AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label Pasar Modal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pasar Modal. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Mei 2016

Bunga Bank Turun, Peluang Buat Pasar Modal

Bunga Bank Turun, Peluang Buat Pasar Modal
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Penurunan suku bunga perbankan diharapkan bisa menjadi peluang meningkatnya investasi di pasar modal. Saat bunga perbankan rendah, para investor akan mencari instrumen investasi yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi seperti bursa saham.

Saat ini, pemerintah tengah gencar untuk bisa menekan bunga kredit ke arahsingle digit melalui penyesuaian Net Interest Margin (NIM) perbankan.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio mengungkapkan, meskipun pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi, namun perlahan mengarah ke posisi yang lebih tinggi. Terlebih, jika bunga perbankan turun, ini akan berimbas positif bagi pasar modal.

"Mari kita lihat progresnya, apakah masih positif kita, IHSG 5.400, Maret 4.200 kita, sekarang 4.800 dan terus 4.700, 4.900. Mari kita lihat, tanda-tanda ekonomi membaik, perbankan bunga menurun. Biasanya bunga turun, pasar modal naik," jelas Tito saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Menurut Tito, perkembangan pasar modal Indonesia kini semakin baik. Terlihat dari peningkatan frekuensi saham yang saat ini mencapai 240.000 per hari.

"Frekuensi kita itu sekarang besar sekali lho. Average frekuensi kita di atas 240.000, saham yang ditransaksikan itu sekitar 400 saham per hari. Frekuensi kita tahun kemarin 200-210.000 per hari, sekarang 240.000 per hari, pernah capai 300.000. Beberapa negara tetangga cuma 100.000-150.000 per hari," ucap Tito.

Ia meyakini, pasar modal ke depan akan berkembang lebih baik, terlebih lembaga pemeringkat utang S&P memberikan sinyal jika Indonesia pantas menjadi negara layak investasi alias investment grade.

"Moga-moga S&P menaikkan kita jadi investment grade. Satu-satunya investment grade yang belum adalah dari S&P," imbuh Tito.



Sumber: http://finance.detik.com/

Rabu, 26 Agustus 2015

Memahami Makna Margin Trading

memahami-makna-margin-trading-EL8aIqDyNg
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - PASAR modal memperkenankan para investor untuk berinvestasi saham dengan nilai lebih besar dari modal investasi. Peluang ini bisa didapatkan karena Bursa Efek Indonesia memperkenankan penggunaan fasilitas margin trading, melalui perusahaan efek, tempat para investor bertransaksi. Bertransaksi saham dengan fasilitas margin sesungguhnya merupakan praktik membeli saham dengan menggunakan fasilitas utang yang diberikan perusahaan sekuritas, tempat investor membuka rekening atau menjadi nasabah.
Pada prinsipnya, seorang investor dapat dan diperkenankan melakukan pembelian saham melebihi kemampuan dana yang dimilikinya. Pemahaman sederhananya sebagai berikut. Bila seorang investor membeli 1.000 lembar saham ABC pada harga Rp4.000 per lembar, maka pada transaksi tersebut ia harus menyiapkan dana Rp4 juta. Ketika harga saham ABC naik menjadi Rp5.000, maka keuntungan yang didapat adalah Rp1 juta, nilai tersebut diperoleh dari selisih beli dan jual Rp1.000 dikalikan 1.000 lembar saham yang dimiliki.
Apabila transaksi tadi menggunakan fasilitas margin trading, maka keuntungan yang diperoleh akan berbeda. Misalnya, karena memakai margin maka uang si investor Rp4 juta sanggup melakukan pembelian saham ABC pada harga Rp4.000 sebanyak 1.500 saham, di mana 1.000 lembar saham menggunakan uang sendiri sedangkan pembelian 500 lembar saham memakai fasilitas margin tadi.
Ketika harga saham ABC naik menjadi Rp5.000, maka keuntungan yang didapat lebih besar yaitu Rp1,5 juta. Namun apabila harga saham ABC turun menjadi Rp3.500 maka kerugian menggunakan margin trading tentu lebih besar dari pada tidak menggunakan fasilitas tersebut.
Dengan menggunakan fasilitas margin trading, investor yang bertransaksi saham bisa mendapatkan keuntungan yang besar, walaupun dengan menggunakan modal yang relatif kecil. Hal ini dikarenakan fasilitas margin memberikan investor saham kesempatan untuk mendapatkan leverage (efek pengungkit) yang tinggi. Jadi dengan adanya kenaikan harga saham, maka dapat menghasilkan persentase keuntungan yang lebih besar dibandingkan bila bertransaksi tanpa margin.
Disamping itu fasilitas margin memberikan fleksibilitas bagi investor saham untuk bertransaksi dengan dana yang lebih sedikit. Misalnya untuk bertransaksi saham sejumlah Rp1 juta, maka dengan fasilitas margin, investor cukup membayar kurang lebih 80 persennya saja atau sesuai peraturan yang ditetapkan perusahaan pialang tersebut.
Namun demikian membeli saham secara margin sama halnya membeli saham dengan menggunakan utang dari perusahaan pialang. Investor akan dibebankan bunga yang cukup tinggi dari fasilitas margin tersebut. Bunga yang dikenakan cukup tinggi karena pada dasarnya perusahaan pialang meminjamkan uang untuk orang yang bertransaksi saham, yang juga memiliki risiko tinggi.
Bertransaksi dengan menggunakan margin juga memiliki kelemahan terutama pada saat bursa sedang melemah. Saat harga saham terus menurun, pengguna fasilitas margin dapat terkena margin call yang merupakan pemberitahuan untuk membayar kekurangan dana atau ekuitas dalam rekeningnya. Hal ini dikarenakan kita bertransaksi dengan menggunakan uang broker dengan jaminan saham, sehingga pada saat nilai saham turun maka turun pula jaminan yang diterima oleh broker tersebut. (Tim BEI)
(rzk)

Sumber: http://economy.okezone.com/