AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Tampilkan postingan dengan label dollar menguat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dollar menguat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Mei 2015

Penguatan Dolar Redupkan Kilau Emas

emas stabil
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah karena greenback yang lebih kuat memberikan tekanan pada logam mulia.
Seperti dilansir Xinhua, Selasa (12/5/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 5,9 dolar AS, atau 0,50 persen, menjadi menetap di 1.183,00 dolar AS per ounce.
Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,13 persen menjadi 94,99 dalam perdagangan tengah hari. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Pedagang sedang menunggu sejumlah data ekonomi yang akan dirilis pekan ini untuk mendapatkan beberapa indikasi kapan waktu The Fed menaikkan suku bunganya.
Sebuah laporan penjualan ritel akan dirilis pada Rabu, dan laporan klaim pengangguran mingguan serta laporan Indeks Harga Produsen akan diumumkan pada Kamis. Laporan produksi industri juga akan keluar pada Jumat.
Perak untuk pengiriman Juli turun 15,1 sen, atau 0,92 persen, menjadi ditutup pada 16,314 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 16,2 dolar AS, atau 1,42 persen, menjadi ditutup pada 1.127,30 dolar AS per ounce.

Sumber: http://economy.okezone.com/

Senin, 08 Desember 2014

Emas Perpanjang Penurunan Seiring Penguatan Dolar, Outlook Suku Bunga


Rifan Financindo Berjangka, Emas mencatat penurunan untuk hari ketiga secara berturut-turut karena data tenaga kerja AS yang mengalahkan perkiraan sehingga memperkuat mata uang dolar dan mendukung terjadinya biaya pinjaman yang lebih tinggi dalam perekonomian terbesar di dunia tersebut. Sementara perak turun sedangkan palladium catat kenaikan.
Bullion untuk pengiriman segera turun sebesar 0,4 % ke level $ 1,187.27 per ounce, dan diperdagangkan di level $ 1,189.84 pukul 8:49 pagi di Singapura, menurut harga Bloomberg. Sementara logam pada 1 Desember melemah dalam tiga pekan terendah ke level $ 1,142.88 terkait pelemahan minyak.
Indeks Bloomberg Dollar Spot menuju penutupan tertinggi sejak 2009 lalu jelang rilis data pekan ini yang mungkin menunjukkan acuan kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Sementara itu pada 5 Desember lalu laporan menunjukkan para pengusaha di AS menambahkan 321.000 pekerjaan untuk bulan lalu, sehingga mendukung Federal Reserve yang akan menaikkan tingkat suku bunga karena Eropa, Jepang dan China meningkatkan stimulus untuk memacu pertumbuhan perekonomian mereka.
Emas berada di angka sebesar 1 % lebih rendah tahun ini, terkait The Fed mengakhiri program pembelian aset yang gagal untuk memicu inflasi. Sementara harga minyak mentah di New York dan London berada di posisi terendah dalam lima tahun terakhir karena AS meningkatkan produksi dan OPEC tidak mengambil tindakan untuk meringankan melebihnya pasokan minyak.


Sumber: Bloomberg

Kamis, 04 Desember 2014

Terus Melesat, Dolar Tembus Level Rp 12.300

Jakarta, Rifan financindo Berjangka -Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berlanjut hari ini. Dolar AS semakin perkasa dan berhasil menembus level Rp 12.300.
Mengutip data Reuters, dolar AS kini berada di posisi Rp 12.310. Bahkan posisi terendah dolar AS ada di Rp 12.300.
Riset First Asia Capital menyebutkan, nilai tukar rupiah terus bergerak melemah dalam sepekan terakhir hingga 1,4%. Hal ini bisa merugikan pemodal yang memegang aset rupiah.
"Kinerja emiten sektoral pada gilirannya juga akan terganggu terutama yang tergantung dengan bahan baku impor atau yang memiliki utang valas besar," sebut riset itu.
Penyebab utama pelemahan rupiah, lanjut riset First Asia, adalah perkembangan positif di AS. Ekonomi AS yang semakin membaik menyebabkan dolar AS menguat dibandingkan mata uang utama dunia.
Namun, First Asia Capital menilai ada pula faktor domestik yang ikut mempengaruhi sentimen pasar. Salah satunya adalah dinamika politik dalam negeri.
"Terpilihnya kembali Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar memperkuat Koalisi Merah Putih sebagai oposisi pemerintahan Jokowi-JK. Hal ini dikhawatirkan akan membuat dinamika politik ke depan tetap tinggi karena hubungan pemerintahan Jokowi-JK dengan parlemen dalam situasi kurang menguntungkan bagi pemerintahan," jelas riset First Asia.


Sumber : http://finance.detik.com/