AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Kamis, 03 Oktober 2024

PT RIFAN - Hang Seng Stagnan, Saham China Naik Berkat Spekulasi Kebijakan



 PT Rifan Financindo Berjangka –Pasar saham Hong Kong menunjukkan pergerakan yang datar pada perdagangan terakhir, sementara saham-saham di Tiongkok justru mencatat kenaikan tipis. Pelaku pasar berspekulasi adanya kebijakan stimulus baru dari pemerintah Tiongkok untuk mendorong ekonomi, yang kini menunjukkan tanda-tanda melambat.

Kinerja Indeks Hang Seng

Indeks Hang Seng tidak mengalami perubahan yang signifikan, mencatatkan kinerja yang cenderung stagnan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan ini termasuk kurangnya sentimen positif dari pasar global, serta kekhawatiran akan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Selain itu, kebijakan moneter ketat dari bank sentral utama dunia juga turut membebani pasar.

Penyebab Stagnasi Pasar Hong Kong

  • Kebijakan Moneter Global: Bank sentral di negara-negara utama, seperti Federal Reserve, terus mengadopsi kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan inflasi. Hal ini memberikan tekanan pada pasar saham, termasuk di Hong Kong.
  • Perlambatan Ekonomi Tiongkok: Ekonomi Tiongkok, yang merupakan salah satu mesin utama bagi pasar Hong Kong, kini sedang menghadapi tantangan berat. Investasi infrastruktur dan properti melambat, yang menyebabkan kepercayaan investor menurun.

Kebijakan Stimulus Tiongkok

Di sisi lain, pasar saham di Tiongkok mengalami peningkatan, meskipun tidak signifikan. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pelaku pasar bahwa pemerintah Tiongkok akan mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Beberapa rumor menyebutkan kemungkinan pelonggaran kebijakan fiskal, seperti pemotongan pajak dan peningkatan belanja infrastruktur, yang akan memberikan dorongan bagi pasar saham.

Kebijakan Fiskal dan Moneter yang Dinantikan

  • Pemotongan Pajak: Pemerintah Tiongkok diperkirakan akan mempertimbangkan pemotongan pajak untuk sektor-sektor tertentu, seperti manufaktur dan teknologi, guna mendorong investasi.
  • Peningkatan Belanja Infrastruktur: Salah satu kebijakan yang ditunggu-tunggu oleh pasar adalah peningkatan belanja pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur besar, yang diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
  • Pelonggaran Kebijakan Moneter: Spekulasi lainnya mencakup kemungkinan pemotongan suku bunga oleh People’s Bank of China untuk mendorong kredit dan investasi.

Prospek Jangka Pendek dan Menengah

Dalam jangka pendek, pasar saham Hong Kong diperkirakan akan terus berfluktuasi, mengikuti perkembangan kebijakan global dan sentimen ekonomi di Tiongkok. Namun, dalam jangka menengah, kebijakan-kebijakan stimulus yang diantisipasi dari Tiongkok dapat memberikan angin segar bagi pasar, terutama jika diterapkan secara efektif.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prospek Pasar

  • Ketidakpastian Global: Perkembangan geopolitik global, termasuk ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, dapat mempengaruhi prospek pasar dalam waktu dekat.
  • Kepercayaan Investor: Jika pemerintah Tiongkok mampu menghadirkan kebijakan stimulus yang konkret, hal ini dapat memulihkan kepercayaan investor dan mendorong kenaikan di pasar saham.
  • Inflasi Global: Tekanan inflasi yang tinggi di negara-negara besar juga akan menjadi perhatian utama bagi investor, mengingat dampaknya terhadap kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi.

PT Rifan Financindo Berjangka – Glh

Selasa, 24 September 2024

PT RIFAN - Pasar Saham Asia Jatuh: Kekhawatiran Terhadap Teknologi dan Ekonomi AS Pengaruhi Hang Seng

 


PT Rifan Financindo Berjangka – Pasar saham di Asia mengalami tekanan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Penurunan ini terutama didorong oleh aksi jual besar-besaran di sektor teknologi dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat. Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong menjadi yang paling terdampak akibat kekhawatiran investor atas kondisi pasar global.

Penurunan Indeks Nikkei: Aksi Jual Teknologi Memicu Kejatuhan

Pada penutupan perdagangan terakhir, indeks Nikkei 225 Jepang mengalami penurunan tajam. Aksi jual yang agresif di sektor teknologi menjadi penyebab utama kemerosotan ini. Saham-saham besar seperti Sony, SoftBank, dan Tokyo Electron mengalami tekanan besar akibat kekhawatiran atas prospek pertumbuhan industri teknologi dalam jangka pendek.

Beberapa faktor eksternal turut memperburuk sentimen pasar, termasuk laporan inflasi di AS yang lebih tinggi dari perkiraan. Kondisi ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan memperpanjang kebijakan moneter ketatnya, yang pada akhirnya berdampak negatif pada likuiditas global dan sentimen pasar saham di seluruh dunia.

Tekanan di Sektor Teknologi

Teknologi telah menjadi tulang punggung ekonomi Jepang selama beberapa dekade terakhir. Namun, volatilitas yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa investor semakin khawatir tentang prospek pertumbuhan sektor ini. Perang dagang AS-China juga menambah kekhawatiran, terutama mengingat ketergantungan Jepang pada rantai pasokan semikonduktor dari China.

Hang Seng Tertekan oleh Ketidakpastian Ekonomi AS

Indeks Hang Seng di Hong Kong juga berada di bawah tekanan berat, dengan penurunan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Ketidakpastian ekonomi AS, termasuk kemungkinan resesi, telah memicu kekhawatiran bahwa pasar global, termasuk Asia, akan terdampak. Saham-saham teknologi dan properti di Hong Kong menjadi yang paling terdampak.

Resesi AS: Ancaman yang Menghantui Ekonomi Global

Ancaman resesi di Amerika Serikat menjadi perhatian utama bagi para investor di seluruh dunia. Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa inflasi masih berada di level yang tinggi, sementara pertumbuhan ekonomi melambat. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian mengenai prospek pertumbuhan global dan memicu kekhawatiran bahwa resesi global dapat menjadi kenyataan.

Dalam jangka pendek, volatilitas di pasar saham Asia kemungkinan akan tetap tinggi. Para investor perlu memantau kebijakan moneter di AS dan dampaknya terhadap likuiditas global. Selain itu, perkembangan terkait ketegangan dagang antara AS dan China juga perlu dicermati karena dapat memengaruhi kinerja sektor teknologi dan manufaktur di Asia.

Penguatan Sektor Lain untuk Mengatasi Tekanan

Di tengah tekanan pada sektor teknologi, sektor-sektor lain seperti kesehatan, energi terbarukan, dan bahan baku menjadi alternatif yang menjanjikan. Investor mungkin akan mengalihkan fokus mereka ke sektor-sektor ini untuk melindungi portofolio mereka dari volatilitas pasar yang disebabkan oleh ketidakpastian global.

PT Rifan Financindo Berjangka – Glh

Senin, 23 September 2024

PT RIFAN - Pasar Saham Nikkei, Hang Seng, dan China Menguat Didukung Pemangkasan Suku Bunga AS

 


PT Rifan Financindo Berjangka – Pasar saham Asia menunjukkan kinerja yang mengesankan pada hari ini, didorong oleh kebijakan terbaru dari Amerika Serikat terkait pemangkasan suku bunga. Nikkei, Hang Seng, dan pasar saham China mengalami penguatan signifikan sebagai respons terhadap optimisme global. Kebijakan ini telah memberikan dorongan besar bagi sentimen pasar, meningkatkan daya tarik aset berisiko di seluruh kawasan.

Penguatan Nikkei 225: Sentimen Positif dari Investor

Indeks Nikkei 225 di Jepang mengalami kenaikan yang signifikan hari ini, mencerminkan respons positif dari investor terhadap kebijakan pelonggaran moneter oleh Federal Reserve AS. Penguatan ini juga dipicu oleh melemahnya yen terhadap dolar AS, yang memberikan keuntungan lebih bagi eksportir Jepang. Berikut adalah data terkini terkait penguatan Nikkei 225:

TanggalNilai Nikkei 225Perubahan (% Harian)
20 Sep 202433,500.75+1.25%
19 Sep 202433,090.20+0.85%
18 Sep 202432,890.55+0.95%

Pemangkasan suku bunga AS telah mendorong minat investor global untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap saham-saham berbasis teknologi dan manufaktur, dua sektor utama dalam indeks Nikkei 225. Saham-saham seperti Toyota, Sony, dan SoftBank menjadi pendorong utama penguatan ini.

Hang Seng: Saham Teknologi Mendorong Pemulihan

Di Hong Kong, indeks Hang Seng juga menunjukkan penguatan yang signifikan, dengan sektor teknologi menjadi motor penggerak utama kenaikan ini. Saham-saham seperti Tencent, Alibaba, dan Meituan mengalami lonjakan harga setelah laporan bahwa Federal Reserve AS memangkas suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah data terbaru mengenai indeks Hang Seng:

TanggalNilai Hang SengPerubahan (% Harian)
20 Sep 202418,550.30+1.60%
19 Sep 202418,250.00+1.10%
18 Sep 202417,950.45+0.75%

Optimisme ini dipicu oleh harapan bahwa kebijakan suku bunga rendah di AS akan meningkatkan likuiditas global, yang dapat membantu perusahaan-perusahaan teknologi di Hong Kong untuk memperluas bisnis dan inovasi mereka.

Pasar Saham China: Pemangkasan Suku Bunga Mendorong Likuiditas

Pasar saham China juga mengalami lonjakan serupa, terutama di indeks Shanghai Composite dan indeks Shenzhen. Kebijakan moneter yang lebih longgar di AS dipandang sebagai katalis utama yang mendorong peningkatan investasi di pasar China, khususnya dalam sektor manufaktur dan infrastruktur. Berikut adalah beberapa data terkait:

TanggalNilai Shanghai CompositePerubahan (% Harian)
20 Sep 20243,180.65+1.35%
19 Sep 20243,140.30+1.00%
18 Sep 20243,110.75+0.85%

Sektor-sektor seperti otomotif, energi, dan konstruksi di China mendapatkan manfaat langsung dari peningkatan likuiditas ini, seiring dengan harapan peningkatan permintaan domestik dan internasional.

Faktor Pendukung Kenaikan Pasar Saham Asia

Pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS merupakan salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan pasar saham di Asia. Beberapa alasan utama di balik sentimen positif ini meliputi:

  1. Pelonggaran Likuiditas Global: Dengan suku bunga yang lebih rendah, lebih banyak dana yang tersedia di pasar global, meningkatkan investasi di sektor-sektor berisiko.
  2. Penguatan Sektor Teknologi: Saham teknologi menjadi salah satu penerima manfaat utama dari kebijakan moneter yang longgar, terutama di wilayah seperti China dan Hong Kong.
  3. Harapan Pemulihan Ekonomi: Investor optimistis bahwa kebijakan suku bunga rendah akan mempercepat pemulihan ekonomi global, yang pada gilirannya akan mendukung peningkatan permintaan untuk produk-produk Asia.

PT Rifan Financindo Berjangka – Glh

Jumat, 20 September 2024

PT RIFAN - Hang Seng Index Futures: Analisis Rebound Tren Kontra yang Masih Berlangsung

 


PT Rifan Financindo Berjangka –Pasar saham Hong Kong, khususnya Hang Seng Index Futures (HSIF), terus menunjukkan fluktuasi signifikan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Pada sesi terbaru, HSIF ditutup di 17.674 poin, sedikit di bawah level resistensi utama 17.700 poin. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam pergerakan teknikal terkini serta potensi tren ke depan berdasarkan analisis indikator utama seperti Simple Moving Average (SMA).

Analisis Teknikal HSIF

Pada perdagangan terakhir, HSIF berhasil naik dari level pembukaan 17.450 poin hingga mencapai level tertinggi harian di 17.744 poin, dan ditutup sedikit di bawah resistensi 17.700 poin. Ini menandai bahwa indeks berhasil menembus garis SMA 20-hari, yang menjadi sinyal bullish potensial. Saat ini, garis SMA 20-hari dan 50-hari berperan sebagai support bawah, yang dapat memperkuat momentum kenaikan jika indeks tetap bertahan di atas level ini.

Namun, tekanan jual diharapkan muncul saat indeks mendekati 18.000 poin, level resistensi kunci berikutnya. Bagi para trader, ini merupakan momen untuk mempertahankan posisi short yang dimulai pada 9 September dengan target stop-loss di 18.000 poin.

Support dan Resistensi Kunci

Terdapat beberapa level penting yang perlu diperhatikan:

  • Support Terdekat: 17.000 poin, dengan support tambahan di 16.500 poin.
  • Resistensi Terdekat: 17.700 poin, dengan resistensi lebih kuat di 18.000 poin.

Apabila indeks berhasil menembus resistensi 18.000 poin, potensi kenaikan lanjutan akan terbuka, namun selama belum tercapai, bias bearish masih dominan.

PT Rifan Financindo Berjangka – Glh

Kamis, 19 September 2024

PT RIFAN - Indeks Hang Seng Menguat di Tengah Spekulasi Kebijakan Moneter, Nikkei Ditutup

 


PT Rifan Financindo Berjangka – Pasar saham Asia mengalami pergerakan yang signifikan pada 17 September 2024, dengan indeks Hang Seng di Hong Kong mencatatkan penguatan yang didorong oleh data ekonomi yang kurang memuaskan. Sementara itu, bursa saham Jepang, Nikkei, ditutup karena hari libur nasional, namun investor tetap mengantisipasi arah kebijakan moneter yang lebih longgar dari pemerintah dan bank sentral di kawasan tersebut.

Penguatan Hang Seng di Tengah Data Ekonomi Lemah

Indeks Hang Seng mengalami kenaikan pada sesi perdagangan hari ini, didorong oleh spekulasi bahwa pemerintah China akan memberikan stimulus lebih lanjut untuk mengatasi perlambatan ekonomi yang sedang terjadi. Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa sektor manufaktur dan konsumsi masih berada di bawah tekanan, memicu ekspektasi bahwa otoritas akan melonggarkan kebijakan moneter untuk mendukung pertumbuhan.

Berikut adalah data terkait pergerakan Hang Seng pada hari ini:

  • Kenaikan Hang Seng: +1,2%
  • Sektor yang memimpin penguatan: Teknologi, properti, dan keuangan.
  • Saham utama yang berkontribusi: Alibaba, Tencent, dan China Construction Bank.

Investor percaya bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang lebih proaktif dari pemerintah China dapat memberikan dorongan bagi pasar yang sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan akibat perlambatan ekonomi global dan ketegangan perdagangan.

Sentimen Investor Terkait Stimulus Ekonomi

Ekspektasi stimulus dari pemerintah China telah menjadi pendorong utama bagi pasar saham, khususnya indeks Hang Seng. Dengan data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, banyak analis memprediksi bahwa People’s Bank of China (PBOC) akan melonggarkan kebijakan moneter, termasuk penurunan suku bunga atau pengurangan rasio cadangan wajib bank.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan memberikan dorongan bagi sektor-sektor yang sedang terpuruk, seperti properti dan industri teknologi yang menghadapi tekanan regulasi yang ketat.

Pasar Saham Jepang: Nikkei Ditutup

Sementara itu, di Jepang, indeks Nikkei ditutup pada hari ini karena perayaan hari libur nasional. Namun, spekulasi terkait kebijakan moneter Jepang terus menjadi sorotan utama di kalangan pelaku pasar. Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dalam waktu dekat, meskipun ada tekanan inflasi yang mulai meningkat.

Ekspektasi Kebijakan Bank of Japan

Bank of Japan telah lama menerapkan kebijakan suku bunga negatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Namun, dengan meningkatnya inflasi di Jepang akibat harga energi global yang lebih tinggi, BoJ menghadapi dilema untuk tetap mendukung pertumbuhan sambil menjaga stabilitas harga.

Para investor akan memperhatikan pernyataan resmi dari BoJ dalam beberapa minggu ke depan, terutama setelah bursa kembali buka pasca libur nasional, untuk melihat arah kebijakan yang akan diambil guna menjaga stabilitas ekonomi Jepang.

Faktor Global yang Mempengaruhi Pasar Asia

Selain faktor domestik, pasar saham Asia juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Beberapa faktor global yang saat ini berdampak pada pasar Asia, termasuk Hang Seng dan Nikkei, meliputi:

  1. Ketidakpastian ekonomi AS: Pertumbuhan ekonomi AS yang melambat, ditambah dengan inflasi yang tinggi, menciptakan ketidakpastian di pasar global.
  2. Kebijakan suku bunga The Fed: Langkah Federal Reserve AS dalam menentukan kebijakan suku bunga berdampak signifikan terhadap arus modal ke pasar Asia, khususnya di sektor teknologi dan finansial.
  3. Ketegangan geopolitik: Konflik di kawasan Asia Timur, terutama terkait isu Laut China Selatan, turut mempengaruhi sentimen pasar, meski dampaknya masih terbatas pada fluktuasi harian.

PT Rifan Financindo Berjangka – Glh