PT Rifan Financindo Berjangka - Data terbaru menunjukkan inflasi konsumen Jepang pada Juli 2025 melambat, memberikan sinyal bahwa tekanan harga mulai mereda setelah periode panjang kenaikan biaya energi dan pangan. Indeks harga konsumen inti, tidak termasuk makanan segar yang berfluktuasi, naik 2,6% year-on-year, sedikit di bawah ekspektasi pasar yang berada di 2,8%. Penurunan inflasi ini dianggap sebagai peluang bagi Bank of Japan (BoJ) untuk meninjau kembali kebijakan moneternya, terutama terkait dengan kemungkinan percepatan kenaikan suku bunga demi menstabilkan pasar keuangan.
Pasar saham Jepang, khususnya Nikkei 225, mencatat penguatan signifikan setelah rilis data inflasi. Investor menilai bahwa perlambatan harga konsumen akan membuka ruang lebih besar bagi stabilitas jangka panjang, meski ada potensi pengetatan kebijakan moneter.
- Nikkei 225 naik lebih dari 1,2% pada sesi perdagangan terakhir.
- Topix Index juga mencatat kenaikan sekitar 0,9%, dipimpin sektor perbankan dan teknologi.
- Saham sektor ekspor seperti otomotif mendapat dukungan dari pelemahan yen, yang masih diperdagangkan di sekitar level 147 per dolar AS.
Ekspektasi Pasar terhadap Kebijakan Bank of Japan
Investor global kini memfokuskan perhatian pada langkah selanjutnya dari Bank of Japan. Perlambatan inflasi dinilai memberi ruang bagi BoJ untuk:
- Mempertahankan stabilitas yen, yang sangat krusial bagi perdagangan ekspor Jepang.
- Mengantisipasi kenaikan suku bunga lebih cepat, guna menyeimbangkan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi.
- Mengurangi ketergantungan pada stimulus moneter besar-besaran, yang telah berjalan lebih dari satu dekade.
Banyak analis memperkirakan bahwa BoJ bisa mengumumkan perubahan kebijakan pada kuartal keempat 2025, terutama bila inflasi terus bergerak mendekati target 2%.
Sektor yang Mendapat Dorongan dari Tren Pasar
Perlambatan inflasi tidak hanya menenangkan pasar obligasi, tetapi juga memberi dorongan pada sejumlah sektor kunci:
- Perbankan: Prospek kenaikan suku bunga meningkatkan margin keuntungan bank.
- Teknologi: Saham chip dan semikonduktor menguat didorong permintaan global yang stabil.
- Otomotif: Yen yang lemah memberikan keuntungan besar bagi eksportir seperti Toyota, Honda, dan Nissan.
- Konsumen: Perusahaan ritel mendapat dukungan dari meredanya tekanan harga.
Prospek Ekonomi Jepang di Paruh Kedua 2025
Dengan inflasi yang melambat, Jepang diprediksi akan memasuki fase stabilisasi ekonomi. Pertumbuhan PDB kuartal kedua mencatat ekspansi 1,3%, lebih baik dari ekspektasi. Ke depan, investor akan memantau beberapa faktor utama:
- Kebijakan moneter BoJ: Apakah ada kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.
- Pergerakan yen: Fluktuasi mata uang akan sangat memengaruhi kinerja eksportir.
- Ketidakpastian global: Risiko geopolitik dan perlambatan ekonomi Tiongkok bisa menekan pasar Jepang.
PT Rifan Financindo Berjangka - Glh
Sumber : NewsMaker
0 komentar:
Posting Komentar