Jakarta, Rifan Financindo - Pengguna kendaraan roda dua atau sepeda motor sebentar lagi tak bisa melintas di jalan Sudirman. Aturan tersebut akan diterapkan pada pertengahan Oktober atau satu bulan setelah uji coba dan evaluasi.
Peneliti transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang mengatakan, agar masyarakat yang bekerja di sekitar jalan Sudirman tidak merasa dirugikan, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Lihat juga: PT Rifan Financindo Berjangka Beri Bantuan 20 Unit Tempat Sampah Portable | RifanFinancindo
"Yang paling penting adalah menambah jumlah armada Busway atau Trans Jakarta," sebut dia saat dihubungi detikFinance, Rabu (23/8/2017).
Dengan penambahan jumlah armada Trans Jakarta, sambung dia, maka headway alias jeda antar armada bisa lebih singkat. Ini sangat berpengaruh pada ketepatan waktu tiba para pekerja di kantornya masing-masing.
Lihat juga: Perdagangan Bursa Berjangka Menjanjikan Imbal Hasil Besar dan Resiko Besar | Rifan Financindo
"Kalau sekarang, headway-nya itu bisa 15-30 menit sekali. Harusnya tiap 5 menit itu lewat. Jadi orang mau berangkat kerja enggak khawatir terlambat," jelas dia.
Lihat juga: Bursa Berjangka 2017, BBJ Siapkan 23 Pusat Pelatihan | RifanFinancindo
Lihat juga: Nasabah Bursa Berjangka di Semarang Kontribusi Besar di BBJ | PT Rifan Financindo
Lihat juga: RFB Dorong Edukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | Rifan Financindo
Selain tambah armada, sambung Deddy, perlu ada upaya juga untuk sterilisasi jalur Busway. "Jangan sampai itu jalur dipakai untuk kendaraan lain selain busway. Kan jadi percuma armada ditambah, tapi jalannya tersendat. Akhirnya yang kerja di sekitar Sudirman juga sulit sendiri. Ini kan merugikan masyarakat," sambung dia.\
Lihat juga: Industri PBK Tumbuh di Tengah Rendahnya Pemahaman Masyarakat | RifanFinancindo
Lihat juga: Industri PBK Tumbuh di Tengah Rendahnya Pemahaman Masyarakat | RifanFinancindo
Lihat juga: Bursa Berjangka Dikenalkan di Semarang | PT Rifan Financindo
Lihat juga: Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap | Rifan Financindo
Lihat juga: Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap | Rifan Financindo
Tak cukup sampai di situ. Perlu disadari bahwa transportasi umum tak bisa mengantar masyarakat sampai ke rumah. Sebagai konsekuensinya, masyarakat tetap akan menggunakan kendaraan pribadi sampai ke halte terdekat.
Lihat juga: Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | RifanFinancindo
Lihat juga: Banyak Masyarakat Belum Paham PBK | PT Rifan Financindo
Lihat juga: Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | RifanFinancindo
Lihat juga: Banyak Masyarakat Belum Paham PBK | PT Rifan Financindo
Lihat juga: Tingkatkan Potensi Perdagangan Berjangka Komoditi, RFB Lakukan Sosialisasi Bersama BBJ & KBI
"Untuk itu, yang penting juga adalah penyediaan kantung-kantung parkir yang murah. Misalnya di Ragunan, Blok M dan Sudirman," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar