Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Tahun depan pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,3-5,9%. Pertumbuhan ekonomi masih ditargetkan di bawah 6%, karena masih adanya sejumlah tantangan.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi global masih emnunjukkan kinerja yang melambat, sebagai akibat dari proses pemulihan di negara-negara maju yang belum optimal, serta perlambatan ekonomi di beberapa negara berkembang," kata Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro.
Hal ini disampaikan Bambang, saat pidato di Sidang Paripurna DPR, membahas pokok-pokok pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun anggaran 2017, Jumat (20/5/2016).
Berikut asumsi makro yang disampaikan pemerintah untuk pembahasan RAPBN 2017:
Sidang Paripurna ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Staf Ahli Makro Ekonomi Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi global masih emnunjukkan kinerja yang melambat, sebagai akibat dari proses pemulihan di negara-negara maju yang belum optimal, serta perlambatan ekonomi di beberapa negara berkembang," kata Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro.
Hal ini disampaikan Bambang, saat pidato di Sidang Paripurna DPR, membahas pokok-pokok pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun anggaran 2017, Jumat (20/5/2016).
Berikut asumsi makro yang disampaikan pemerintah untuk pembahasan RAPBN 2017:
- Pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9%
- Inflasi 4% plus minus 1%
- Nilai tukar rupiah Rp 13.650-Rp 13.900/US$
- Harga minyak US$ 35-45 per barel
- Lifting minyak 740-760 ribu barel per hari
- Lifting gas 1,05 juta-1,15 juta barel setara minyak per hari
Sidang Paripurna ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Staf Ahli Makro Ekonomi Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto.
Sumber: http://finance.detik.com/
0 komentar:
Posting Komentar