AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label WNI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WNI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 Juni 2016

Buka Puasa 'Seru' WNI di Lebanon, Dikagetkan Ledakan Bom












Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Ledakan bom yang terjadi di depan kantor pusat Bank Blom, kawasan Hamra, Beirut, Lebanon, mengejutkan para umat muslim yang sedang berbuka puasa. Sebab, kejadian tersebut hanya berjarak beberapa kilometer dari lokasi bersandarnya KRI Bung Tomo 357 di Dermaga III Pelabuhan Internasional Beirut yang sedang menyelenggarakan kegiatan seminar dan dialog wawasan kebangsaan.
Menurut Duta Besar RI untuk Lebanon, Chozin Khumaidy, situasi yang terus bergejolak tersebut selalu mewarnai Satgas Maritim TNI Konga XXVIII H / Unifil Lebanon sepanjang penugasannya sebagai pasukan pemelihara perdamaian di sana.
Apalagi, kata dia, setelah sejumlah transaksi perbankan Hizbullah dibekukan di sejumlah bank, termasuk Bank Sentral Lebanon, serta penghentian bantuan militer kepada Lebanon dari sejumlah negara besar.
"Situasi ini makin memperuncing kondisi keamanan Lebanon yang hingga kini masih menghadapi konflik internal yang telah berlangsung lebih dari 2,5 tahun. Apalagi, Lebanon belum berhasil memilih presiden," kata Chozin, melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Rabu, 15 Juni 2016.
Meski begitu, Chozin mengungkapkan bahwa situasi dan kondisi di KRI Bung Tomo 357 aman dan terkendali. Sebuah bom meledak pada Minggu lalu sekitar pukul 20.00 malam waktu setempat. Bank Blom adalah salah satu bank yang ditutup karena pemiliknya dicurigai terkait dengan grup Hizbullah.
Memang, sektor perbankan Lebanon menjadi pusat perhatian utama dalam krisis di negara tersebut. Krisis dimulai sejak Amerika Serikat mengharuskan semua bank untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah aliran dana terkait Hizbullah. Bank Sentral Lebanon mendesak semua bank komersial untuk mengikuti aturan Paman Sam.


Sumber: Viva