AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label Euro. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Euro. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Juli 2015

Juni 2015, Rupiah Juga Keok Lawan Dolar Australia dan Euro

bps8af0579d-3a54-4f44-9c6e-7c57388fed68_169
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Tak hanya terhadap dolar Amerika Serikat, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat rupiah juga terdepresiasi terhadap dolar Australia dan Euro selama Juni 2015.
Nilai tukar eceran upiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada minggu terakhir Juni 2015 terdepresiasi 75,8 poin atau sekitar 0,58 persen dibanding kurs tengah pada minggu terakhir Mei 2015, Rp 13.177.
“Pada minggu terakhir Juni terhadap minggu terakhir Mei terjadi depresiasi nilai tukar eceran rupiah terhadap dolar Amerika sebesar 0,58 persen atau 75,80 poin,” kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Kamis (15/7).
Pada periode tersebut, depresiasi terbesar terjadi di Provinsi Riau di mana rupiah terdepresiasi sebesar 190,42 poin atau 1,45 persen. Sementara itu, depresiasi nilai tukar eceran rupiah di Provinsi Maluku Utara tercatat sebagai yang terendah dengan turun sebesar 11,25 poin atau 0,09 persen.
Level terendah rata-rata kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar AS di 34 propinsi pada Juni 2015 terjadi pada minggu ketiga Juni 2015 yaitu Rp 13.306,43 per dolar AS. Adapun level terendah kurs tengah eceran rupiah sepanjang Juni 2015 terjadi di provinsi Sumatera Barat sebesar Rp 13.400 per dolar AS dan terjadi pada minggu kedua Juni 2015.
Sementara itu, nilai tukar eceran rupiah terhadap dolar Australia pada minggu terakhir Juni 2015 terdepresiasi sebesar 0,28 persen dibandingkan minggu terakhir Mei 2015, Rp 10.226 per dolar Australia. Level terendah rata-rata kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar Australia yang terjadi di 34 provinsi terjadi di minggu ketiga Juni 2015 sebesar Rp10.297,32 per dolar Australia.
"Menurut provinsi, level terendah kurs tengah terjadi di provinsi Nusa Tenggara Barat yang mencapai Rp10.475 per dolar Australia pada minggu pertama Juni 2015," ujarnya.
Selanjutnya, nilai tukar rupiah juga melemah terhadap euro sebesar 3,05 persen pada minggu terakhir Juni 2015. Level terendah rata-rata kurs tengah eceran rupiah terhadap eur terjadi pada minggu ketiga Juni 2015 mencapai Rp15.002,4 per euro. Level terendah kurs tengah terjadi di provinsi Riau yang mencapai Rp15.175 per euro pada minggu ketiga Juni 2015.
Menguat Terhadap Yen
Dalam kesempatan yang sama, Suryamin juga menyebutkan nilai tukar eceran rupiah terhadap yen mengalami apreasi pada minggu terakhir bulan Juni apabila adibandingkan dengan minggu terakhir Mei 2015.
Nilai tukar eceran rupiah terhadap yen mencapai level tertinggi pada minggu pertama bulan Juni 2015 yang mencapai Rp106,17 per yen. Adapun level tertinggi kurs tengah terjadi di provinsi Aceh yang mencapai Rp97,5 per yen pada minggu keempat Juni 2015.

Sumber: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi

Rabu, 22 April 2015

Dolar AS Jatuh Terhadap Euro


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Kurs dolar AS melemah terhadap euro setelah sesi sebelumnya membukukan kenaikan terhadap mata uang bersama di tengah kekhawatiran meningkatnya tentang masalah utang Yunani.

Seperti dilansir Xinhua, Rabu (22/4/2015), Euro naik tipis setelah turun 0,6 persen terhadap greenback di sesi sebelumnya, ketika pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Yunani telah terjebak dalam negosiasi dengan IMF dan mitranya dari zona euro tentang reformasi ekonomi yang diperlukan oleh pemberi pinjaman untuk mendapatkan lebih banyak bantuan guna memecahkan masalah utang menekan.

Euro berada di bawah tekanan lebih lanjut karena Bank Sentral Eropa (ECB) mengusulkan kenaikan batasan pada bank ketika mereka meminjam dari bank sentral Yunani, menurut laporan Bloomberg, Selasa.

Dengan tidak ada data yang signifikan keluar dari negara itu, dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, berakhir naik 0,03 persen menjadi 97,968.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0735 dolar dari 1,0734 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,4925 dolar dari 1,4903 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7707 dolar dari 0,7720 dolar.

Dolar AS dibeli 119,70 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,31 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS merosot menjadi 0,9551 franc Swiss dari 0,9564 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2289 dolar Kanada dari 1,2232 dolar Kanada.


Sumber: http://economy.okezone.com/

Selasa, 14 April 2015

Berbeda Kebijakan, Dolar Menguat Terhadap Euro

Ilustrasi-uang-dollar-AS
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Kurs dolar AS menguat terhadap euro pada Senin (Selasa pagi WIB), di tengah perbedaan kebijakan moneter antara bank sentral di Amerika Serikat dan Eropa.
Euro turun ke terendah dalam empat minggu terhadap greenback karena Bank Sentral Eropa (ECB) berada di bawah program pembelian aset besar-besaran, sementara Federal Reserve AS bergerak lebih dekat ke menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir sepuluh tahun, lapor Xinhua.
Menurut risalah Fed yang dirilis pekan lalu, para pejabat Fed selama pertemuan kebijakan Maret terpecah atas apakah akan menaikkan suku bunga pada Juni. Sementara itu, beberapa pembuat kebijakan Fed menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi AS.
Para analis mengatakan argumen di antara para pejabat Fed mempertahankan berlanjutnya harapan untuk kenaikan suku bunga Juni, yang terus mendukung greenback pada Senin. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,16 persen menjadi 99,501 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,0569 dolar dari 1,0606 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,4675 dolar dari 1,4649 dolar. Dolar Australia turun ke 0,7587 dolar dari 0,7685 dolar.
Dolar AS dibeli 120,08 yen Jepang, lebih rendah dari 120,19 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9777 franc Swiss dari 0,9787 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2597 dolar Kanada dari 1,2587 dolar Kanada.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Rabu, 25 Maret 2015

Dolar AS Mulai Alami Kenaikan Moderat

Ilustrasi-uang-dollar-AS
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan moderat, setelah adanya tanda ekonomi tentatif baru-baru. Selain itu, adanya sell off baru-baru ini nampaknya sudah mulai tertutupi.
"Euro terhadap dolar AS sekali lagi mampu bertahan di atas 1,10, sedikit lebih baik dari setelah data CPI membuat rebound tajam dalam dolar AS," jelas salah satu analis BNP Paribas, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (25/3/2015).
"Harapan kami jangka panjang pelaku pasar akan berorientasi dan tertarik untuk membeli dolar AS di atas USD1,10 dan kami menduga arus dari investor zona euro akan melanjutkan untuk membatasi ruang lingkup euro untuk reli," tambah dia.
Greenback terpental ke USD119,73 per yen Jepang, mendekati level terendah di USD119,22 per yen Jepang. Sementara terhadap euro berada di USD1,0915, setelah sempat terperosok ke USD1,10295.
Investor bergegas untuk memotong posisi dolar AS jangka panjang, setelah rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga mengarahkan dovish pada pekan lalu. Hal ini menyeret greenback dari level tertinggi multi-tahun.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Rabu, 04 Maret 2015

Rupiah Bergerak Tipis di Bawah Level Psikologis Rp13.000


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit mengalami dorongan. Meski demikian, Rupiah hanya berada beberapa puluh poin dari level psikologis Rp13.000 per USD.
Melansir Bloomberg Dollar Index, Selasa (4/3/2015), Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) dibuka menguat 6 poin ke Rp12.969 per USD. Pagi ini, Rupiah bergerak di kisaran Rp12.960-Rp12.977 per USD.
Sekadar informasi, indeks dolar AS jatuh dari level tertinggi 11 tahunan terhadap sekeranjang mata uang. Dolar AS sempat menyentuh level tertinggi enam pekan terhadap Euro seiring perbedaan suku bunga yang menguntungkan pasar obligasi US Treasury.
Sebelumnya, dolar AS sempat menguat karena adanya perbedaan jauh antara imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun dengan obligasi zona Euro, menjelang rilis rencana program QE ECB senilai 1,1 triliun Euro yang akhirnya mendongkrak kinerja dolar AS.

Sebaliknya Federal Reserve diperkirakan akan mengimplementasikan pengetatan moneter di tahun ini. Meskipun aktivitas ekonomi dalam beberapa minggu terakhir cukup mengecewakan, namun laju GDP Amerika di Kuartal II berpotensi terakselerasi kembali mendekati level 4 persen karena ekonomi pulih dari kondisi cuaca yang buruk.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Selasa, 03 Maret 2015

Jangan Samakan Rupiah Rp13.000 dengan Situasi 1999

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Rupiah terus mengalami tekanan dari dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, pelemahan Rupiah sempat menyentuh angka Rp13.000 per USD.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan tidak masalah jika Rupiah melemah. Menurut dia, saat ini Rupiah memang sesuai fundamental ekonominya.
"Tadi, Presiden mengundang BI, OJK menanyakan apa masalahnya dari laporan yang ada. Secara umum tidak ada masalah," ungkapnya di Kantor Kemenko, Jakarta, Senin (2/3/2015).
"Fundamental ekonomi cukup bagus, apresiasi foreign direct invesment dan portofolio cukup tinggi, SUN kita yield-nya turun, itu menunjukkan bahwa tidak ada masalah," tambah dia.
Dia menuturkan, Rupiah melemah karena faktor ekonomi Amerika yang cukup baik. "Kalau kita lihat Rupiah terhadap uang lain menguat terhadap euro dan lain-lain kecuali dolar AS, mata uang lain juga mengalami hal yang sama terhadap dolar AS," sebutnya.
Lebih lanjut Sofyan menjelaskan bahwa BI tidak melakukan intervensi terhadap kondisi ekspor yang sedang baik ini. Rupiah yang kompetitif terhadap perdagangan itu bagus, lanjut sofyan, tapi itu bukan wewenang pemerintah.
"Jangan pikir karena Rp13.000 di 1999, saat itu dari Rp2.500 ke Rp13.000, sehingga jadi masalah. Tahun lalu Rp11.900, jadi melemahnya hanya beberapa persen saja dan itu normal. Semua indikator oke," tukasnya.

Sumber: http://http://economy.okezone.com/

Selasa, 17 Februari 2015

Tunggu BI Rate, Rupiah Turun Tipis


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah siap merespon tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang akan diumumkan Selasa (17/2/2015) ini. Tren penguatan rupiah dapat tertahan alotnya kondisi Yunani-Uni Eropa yang menekan posisi mata uang euro. 

Negosiasi dengan Yunani memanas, euro pun jatuh semalam. Pasar saham Eropa serta euro jatuh setelah negosiasi antara Yunani dengan Uni Eropa tidak berjalan mulus. Yunani menolak untuk memenuhi ketentuan yang diajukan demi perpanjangan penyaluran bantuan likuiditas.  Yunani harus mendapatkan likuiditas tambahan sebelum akhir Maret untuk memenuhi segala kewajibannya. Pasar AS tutup di hari President’s Day.   

Rupiah kemarin berhasil menguat setelah naiknya surplus neraca perdagangan bertemu dengan lemahnya dollar AS. Rupiah mengalami penguatan paling tajam hingga kemarin sore dibanding mata uang lain di Asia. Imbal hasil SUN 10 tahun juga turun walaupun hanya tipis hingga kemarin sore. 

Surplus neraca perdagangan Januari berhasil mencapai level tertinggi semenjak Februari 2014 setelah impor mampu turun lebih cepat daripada ekspor. 

BI rate diumumkan hari ini dan menurut proyeksi Riset Samuel Sekuritas Indonesia angkanya diperkirakan tetap di 7,75 persen. Rupiah berpeluang melemah merespon situasi buruk di Eropa. 

Sementara pada awal perdagangan di pasar spot, mata uang Garuda dibuka turun tipis ke posisi Rp 12.755 per dollar AS dibanding penutupan kemarin pada 12.752.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/

Selasa, 10 Februari 2015

Kekuatan Rupiah Hari Ini Diuji oleh Kondisi Eropa


Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah bakal kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Selasa (10/2/2015). Kondisi teraktual di Uni Eropa ikut memengaruhi posisi rupiah di tengah pergerakan indeks dollar AS sebagai mata uang utama di pasar global.

Euro berhasil naik tipis setelah Sentix investor confidence Zona Euro menuju titik tertingginya dalam 9 bulan terakhir. Sementara itu neraca perdagangan Jerman juga naik surplusnya. 

Harga minyak Brent kembali naik menuju 58,2 dollar AS per barrel seiring dengan masih ramainya isu penurunan produksi, walaupun dalam jangka menengah peluang minyak untuk kembali turun masih cukup besar. 

Pagi ini investr menunggu data inflasi China yang diperkirakan turun. Penurunan inflasi itu ditafsirkan karena turunnya harga minyak mentah, namun juga bisa berarti perlambatan ekonomi.

Rupiah melemah hingga Senin (9/2/2015) sore bersama mata uang lain di Asia. Penguatan tajam indeks dollar index hingga akhir pekan lalu, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, ternyata berhasil terbawa hingga perdagangan hingga Senin kemarin. 

Aksi jual juga terlihat di pasar SUN di tengah tren penguatan semenjak awal tahun ini. Kenaikan imbal hasil SUN bersamaan dengan kenaikan imbal hasil US Treasury dan imbal hasil obligasi Yunani. Pelemahan rupiah berpeluang tertahan hari ini dengan tertekannya indeks dollar AS dini hari tadi walaupun efek negatif dari Yunani masih akan terus membayangi pergerakan mata uang di Asia.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/