Komoditi minyak mentah WTI telah mengalami sedikit perubahan di New York pasca penurunan terbesar mingguan selama 19 bulan terakhir menjelang perkiraan data yang dapat memperlihatkan sebuah rebound dalam industri jasa di A.S yang merupakan konsumen minyak terbesar didunia.
Berdasarkan survey ekonom Bloomberg perdagangan kontrak berjangka telah mendekati harga terendah sebulan terakhir, mengikuti penurunan pekan lalu sebesar 6.3%, sementara itu index non manufaktur ISM pada bulan Desember naik ke level 54.6 dari level 53.9 dibulan November.
Tingkat cadangan sulingan A.S telah naik melebihi perkiraan sementara output minyak mentah naik ke level tertingginya sejak tahun 1988, seperti yang telah diperlihatkan oleh Energy Information Administration data pada tanggal 3 Januari.
Selain itu pengiriman WTI naik untuk pengiriman Februari 21 sen berada dilevel $94.17 per barel dalam perdagangan elektronik pada New York Mercantile Exchange, pada jam 12:45 waktu Sidney, kontrak tersebut jatuh 1.6% ke level harga $93.96 pada tanggal 3 Januari, yang merupakan penetapan terendah sejak tanggal 2 Desember tahun kemarin, dengan volume perdagangan seluruh kontrak berjangka yang diperdagangkan berada dikisaran 21% dibawah rata-rata 100 hari.
Sementara minyak Brent untuk penetapan Februari telah gain sebanyak 19 sen ke level harga $107.08 per barel pada London-based ICE Futures Europe exchange, selain itu minyak mentah acuan Eropa berada dilevel premium sebesar $12.91 bagi WTI, dengan spread yang ditutup pada level $12.69 pada tanggal 3 Januari pekan lalu, yang melebar untuk hari keempat.
Sumber :http://www.bloomberg.com
0 komentar:
Posting Komentar