SALAH satu yang mengkhawatirkan dari penyakit diabetes adalah menyebabkan beberapa komplikasi berbahaya, termasuk penyakit jantung. Namun, ada kabar baik dari sebuah penelitian untuk pasien diabetes akan risiko penyakit jantung. Apa itu?
Peneliti dari the Intermountain Medical Center Heart Institutei bersama peneliti dari Johns Hopkins University and the National Institutes of Health telah menemukan cara sederhana memprediksi risiko pasien diabetes terhadap penyakit jantung. Caranya dengan mengukur indeks massa tubuh atau BMI.
Lebih lanjut, para peneliti menemukan untuk memprediksi penyakit jantung dengan mengendalikan BMI. Sederhananya adalah semakin besar BMI pasien, maka semakin besar pula risiko mereka terhadap penyakit jantung.
“Studi kami menunjukkan adanya hubungan linear yang kuat antara BMI dengan volume dan komposisi plak. Jadi, agak kelebihan berat badan atau obesitas berhubungan dengan banyak plak,” jelas peneliti utama, J. Brent Muhlestein, MD dari the Intermountain Medical Center Heart Institute, dikutip Sciencedaily.
Lebih lanjut, para peneliti mengatakan bahwa temuan ini signifikan penyakit jantung menyebabkan sekira 75 persen kematian pasien diabetes. Tetapi, untuk pasien yang tidak memiliki faktor risiko, indikator utama mereka adalah serangan jantung atau stroke.
Sementara itu, saat ini untuk mengukur penumpukan plak dilakukan dengan metode invasif dan mahal. Selain itu, metode saat ini juga tidak dapat digunakan kepada pasien-pasien yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung. Namun, the coronary computed tomography angiography (CCTA) menawarkan cara baru, serta kurang invasif untuk menskrining pasien penyakit jantung.
“Metode ini mungkin bisa digunakan pada pasien diabetes tanpa gejala penyakit jantung. BMI dapat digunakan dalam menentukan apakah mereka membutuhkan CT scan untuk menskrining penumpukan plak,” jelasnya.
Para peneliti mengatakan bahwa berdasarkan hasil tersebut, mereka kemudian bisa mengembangkan rencana perawatan untuk pasien yang berisiko. Oleh karena itu, temuan studi ini juga dapat mengubah cara perawatan pasien diabetes.
Sumber :http://health.okezone.com/
0 komentar:
Posting Komentar