AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label Lapar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lapar. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 Mei 2016

Saat Sedang Lapar, Mengapa Otak Tak Bisa Berpikir Jernih?

Saat Sedang Lapar, Mengapa Otak Tak Bisa Berpikir Jernih?
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -  Sifat impulsif dimiliki oleh semua orang dan dapat muncul dalam beberapa tingkatan. Lawan dari sifat ini adalah kendali diri di mana seseorang bisa dengan sengaja menunda sesuatu yang 'mengasyikkan' untuk hal lainnya.

Nah ketika lapar, peneliti di University of Gothenburg, Swedia, mengatakan dorongan untuk sifat impulsif ini bisa meningkat. Alasannya karena tubuh akan memproduksi hormon bernama ghrelin dan tes pada tikus memperlihatkan hormon ini mampu memengaruhi otak.

Untuk mengetahuinya tim telah telah melatih tikus untuk melakukan tes sederhana menekan tuas sebagai acuan ukuran tingkat impulsif. Tes pertama tikus akan diberikan makanan bila memencet tuas pada sinyal 'jalan', tes kedua tikus akan diberikan makanan bila menahan menekan tuas beberapa detik setelah sinyal, dan tes ketiga tikus akan diberikan beberapa makanan bila menahan beberapa detik setelah sinyal.

Ketika eksperimen berlangsung para tikus sedang tak lapar namun peneliti menyuntikkan hormon ghrelin langsung ke otak. Hasilnya yang dipublikasi di jurnal Neuropsychopharmacology menunjukkan dari tiga tes, para tikus terbukti gagal karena apapun kondisinya mereka langsung memencet tuas.

Lebih jauh lagi ketika tikus tak disuntikkan hormon tapi dibiarkan berpuasa, hasilnya sama dengan para tikus langsung memencet tuas untuk makanan.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa efek ghrelin ke daerah tegmental ventral, bagian dari otak yang merupakan komponen penting dari sistem reward, bisa membuat tikus menjadi impulsif. Lebih penting lagi ketika kita membatasi ghrelin, sifat impulsif ini berkurang drastis," kata salah satu peneliti, Karolina Skibicka, seperti dikutip dari Medical News Today.

Menurut Skibicka studi bisa berdampak pada bidang pengembangan obat psikoaktif. Saat ini diketahui memang sudah berjalan penelitian yang melihat senyawa antighrelin sebagai obat untuk obesitas.

Sumber: http://health.detik.com/