Damaskus - Pemerintah Suriah menyatakan keinginannya untuk bergabung dalam perjanjian larangan senjata kimia internasional. Negara Arab ini bersedia untuk memberikan akses pada PBB dan negara lain atas persenjataan kimianya yang dianggap mengancam banyak pihak.
"Kami siap untuk memberitahu di mana lokasi senjata kimia kami, siap untuk menghentikan produksi senjata kimia dan menunjukkan instalasi ini kepada perwakilan dari Rusia, negara lain dan juga PBB," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah, Walid al-Muallem kepada media Rusia, Interfax dan dilansir AFP, Rabu (11/9/2013).
"Kami ingin bergabung dalam perjanjian larangan senjata kimia. Kami akan menjaga komitmen kami terhadap perjanjian tersebut, termasuk memberikan informasi mengenai senjata ini," imbuhnya.
Pernyataan Menlu Muallem ini menanggapi usulan Rusia soal penyerahan dan penghancuran senjata kimia Suriah di bawah pengawasan internasional. Namun demikian, Presiden Bashar al-Assad sendiri belum memberi tanggapan resmi soal usulan Rusia tersebut.
"Dukungan kami terhadap usulan Rusia menunjukkan kesediaan kami untuk menyerahkan seluruh senjata kimia," imbuh Muallem. Menlu Muallem tengah berada di Moskow, Rusia dalam rangka melakukan kunjungan selama dua hari dan melakukan pembahasan soal situasi terkini dengan sekutu dekat Suriah tersebut.
Usulan Rusia soal senjata kimia Suriah ini, menuai banyak dukungan dari negara-negara lain dan juga PBB. Rusia sendiri menyatakan, usulan ini bertujuan untuk menghindarkan rencana serangan militer Amerika Serikat dan sekutu terhadap Suriah.
Rusia juga menyerukan kepada AS untuk membatalkan rencana aksi militernya ke Suriah dan memberikan kesempatan bagi usulannya untuk diterapkan. Tanggapan positif disampaikan AS melalui Presiden Barack Obama, yang menjanjikan untuk memberi kesempatan kepada usulan Rusia dan solusi diplomatik terkait krisis Suriah.
Sumber :http://news.detik.com/
0 komentar:
Posting Komentar