PT. Rifan Financindo Berjangka - Dalam sebuah wawancara baru-baru ini di APPEC oleh S&P Global Commodity Insights di Singapura, Gary Ross, seorang konsultan minyak berpengalaman yang kini menjadi pengelola dana lindung (hedge fund) di Black Gold Investors LLC, memberikan argumen yang kuat untuk kenaikan harga minyak hingga mencapai $100 per barel. Prediksi ini telah membuat gelombang di pasar energi global dan membangkitkan minat para investor serta pelaku industri.
Lonjakan dalam kontrak berjangka minyak Brent, yang sudah naik hampir seperempat nilainya sejak akhir Juni, menjadi titik awal yang menarik perhatian. Kenaikan dramatis ini sebagian besar disebabkan oleh pemangkasan pasokan yang signifikan oleh negara-negara produsen minyak utama, termasuk Arab Saudi dan Rusia, seiring dengan persepsi penurunan resesi ekonomi di ekonomi kunci seperti Amerika Serikat.
Baca Juga : Austin Reaves Bereaksi terhadap Aksi Licik Kariniauskas, Terkejut dengan Kualifikasi Olimpiade
Argumen Ross bergantung pada
dua faktor kunci yang terus mendorong permintaan akan minyak ke atas. Pertama,
ia menyoroti pemulihan cepat penerbangan domestik di Tiongkok, yang tidak hanya
pulih ke tingkat sebelum pandemi, tetapi bahkan melampaui, saat ini beroperasi
pada 110%. Selain itu, perjalanan jarak jauh di Tiongkok sebagian besar
menggunakan kendaraan bermesin bensin, menunjukkan minat berkelanjutan terhadap
bahan bakar berbasis minyak bumi.
Ross memprediksi lonjakan signifikan dalam permintaan bahan bakar pesawat, terutama di Tiongkok, dengan perkiraan peningkatan sekitar 500.000 barel per hari dari konsumsi bahan bakar pesawat. Lonjakan ini, ditambah dengan penjualan bensin yang kuat selama musim panas di Tiongkok, menggambarkan gambaran yang menjanjikan untuk harga minyak.
Keinginan bagi para investor dan pecinta energi terletak pada prediksi Ross bahwa kontrak berjangka minyak Brent kemungkinan akan berada dalam kisaran antara $90 hingga $100 menjelang akhir tahun. Dengan harga minyak Brent saat ini sedikit di bawah $89, proyeksi ini menunjukkan ruang yang substansial untuk pertumbuhan, mengundang investor untuk menjelajahi peluang di pasar minyak.
Bagi mereka yang ingin
memanfaatkan potensi lonjakan harga minyak ini, Ross memberikan wawasan lebih
lanjut. Dia memperkirakan penarikan stok yang substansial akan terjadi jika
OPEC+ memperpanjang pembatasan produksi sebesar 1 juta barel per hari. Selain
itu, dia menyarankan bahwa negara-negara G-7 mungkin akan mempertimbangkan
untuk meningkatkan batas harga minyak Rusia jika diperlukan untuk menjaga
pasokan minyak yang konsisten. Terakhir, Ross memperingatkan tentang
kemungkinan ketatnya pasar produk akibat sejumlah gangguan tak terduga yang
dialami tahun ini, mulai dari peristiwa cuaca ekstrem di Amerika Serikat hingga
pemogokan buruh di Prancis.
Sebagai kesimpulan, pendapat
ahli Gary Ross menggambarkan prospek yang menjanjikan bagi pasar minyak, dengan
harga minyak $100 tampaknya ada di depan mata. Para investor dan pelaku
industri disarankan untuk memperhatikan pandangannya dan mempertimbangkan
strategi mereka dalam menghadapi potensi lonjakan harga ini.
PT. Rifan Financindo Berjangka
- Glh
0 komentar:
Posting Komentar