PT Rifan Financindo Berjangka - Pasar komoditas global minggu ini menunjukkan dinamika menarik: logam mulia seperti emas dan perak tetap menyala, sementara minyak mentah bergerak fluktuatif akibat ketegangan geopolitik dan sentimen global yang berubah-ubah (newsmaker.id).
Perak dan Emas: Bullish di Tengah Ketidakpastian
Perak Menyentuh Level Tertinggi Sejak 2011
Perak diperdagangkan di kisaran USD 38,5–38,8 per ons, mendekati level tertinggi satu dekade, didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga dari Federal Reserve AS (newsmaker.id, PT. Kontan Grahanusa Mediatama).
Faktor Pendorong: Kebijakan Moneter AS & Penguatan Dolar
Sentimen bullish semakin kuat setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal pemangkasan suku bunga. Namun, penguatan dolar sempat menekan kembali perak ke bawah USD 38,5 per ons, sebelum rebound (newsmaker.id).
Emas Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Emas menunjukkan tren menguat setelah pertemuan antara Donald Trump, Zelenskyy, dan pimpinan Eropa. Harga sempat koreksi ke sekitar USD 3.335 per ounce akibat dolar menguat, kemudian naik kembali 0,5% setelah kabar pemecatan Gubernur The Fed Lisa Cook. Saat ini emas relatif stabil menanti data inflasi PCE AS (newsmaker.id).
Minyak Mentah: Volatil, Terombang-ambing Sentimen Global
Reli Tertahan oleh Berbagai Faktor
Pasar minyak mentah terpukul oleh sentimen geopolitik: harga melonjak saat diperkirakan akan ada sanksi AS terhadap Rusia dan serangan Ukraina, namun turun karena ekspektasi pasokan longgar dan tekanan tarif AS ke India. Brent turun ke USD 68 per barel dan WTI ke di bawah USD 65 (newsmaker.id).
Gejolak Memicu Rebound Butuh Waspada
Sentimen membaik karena serangan rudal Rusia ke Ukraina menewaskan warga sipil, meningkatkan kecemasan geopolitik. Namun, kekhawatiran terhadap perlambatan permintaan AS dan suplai tambahan dari OPEC+ menekan harga lagi ke kisaran USD 67–68 (Brent) dan USD 63–64 (WTI) (newsmaker.id).
Waspadai Risiko Guncangan Geopolitik Tambahan
Ketegangan di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, membuka potensi gangguan pasokan global. Minyak WTI pernah menyentuh USD 74 per barel dengan potensi melanjutkan tren naik jika konflik meluas. Namun koreksi bisa terjadi jika tekanan jual muncul, sehingga pergerakan selanjutnya sangat bergantung pada jalur diplomatik dan suplai realistis (https://www.metrotvnews.com, PT. Kontan Grahanusa Mediatama).
Penguatan dan Peluang Berdasarkan Instrumen Komoditas
Instrumen | Faktor Utama | Trend Saat Ini |
---|---|---|
Perak | Ekspektasi suku bunga rendah | Mendekati tertinggi sejak 2011 |
Emas | Safe haven, inflasi, kebijakan The Fed | Stabil, bullish setelah isu kebijakan |
Minyak (Brent & WTI) | Geopolitik, pasokan, permintaan | Volatil; fluktuatif dalam rentang wajar |
PT Rifan Financindo Berjangka - Glh
Sumber : NewsMaker
0 komentar:
Posting Komentar