudah mahir, barulah dapat membuka usaha ini. Jika usaha sudah mulai berkembang, Anda bisa merekrut karyawan yang ada di desa tersebut.

Selain berbisnis, Anda juga sudah membuka lapangan pekerjaan. Enak sekali, bukan?

Jualan pulsa

Hampir semua masyarakat di Indonesia memiliki alat komunikasi berupa handphone atau smartphone. Agar dapat dipakai berkomunikasi, handphone tersebut harus memiliki pulsa. Banyaknya jumlah pengguna handphone bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Anda bisa menjadi agen pulsa elektrik di desa.

Keuntungan yang didapatkan memang sangat tipis. Akan tetapi, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi banyak. Jadi, tak ada salahnya untuk dicoba.

Bisnis berbasis online

Kecanggihan teknologi semakin membuka peluang untuk berbisnis. Bukan hanya di satu desa saja, melainkan di beberapa desa. Bisnis online ini sangat mudah untuk dilakukan.

Anda bisa melakukannya lewat smartphone, laptop, ataupun komputer di rumah. Yang diperlukan hanyalah koneksi internet agar semuanya berjalan lancar. Banyaknya marketplace yang ada di Indonesia juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis. Tertarik untuk mencobanya?

Pada zaman sekarang, mencari uang bukanlah hal yang sulit. Banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Niat, kerja keras, dan semangat pantang menyerah adalah tiga hal yang perlu Anda bangun dalam diri.


sumber: liputan6

Baca juga: 

Senin, 23 Mei 2016

Modal Rp 100.000, Dewi Sukses Raup Belasan Juta per Bulan dari Dendeng

Modal Rp 100.000, Dewi Sukses Raup Belasan Juta per Bulan dari Dendeng
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Memulai bisnis memang bukan sesuatu pekerjaan yang mudah. Apalagi bisnis yang berkaitan dengan makanan. Kepercayaan konsumen menjadi hal yang sangat krusial untuk dipertahankan.

Begitulah prinsip yang dipegang teguh oleh Fatma Dewi hingga sekarang. Baginya, keuntungan dalam rupiah adalah efek dari kepercayaan yang diberikan oleh konsumen atas produk yan dijual.

"Biarlah rugi, asalkan kepercayaan orang bisa terjaga," tegas Dewi saat dikunjungi detikFinance di kediamannya, Lubuk Basung, Sumatera Barat pada pekan lalu.

Dewi menciptakan produk bernama Dendeng Rinuak. Ini adalah sejenis makanan ringan yang merupakan khas dari ranah minang. Belum banyak orang yang tahu, karena memang baru lahir dari racikan tangan ibu rumah tangga ini.

Rinuak merupakan sejenis ikan berukuran kecil, seperti teri yang hanya ada di danau Maninjau, Sumatera Barat. Bagi masyarakat sekitar, rinuak menjadi makanan sehari-sehari. Diolah dengan cara digoreng balado, pepes dan lainnya.

Sampai akhirnya pada 2014 silam, Dewi datang ke Maninjau. Rinuak bukan barang baru baginya. Dari kecil Dewi sudah mengkonsumsi rinuak, karena kediamannya yang tidak terlalu jauh dari danau tersebut. Akan tetapi dari kunjungan terakhir, Dewi melihat ada potensi yang besar untuk dikembangkan.

Dari kantongnya, dikeluarkan Rp 100.000 untuk membeli rinuak, tepung beras, daun jeruk dan minyak goreng. Olahan pertama adalah sala (sejenis pergedel), namun lebih tipis. Hasilnya ternyata belum memuaskan.



Dewi pun kembali ke dapur keesokan harinya untuk menggoreng kembali sala tersebut ditambah dengan beberapa bumbu. Bentuknya dibuat menjadi sangat tipis, seperti dendeng. Ternyata rasanya enak dan gurih. Maka kemudian lahirlah Dendeng Rinuak.

"Sebelumnya belum ada. Kan selama ini orang tahunya dendeng itu daging sapi. Nah ini ikan kecil, terus dihancurkan, diolah dan jadilah Dendeng Rinuak," jelasnya.

Ibu yang tadinya gemar membuat kue ini kemudian menjajakan Dendeng Rinuak kepada beberapa teman. Dewi mengaku tidak sedikit mendapat tanggapan yang seperti ejekan. Maklum saja, bagi sebagian orang tidak pernah terpikir ikan bisa berubah menjadi dendeng.

"Banyak yang bertanya itu makanan apaan. Karena pikiran orang banyak ikan jadi dendeng pasti tidak enak. Tapi ya kita kasih saja tester, kita sendiri yakin saja," terang Dewi bercerita.

Keyakinan Dewi menuai hasil yang positif. Pujian terhadap produk olahannya banyak berdatangan. Ia kemudian memberanikan diri untuk masuk ke toko-toko di Padang dengan berbentuk kemasan yang lebih menarik.

Dewi juga mulai mengurus syarat administrasi. Seperti PIRT (pangan Industri Rumah Tangga), label halal dan lainnya. Proses tersebut memakan waktu cukup lama, tapi tetap harus dipenuhi.

Dendeng Rinuak tersedia dalam berbagai kemasan. Mulai dari 1 ons dengan harga Rp 15.000 dan selanjutnya 1/4 kg dan 1/2 kg dengan harga sesuai kelipatannya.

Sekarang produknya sudah tersedia di hampir seluruh toko oleh-oleh ternama di wilayah Padang dan Bukittinggi. Baru saja, Dewi memperluas penjualan ke wilayah Pekanbaru, Riau yang dibantu oleh beberapa rekanan.



"Tadinya antar barang sendiri naik kendaraan umum. Sekarang sudah pakai kendaraan sendiri," ujarnya.

Dewi mengandalkan kediaman untuk produksi. Bersama dua orang pegawainya, mampu memproduksi 15 kg Dendeng Rinuak dalam sehari. Dalam sebulan penjualannya mencapai Rp 12 juta dengan laba bersih sekitar Rp 5 juta.

"Laba bersih rata-rata Rp 5 juta per bulan," imbuhnya.

Untuk promosi, Dewi masih menjalankan skema yang cendeung tradisional, yaitu dari mulut ke mulut. Meskipun ke depan akan didorong melalui penggunaan media sosial agar lebih banyak orang dapat mengetahui produknya.

"Akan dilakukan, kan inginnya Dendeng Rinuak bisa dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas minang oleh orang daerah lain dan dunia," ungkapnya.

Beberapa produk juga akan terus dikembangkan. Selain dendeng, sekarang Dewi coba memasarkan rakik (peyek), bada (teri) goreng dan abon. Untuk produk abon masih dalam tahap percobaan.

Dalam menjalankan bisnis, Dewi juga tidak terlepas dari berbagai tantangan. Di antaranya adalah panen rinuak yang bersifat musiman. Saat cuaca buruk yang biasanya terjadi dua kali setahun, produksi rinuak menurun. Sehingga yang harganya tadi Rp 12.000/kg bisa menjadi Rp 30.000/kg.

"Rinuak ini juga nggak bisa disimpan lama. Jadi saat beli langsung dimasak. Paling lama satu hari disimpan," pungkasnya. Dewi juga melatih para pegawai agar tetap menjaga kekuatan rasa dari produknya.


Sumber: http://finance.detik.com/

Jumat, 27 November 2015

Waralaba Bubble Tea Ini Bisa 'Terbang' Hingga ke Kuwait

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Di tengah makin menjamurnya bisnis waralaba minuman dari luar negeri seperti produk kopi, ada waralaba lokal yang mengusung produk teh yang mampu bersaing. Salah satunya Royal Tea Roci. Booth berwarna ungu dengan 10 varian rasa teh berhasil mencuri minat mitra asal Kuwait.

"Royal Tea Roci ini produk lokal tapi kita udah bisa go internasional dengan pembukaan booth di Kuwait sebanyak 4 unit. Kalau di Indonesia, outlet kita sudah mencapai 50an mitra yang tersebar di Lampung, Palembang, Medan, Surabaya sampai ke Timika. Tampilannya banyak yang mengira ini produk dari luar negeri ," ungkap Bianca, Executive Business Management Royal Tea Roci kepada detikFinance di sela-sela Pameran Waralaba di Balai Kartini beberapa waktu lalu.

Pembeli franchise dari Kuwait berhasil digaet saat Royal Tea Roci mengikuti pameran peluang bisnis waralaba di Jakarta Convention Center.

"Pas pameran di JCC ada pengunjung dari Kuwait. Dia tertarik sama bentuk boothnya dan kualitasnya. Empat booth sekaligus yang harga Rp 15 juta diborong buat dibawa ke Kuwait. Tanpa ada yang dirubah desainnya persis seperti produksi kita," ujar Bianca.

Pembeli Kuwait tersebut, katanya, selain terkesan dengan booth juga dengan aneka varian rasa inovasi berbahan dasar teh. Varian rasanya ada matcha green tea, milk tea, thai tea, strawberry tea, blueberry tea, melon tea, lychee tea, orange tea, mango tea, creamy chocolate, bubble gum, vanilla, caramello, taro, dan tiramisu.

Paket bisnis waralaba Royal Tea Roci ditawarkan dalam dua jenis yaitu pertama paket booth Rp 15 juta. Mitra akan mendapat gerobak berbentuk setengah lingkaran berwarna ungu, bahan baku awal, blender, media promosi, seragam hingga manual book. Bisa untuk penjualan 200 cup sehari.

Atau paket exclusive seharga Rp 40 juta dengan ukuran gerobak lebih besar, dapat 2 blender serta mesin kasir. Produksi bisa dua kali lipat.

Berapa lama modal Rp 15 juta bisa kembali?

"Balik modal atau BEP setelah satu bulan dan paling lama tiga bulan. itu dengan asumsi penjualan 40 cup. Dengan harga Rp 9.000 aja udah bisa balik selama 3 bulan. Kalau dijual Rp 10.000 atau Rp 12.000 bisa lebih cepat antara dua sampai satu bulan," jelas Bianca.

Bianca menjelaskan jika ingin dapat omzet maksimal, mitra perlu mencari lokasi yang tepat dan ramai. Munculnya komunitas sosial sekaligus kuliner atau 'society food' seperti Pasar Santa juga cocok menjadi pilihan lokasi.

"Kalau tempatnya ramai dengan harga nggak terlalu tinggi bisa cepat balik modal juga. Misalnya di mall, sekolah, kampus, atau food court. Sekarang kan juga mulai banyak yang bikin society food semacam komunitas kuliner ngumpul jadi satu lokasi kaya di Pasar Santa," ujarnya.

Bisnis waralaba memang menawarkan kemudahan praktis siap jualan. Tanpa perlu percobaan produk, tes pasar, membangun merk, hingga menentukan desain gerobak dagang. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan menjamurnya usaha waralaba saat ini.

"Franchise kan praktis ya. Perlengkapan full kita yang sediakan. Tinggal siapin orang sama tempat aja langsung bisa jualan. Meskipun kita produk lokal, rasa dan varian berani diadu sama produk dari luar negeri," ucapnya.

Pembeli franchisenya pun dari berbagai kalangan mulai dari ibu rumah tangga sampai anak muda yang baru mulai bisnis. "Ada juga orang tua yang beliin anaknya franchise supaya punya usaha dan ada juga yang udah punya foodcourt mau melengkapi jualannya," tambahnya.

Royal Tea Roci termasuk dalam jajaran waralaba lokal berprestasi. Terbukti telah mengantongi berbagai penghargaan diantaranya Indonesian Entrepreneur Award 2015 dan Indonesian Profesion Award 2014. "Kita juga kemarin terpilih dari 10 franchise mewakili Indonesia buat ikut pameran waralaba tingkat Asean di Filipina," pungkasnya.