AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label vivo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label vivo. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Februari 2018

Vivo Boyong Ponsel Fingerprint Bawah Layar Kece di Barcelona | PT RFB

Jakarta, RifanFinancindoVivo sempat mengungkap smartphone barunya dengan fingerprint bawah layar di ajang CES 2018 pada Januari silam. Hal yang sama juga dilakukan di perhelatan Mobile World Congress (MWC), mereka memamerkan teknologi yang sama namun di ponsel yang lebih kece.

Ponsel yang dimaksud memang baru sebatas konsep. Kendati begitu, perangkat tersebut cukup menyita berhatian para pengunjung pameran yang berlangsung di Barcelona, Spanyol itu. Dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (27/2/2018), konsep smartphone tersebut dinamakan Apex. Vivo menjulukinya sebagai smartphone yang memiliki teknologi pemindai sidik jari di setengah layarnya.

Selama ini, penempatan senor pemindai sidik jari memang masih menjadi persoalan di antara vendor smartphone. Masalah ini timbul di tengah populernya desain layar penuh yang membuat bingkai di pinggirannya semakin menipis. Hasilnya tak ada ruang untuk menaruh sensor tersebut di bagian depan.

Samsung mengakalinya dengan menaruh sensor di dekat kamera bagian belakang, sementara Apple lebih tegas dengan menghilangkannya dan mengganti dengan pemindai wajah atau Face ID.

Sementara di smartphone Apex ini, Vivo menyematkannya di area layar bagian tengah bawah sehingga masih bisa memberikan desain layar penuh serta pemindai sidik jari di bagian depan. Penggunanya bahkan bisa memasukkan data sidik jari dari dua jari yang berbeda.

Dari tayangan video yang dibocorkan, terlihat bahwa sensor yang dimiliki Vivo cukup cepat dalam merespons sidik jari penggunanya. Namun perusahaan sendiri tak menyebutkan produsennya. Sebelumnya Vivo diketahui menggunakan sensor buatan Synaptic di X20 Plus UD.

Fitur menarik yang dimiliki Apex tak hanya soal kemampuan sidik jari di bawah layar, namun juga kamera selfie yang tersembunyi dari bagian bodi atasnya. Kamera 8 megapiksel bisa keluar saat dibutuhkan dan memakan waktu hingga 0,8 detik hingga siap digunakan.

Karena tak memiliki earpiece speaker, layar Vivo dikatakan menjadi penghantar suara melalui getaran di seluruh permukaannya. Mekanisme ini bisa digunakan saat terhubung melalui sambungan telefon.

Pelu diingat Vivo Apex merupakan handset yang masih sebatas konsep. Sejauh ini belum ada informasi mengenai spesifikasi yang akan diusung Vivo dan kapan perangkat ini benar-benar tersedia di pasaran. 

sumber: detik

Baca juga:

Rabu, 11 Mei 2016

Xiaomi Max Jadi Senjata untuk Kejar Oppo & Vivo

Xiaomi Max Jadi Senjata untuk Kejar Oppo & Vivo
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Xiaomi Max telah diluncurkan dan akan dipasarkan pertama kali di negara asalnya, China. Kedatangannya menjadi modal baru bagi Xiaomi yang belakangan agak keteteran bersaing di pasar smartphone.

Setelah sempat melesat, Xiaomi memperlihatkan tren penurunan. Laporan terbaru dari biro riset IDC untuk kuartal I 2016 menyebutkan, Xiaomi tergusur dari posisi lima besar produsen smartphone terbesar dunia. Mereka disalip oleh vendor senegaranya, Oppo dan Vivo.

Maka dikutip detikINET dari China Daily, Xiaomi Max tentu saja diharapkan dapat menggairahkan kembali penjualan Xiaomi. Di samping flagship Xiaomi Mi 5 yang belum beredar luas.

Dijual dengan harga terjangkau, mulai USD 229, dan dibekali layar besar yang diklaim masih masuk kantong, Xiaomi Max mulai dipasarkan pada tanggal 17 Mei di China. Mungkin segera menyusul di negara lainnya.

Selain persaingan yang intens, faktor lain yang membuat penjualan Xiaomi melambat adalah mereka kurang gencar berekspansi. Sampai sekarang, area penjualan masih mentok di China dan beberapa negara Asia. Di Indonesia, tak semua varian ponsel Xiaomi masuk secara resmi.

"Kemampuan para vendor China yang tumbuh pesat itu untuk memasuki pasar yang sudah matang seperti Amerika Serikat dan Eropa akan menjadi hal penting jika mereka berharap untuk mengejar Apple atau Samsung di puncak," kata Anthony Scarsella, Research Manager IDC.


Sumber: http://inet.detik.com/