Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan hingga mendekati dua pekan terendah seiring sinyal acuan manufaktur yang mengalami kontraksi untuk bulan keempat di China, sebagai pengguna minyak mentah terbesar kedua didunia. Selain itu minyak jenis Brent di London mengalami penguatan.
Kontrak berjangka di New York Selasa kemarin telah sedikit berubah setelah penurunan terbesar sejak 2 Januari silam. Index pendahuluan PMI (Purchasing Managers Index) dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics untuk periode April berada dilevel 48.3, sesuai dengan estimasi median analis berdasarkan survey Bloomberg.
Minyak mentah A.S kemungkinan naik untuk ke-13 kalinya dalam 14 pekan terakhir, berdasarkan survey yang diambil secara terpisah menjelang rilis data pemerintahan hari ini.
Ukraina sedang mempertimbangkan kelanjutan dari aktifitas pengusiran para gerilyawan dari kota-kota yang berada di wilayah Timur sehubungan dengan tergoyahkannya kesepakatan dengan pihak Rusia guna mengurangi ketegangan.
WTI untuk pengiriman Juni berada dilevel $101.52 per barel, turun 23 sen, dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada 1:53 siang waktu Sidney.
Sedangkan Kontrak Mei kemarin telah habis masa berlakunya setelah terjatuh sebanyak $2.24 menuju ke level $102.13, yang terendah sejak 7 April. volume perdagangan seluruh kontrak berjangka berada dikisaran 17% diatas rata-rata 100-hari, selain itu tahun ini harga mengalami kenaikan sebesar 3.2%.
Sedangkan minyak jenis Brent untuk settlement Juni telah terjatuh 12 sen ke level $109.15 per barel pada ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, sementara minyak mentah acuan Eropa menempati level premium $7.62 bagi WTI, dengan penutupan harga kemarin dilevel $7.52.
Sumber : Bloomberg
0 komentar:
Posting Komentar