AXA Tower Kuningan City

COMODITY

Sesuatu benda nyata yang relatif mudah di perdagangkan, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh Investor melalui bursa berjangka

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18 Kuningan Setia Budi, Jakarta 12940 Telp : (021)30056300, Fax : (021)30056200

Transaksi anda kami jamin aman dari virus, hacker atau gangguan sejenisnya. Karena trading platfoen kami telah terproteksi sangat baik

Rabu, 23 Juli 2025

Perak Stabil, Menanti Sentimen Baru dari Sektor Industri

 


PT Rifan Financindo Berjangka - Ketegangan tarif antara Amerika Serikat dan Uni Eropa kembali meningkat, menciptakan gelombang kekhawatiran di pasar global. Washington dan Brussels saling mempertimbangkan langkah-langkah tarif baru atas produk industri dan pertanian, yang memicu kecemasan di kalangan investor terhadap perlambatan ekonomi global dan fragmentasi rantai pasok internasional. Langkah proteksionis ini berisiko memicu ketidakpastian lanjutan di pasar saham, mata uang, dan komoditas, terutama emas, perak, dan minyak mentah, yang menjadi barometer utama sentimen risiko global.


Ketidakpastian geopolitik dan ketegangan perdagangan mendorong lonjakan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas. Harga emas spot mengalami kenaikan signifikan, melampaui level psikologis $2.450 per ons troy di tengah kekhawatiran investor akan pelemahan pertumbuhan global dan tingginya tekanan inflasi.

Faktor Pendorong Kenaikan Emas:

  • Ketegangan tarif AS-UE: Meningkatnya eskalasi kebijakan proteksionis memicu ketakutan investor terhadap stagnasi ekonomi global.
  • Dovish Fed: Harapan terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve memperkuat harga emas.
  • Ketidakstabilan geopolitik: Ketegangan di Timur Tengah dan konflik di Ukraina juga meningkatkan permintaan safe haven.

Prediksi Jangka Pendek: Harga emas diperkirakan bergerak dalam kisaran $2.430–$2.480 per ons selama sentimen risiko tetap tinggi dan dolar AS tetap lemah.


Tidak seperti emas, harga perak cenderung stabil di tengah dinamika pasar yang kompleks. Sebagai logam industri dan investasi, perak dipengaruhi oleh faktor ganda: permintaan manufaktur dan sentimen pasar global.

Sentimen yang Memengaruhi Pergerakan Perak:

  • Stabilitas sektor manufaktur Tiongkok dan Eropa: Perak banyak digunakan dalam panel surya, semikonduktor, dan kendaraan listrik.
  • Kurangnya katalis baru: Investor menanti data PMI global dan arah kebijakan moneter dari bank sentral utama.
  • Spread emas-perak: Rasio harga emas terhadap perak tetap tinggi, menunjukkan dominasi aset safe haven dibandingkan logam industri.

Minyak Melemah Akibat Risiko Permintaan dan Pasokan Global

Harga minyak mentah dunia menunjukkan pelemahan moderat karena pasar menimbang dampak potensial dari perang tarif terhadap permintaan energi global. Brent dan WTI masing-masing turun menuju $81 dan $77 per barel, seiring meningkatnya kekhawatiran atas konsumsi energi yang melambat di Eropa dan Asia.

Faktor Tekanan terhadap Harga Minyak:

  • Ketakutan atas resesi global: Eskalasi tarif memperbesar risiko perlambatan ekonomi yang berdampak pada konsumsi minyak.
  • Data stok minyak AS: Laporan terbaru menunjukkan peningkatan stok komersial, menandakan melemahnya permintaan domestik.
  • Peningkatan produksi non-OPEC: Amerika Serikat dan Brasil terus meningkatkan produksi, menambah tekanan terhadap harga.

Reaksi Pasar Global dan Prospek Kebijakan

Ketegangan tarif ini mencerminkan pergeseran struktur perdagangan global yang semakin terpolarisasi. Uni Eropa mempertimbangkan penerapan bea masuk atas barang-barang teknologi tinggi dari AS, sementara Washington berencana menargetkan industri baja, otomotif, dan pertanian Eropa. Bank sentral seperti ECB dan The Fed berada dalam posisi sulit. Di satu sisi, mereka perlu menjaga stabilitas harga. Di sisi lain, mereka harus melindungi pertumbuhan ekonomi dari tekanan eksternal.

Potensi Dampak:

  • Sektor ekspor global melemah, terutama yang bergantung pada supply chain lintas negara.
  • Kenaikan inflasi akibat bea masuk, mempersulit misi bank sentral dalam menurunkan suku bunga.
  • Volatilitas mata uang meningkat, terutama Euro, Dolar AS, dan Yuan Tiongkok.

PT Rifan Financindo Berjangka - Glh

  • Sumber : News Maker 23 - Indonesia News Portal for Traders

Selasa, 22 Juli 2025

Sanksi Uni Eropa Terhadap Rusia: Dampak dan Proyeksi



 PT Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak mentah dunia tetap stabil pada awal pekan ini karena pelaku pasar menantikan dampak dari sanksi baru Uni Eropa terhadap ekspor energi Rusia. Situasi geopolitik yang tegang antara Rusia dan Barat, terutama dalam konteks perang Ukraina yang masih berlangsung, terus menjadi penentu utama arah pergerakan harga minyak.

Sanksi terbaru yang diberlakukan oleh Uni Eropa mencakup larangan tambahan terhadap kapal tanker bayangan (shadow fleet) serta pengetatan pembatasan teknis terhadap perusahaan pelayaran dan asuransi yang beroperasi dalam ekspor minyak Rusia. Sanksi ini bertujuan menekan pendapatan energi Rusia yang digunakan untuk mendanai konflik.

Stabilitas Harga Minyak Brent dan WTI

Pada perdagangan terakhir, minyak mentah Brent diperdagangkan di kisaran USD 82,70 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS bertahan di sekitar USD 78,95 per barel. Meskipun terjadi fluktuasi intraday, kisaran harga ini menunjukkan pasar yang relatif stabil, mencerminkan sikap wait-and-see dari para investor terhadap kebijakan sanksi tersebut.

Kombinasi antara pasokan yang ketat dan permintaan global yang melambat menjadi penyeimbang alami. Di satu sisi, produksi dari OPEC+ tetap terkendali, sementara di sisi lain, prospek permintaan dari Tiongkok sebagai konsumen terbesar kedua dunia masih belum solid karena lemahnya sektor manufaktur dan konstruksi.


Uni Eropa telah mengeluarkan paket sanksi ke-14 terhadap Rusia, dengan fokus pada pengawasan lebih ketat terhadap mekanisme penghindaran harga batas (price cap). Langkah ini ditujukan untuk memotong jalur pendanaan energi Kremlin melalui pemantauan terhadap tanker yang menggunakan layanan asuransi dan logistik dari negara anggota G7 dan Uni Eropa.

Potensi Dampak:

  • Penurunan volume ekspor Rusia melalui jalur laut, terutama melalui Laut Hitam dan Baltik.
  • Kenaikan biaya logistik dan asuransi bagi Rusia karena peningkatan risiko hukum.
  • Pergeseran arus perdagangan ke negara-negara seperti India dan Tiongkok, yang mungkin memanfaatkan harga diskon.
  • Volatilitas pasar jangka pendek, terutama jika terjadi gangguan pengiriman yang tidak terduga.

Strategi OPEC+ dan Kepatuhan Produksi

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) terus memegang peranan kunci dalam menstabilkan pasar. Arab Saudi dan Rusia tetap berkomitmen pada pengurangan produksi sukarela sekitar 1,3 juta barel per hari hingga akhir kuartal ketiga 2025. Komitmen ini membantu menghindari tekanan penurunan harga lebih lanjut di tengah ancaman permintaan yang tidak pasti.


Permintaan Global: Fokus pada Asia dan Musim Panas di AS

Permintaan bahan bakar global menunjukkan pola musiman, dengan musim panas di Amerika Serikat meningkatkan konsumsi bensin dan solar untuk keperluan liburan. Namun, tanda-tanda pemulihan permintaan dari Asia, khususnya Tiongkok, masih belum konsisten. Aktivitas kilang China menunjukkan adanya pengurangan pembelian minyak mentah, mencerminkan turunnya margin kilang (crack spread) yang menipis.

Analis dari berbagai lembaga energi memperkirakan permintaan global akan tumbuh sekitar 1,4 juta hingga 1,8 juta barel per hari pada paruh kedua 2025, bergantung pada dinamika makroekonomi dan suku bunga global.

Data Persediaan dan Indikator Teknis

Laporan mingguan dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA) menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 3,2 juta barel, lebih besar dari ekspektasi. Penurunan ini biasanya menjadi sinyal bullish bagi harga minyak, terutama jika dibarengi dengan penguatan permintaan bensin.

Tren Teknis:

  • Support Brent: USD 81,80
  • Resistance Brent: USD 83,50
  • Support WTI: USD 77,90
  • Resistance WTI: USD 79,80

Pola candlestick pada grafik harian menunjukkan potensi konsolidasi dengan bias positif jika harga mampu menembus resistance jangka pendek.

Proyeksi Harga Minyak 2025: Antara Risiko dan Peluang

Berbagai rumah riset memperkirakan harga minyak akan tetap dalam kisaran USD 75–85 per barel sepanjang sisa tahun 2025, dengan kemungkinan kenaikan menuju USD 90 jika pasokan mengalami gangguan signifikan atau sanksi Rusia benar-benar efektif menekan ekspor.

Faktor Pendukung Kenaikan:

  • Gangguan pasokan geopolitik (Selat Hormuz, Laut Hitam)
  • Ketatnya pasokan akibat kepatuhan OPEC+
  • Rebound ekonomi global

Faktor Penekan Harga:

  • Kelemahan ekonomi China dan zona euro
  • Peningkatan produksi dari AS (shale oil)
  • Efek jangka panjang dari sanksi Rusia yang belum efektif

PT Rifan Financindo Berjangka - Glh

  • Sumber : News Maker 23 - Indonesia News Portal for Traders

Senin, 21 Juli 2025

Analisis Teknis USD/JPY: Tren dan Level Kunci



 PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar Yen Jepang (JPY) menunjukkan penguatan signifikan terhadap Dolar AS (USD) setelah rilis data inflasi terbaru di Jepang. Pergerakan ini menjadi sorotan utama pasar karena memberikan sinyal kuat terkait arah kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) di tengah dinamika global.

Kenaikan inflasi domestik memicu ekspektasi bahwa BoJ mungkin akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, meskipun bank sentral ini dikenal dengan pendekatan ultra-longgar dalam beberapa tahun terakhir.


Data Inflasi Jepang: Detail dan Implikasinya

Menurut laporan resmi, indeks harga konsumen (CPI) inti Jepang naik 2,8% pada basis tahunan, sedikit di atas proyeksi 2,7%. Inflasi yang konsisten di atas target 2% BoJ memberi tekanan bagi otoritas moneter untuk mempertimbangkan pengurangan stimulus.

Perbedaan kebijakan ini sangat kontras dengan langkah Federal Reserve (The Fed), yang meskipun mempertahankan sikap hawkish, mulai mengisyaratkan potensi pelonggaran di akhir tahun. Gap kebijakan ini berpengaruh besar pada pergerakan pasangan mata uang USD/JPY.



Pasangan mata uang USD/JPY sempat turun ke level 155,20 setelah sebelumnya bergerak di kisaran 156,00. Level 155,00 saat ini menjadi area support penting, sementara resistance terdekat berada di 156,50. Jika tekanan jual berlanjut, kemungkinan besar harga akan menguji area 154,80 sebagai support berikutnya.

Indikator teknis utama:

  • RSI (Relative Strength Index): Saat ini berada di 48, menunjukkan momentum netral menuju bearish.

  • Moving Average 50 & 200: Tren jangka menengah masih bullish, tetapi melemah.

  • Volume perdagangan: Mengalami lonjakan saat data inflasi dirilis, menandakan aksi ambil untung dan reposisi pelaku pasar.


 

Faktor Global yang Memengaruhi Pergerakan Yen

Selain data domestik, penguatan Yen juga dipengaruhi oleh:

  • Dinamika The Fed: Proyeksi penurunan suku bunga pada akhir tahun mengurangi daya tarik USD.

  • Harga Komoditas: Penurunan harga energi mendukung inflasi moderat, sehingga memperkuat daya beli Yen.

  • Sentimen Pasar Global: Risiko geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global mendorong investor memilih aset safe haven, termasuk Yen Jepang.


Prospek Ke Depan: Apakah Yen Akan Terus Menguat?

Jika BoJ memberikan sinyal kenaikan suku bunga lebih cepat, tren penguatan Yen kemungkinan berlanjut. Namun, volatilitas masih tinggi mengingat ketergantungan pasar terhadap data ekonomi AS, termasuk laporan ketenagakerjaan dan inflasi PCE.

Proyeksi USD/JPY dalam jangka pendek:

  • Skenario Bullish: Jika data AS kuat dan The Fed tetap hawkish, USD/JPY bisa kembali ke atas 156,50.

  • Skenario Bearish: Jika BoJ lebih agresif, pasangan ini dapat jatuh di bawah 154,50.


Strategi untuk Investor dan Trader

  • Investor Jangka Panjang: Fokus pada kebijakan BoJ dan arah inflasi domestik. Yen cenderung menguat jika bank sentral mengubah sikap.

  • Trader Harian: Perhatikan level teknis 155,00 dan 156,50 sebagai area penting untuk posisi breakout atau reversal.

  • Manajemen Risiko: Gunakan stop loss ketat mengingat volatilitas tinggi setelah rilis data ekonomi besar.


PT Rifan Financindo Berjangka - Glh

Jumat, 18 Juli 2025

Harga Spot Emas Tergelincir Ke Area $2.360 per Troy Ounce, Mendekati Level Support Teknikal Kunci

 


PT Rifan Financindo Berjangka - Dalam perdagangan global terbaru, harga emas mengalami tekanan dan bertahan di dekat level terendah harian. Meskipun demikian, penurunan harga logam mulia ini terlihat terbatas karena sejumlah faktor fundamental tetap mendukung permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Penguatan dolar AS menjadi pendorong utama pelemahan harga, namun prospek ekonomi makro dan ketidakpastian geopolitik global menjaga permintaan emas tetap solid.


Dolar AS Menguat dan Tekan Harga Emas

Penguatan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama mendorong penurunan harga emas. Indeks Dolar AS (DXY) bergerak stabil di atas level 104, mencerminkan permintaan pasar terhadap aset likuid dalam menghadapi potensi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih lama.

Faktor pendukung penguatan dolar:

  • Data ekonomi AS yang solid, termasuk penjualan ritel dan tenaga kerja
  • Ekspektasi inflasi yang masih tinggi
  • Retorika hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve

Akibatnya:
Harga spot emas tergelincir ke area $2.360 per troy ounce, mendekati level support teknikal kunci, dengan pergerakan intraday yang tetap volatile namun terkendali.


Perlindungan Terhadap Penurunan Lebih Lanjut: Permintaan Fisik dan Ketidakpastian Global

Meskipun emas bergerak menurun, investor tetap menahan diri untuk melakukan aksi jual besar-besaran. Ini disebabkan oleh kekhawatiran geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.

Faktor pendukung harga emas tetap stabil:

  • Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Laut China Selatan
  • Ketidakpastian arah kebijakan moneter global pasca-2025
  • Pembelian emas oleh bank sentral negara berkembang seperti Tiongkok dan India
  • Permintaan fisik dari sektor perhiasan dan investasi ritel


Tekanan Suku Bunga The Fed Masih Bayangi Sentimen

Pasar terus memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga acuan oleh The Fed. Namun, pernyataan dari Gubernur Federal Reserve yang cenderung hawkish menyebabkan ekspektasi pemangkasan suku bunga tertunda ke akhir kuartal IV 2025.

Imbas pada emas:

  • Kenaikan yield obligasi AS menurunkan daya tarik emas tanpa imbal hasil
  • Tekanan jangka pendek tetap ada
  • Investor cenderung wait and see hingga rilis data inflasi terbaru

Analisis Teknikal Harga Emas Hari Ini

Support dan resistance penting:

  • Support utama: $2.355 – $2.340 per troy ounce
  • Resistance terdekat: $2.370 – $2.385 per troy ounce

Indikator teknikal utama:

  • RSI: netral cenderung bearish (level 47)
  • MACD: cross negatif, mengindikasikan tekanan jangka pendek
  • SMA 50 dan 200: masih menunjukkan tren naik jangka menengah

Perbandingan Kinerja Emas vs Dolar AS

InstrumenTren MingguanFaktor Penggerak Utama
EmasSideways - MelemahTekanan dari yield dan dolar AS
Dolar AS (DXY)MenguatData ekonomi kuat, ekspektasi hawkish Fed
Obligasi ASYield naikRepricing ekspektasi pemangkasan suku bunga

Strategi Investasi Emas di Tengah Volatilitas Pasar

1. Diversifikasi Portofolio

Investor direkomendasikan tetap memegang porsi logam mulia dalam portofolio jangka menengah-panjang sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi.

2. Trading Jangka Pendek

Pelaku pasar jangka pendek dapat memanfaatkan volatilitas harga emas intraday dengan strategi breakout atau scalping, mengingat range perdagangan relatif sempit.

3. Pantau Data Ekonomi AS

Perhatikan rilis data ekonomi utama seperti:

  • CPI dan PCE inflasi
  • Non-Farm Payrolls
  • Data PDB kuartalan

Prospek Harga Emas: Apakah Akan Pulih atau Lanjut Turun?

Meskipun tekanan dari dolar AS masih kuat, ekspektasi jangka menengah menunjukkan peluang pemulihan harga emas tetap terbuka. Selama ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik masih tinggi, investor cenderung mempertahankan posisi di aset lindung nilai.

Proyeksi harga emas Q3–Q4 2025 (asumsi moderat):

  • Skenario optimis: $2.420 – $2.450 per troy ounce
  • Skenario moderat: $2.380 – $2.410 per troy ounce
  • Skenario pesimis: turun ke $2.320 jika dolar dan yield terus naik

PT Rifan Financindo Berjangka - Glh

Kamis, 17 Juli 2025

Strategi Tekanan Ganda Trump: Paduan Ancaman dan Diplomasi

 


PT Rifan Financindo Berjangka - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mencuri perhatian dunia internasional dengan strategi barunya untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Dalam pernyataan terbarunya, Trump menekankan bahwa pendekatan “tekanan ganda” — kombinasi antara sanksi ekonomi dan dukungan militer yang terukur — akan menjadi solusi cepat dan efektif untuk menghentikan perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun tersebut.

Strategi Tekanan Ganda: Paduan Ancaman dan Diplomasi

Trump menilai bahwa pemerintahan saat ini di bawah Joe Biden terlalu lemah dalam menanggapi eskalasi konflik di Ukraina. Ia menyarankan pendekatan yang lebih agresif melalui dua jalur utama:

  • Sanksi Ekonomi Skala Penuh terhadap entitas Rusia yang masih aktif dalam perdagangan internasional.

  • Dukungan Militer Taktis kepada Ukraina, dengan mengedepankan sistem pertahanan dan intelijen canggih, bukan eskalasi militer terbuka.

Pernyataan Trump:

“Jika saya masih menjabat, perang ini sudah selesai dalam 24 jam. Dunia tahu cara saya menekan Rusia tanpa menembakkan satu peluru pun.”

Rincian Sanksi yang Dirancang untuk Tekan Rusia

Trump menyusun daftar sanksi tambahan yang disiapkan jika Moskow tidak merespons jalur diplomatik. Sanksi tersebut mencakup:

  1. Pemblokiran Total terhadap SWIFT untuk semua bank Rusia.

  2. Larangan Impor Energi Rusia termasuk minyak dan gas oleh sekutu NATO.

  3. Penyitaan Aset Oligarki Rusia di AS dan Eropa.

  4. Sanksi Sekunder bagi negara-negara yang membantu Moskow menghindari embargo.


Dukungan Militer yang Lebih Strategis, Bukan Eskalatif

Alih-alih mengirim pasukan langsung ke medan tempur, Trump menyarankan pendekatan militer yang fokus pada:

  • Penyediaan Drone Tempur AI dan sistem pertahanan udara.

  • Transfer Data Satelit Realtime untuk mendukung operasi Ukraina.

  • Pelatihan Pasukan Ukraina oleh instruktur NATO.

  • Cyber Warfare untuk melumpuhkan infrastruktur logistik Rusia.

Dampak Global Jika Strategi Ini Diterapkan

Terhadap Rusia:

  • Inflasi melonjak akibat embargo energi dan sanksi finansial.

  • Lemahnya rubel dan kekurangan suku cadang teknologi.

  • Terganggunya aliran dana ke sektor pertahanan Rusia.

Terhadap Ukraina:

  • Penguatan sistem pertahanan dalam waktu cepat.

  • Efektivitas serangan balik meningkat dengan dukungan data intelijen.

  • Meningkatnya kepercayaan publik dan moral pasukan.

Terhadap Pasar Global:

  • Potensi fluktuasi harga minyak dalam jangka pendek.

  • Stabilitas geopolitik lebih cepat tercapai jika perang dihentikan secara diplomatis.

  • Reorientasi rantai pasokan global dari Rusia ke Asia Selatan dan Afrika.

Posisi Eropa dalam Strategi Trump

Trump menegaskan pentingnya peran Eropa, terutama Jerman dan Prancis, untuk ikut serta dalam tekanan finansial kolektif terhadap Moskow. Ia mengusulkan terbentuknya:

  • Aliansi Energi Bebas Rusia, agar Eropa tidak lagi tergantung pada pasokan gas Kremlin.

  • Koalisi Sanksi Bersama, dengan kebijakan fiskal harmonis untuk menjaga stabilitas ekonomi Uni Eropa.

Proyeksi Akhir Konflik Berdasarkan Pendekatan Ini

Trump memproyeksikan bahwa jika pendekatan “sanksi atau senjata” ini diimplementasikan secara agresif sejak awal, konflik sudah bisa dihentikan dalam waktu maksimal tiga bulan melalui:

  • Isolasi total Rusia dari sistem keuangan global.

  • Tekanan ekonomi internal yang mendorong perubahan kebijakan Kremlin.

  • Perundingan damai yang lebih realistis karena adanya tekanan militer dan ekonomi bersamaan.

    PT Rifan Financindo Berjangka - Glh

  • Sumber : News Maker 23 - Indonesia News Portal for Traders