Selasa, 26 September 2023

PT Rifan - Kenaikan Biaya Bahan Bakar Memicu Kekhawatiran Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga di Afrika Timur

 


PT. Rifan Financindo Berjangka – Lonjakan harga bahan bakar baru-baru ini di seluruh Afrika Timur, yang terjadi dalam sebulan terakhir, telah memunculkan kekhawatiran baru tentang kemungkinan gelombang inflasi baru dan meningkatnya biaya pinjaman. Bank sentral di wilayah ini kini berjuang mengendalikan harga barang dan jasa melalui potensi kenaikan suku bunga.

Para ekonom menghubungkan lonjakan harga bahan bakar yang tinggi ini pada kombinasi faktor domestik dan internasional, yang secara efektif membuka jalan bagi yang mereka sebut sebagai “inflasi transportasi.”

Baca juga : 6 Tips Memasak Telur Agar Kandungan Gizinya Tidak Hilang

Menurut Oxford Economics Africa, lonjakan harga minyak global melewati angka $90 per barel, ditambah dengan fenomena El Niño yang mengintai, menimbulkan risiko inflasi yang signifikan yang tidak boleh diabaikan.

Di Kenya, kendaraan umum telah menaikkan tarif sebesar 20 persen sebagai tanggapan terhadap pengumuman oleh Otoritas Regulasi Minyak dan Energi Kenya (EPRA) tentang kenaikan 13 persen dalam harga bensin, solar, dan kerosin. Hal ini mengakibatkan lonjakan tajam dalam biaya bahan bakar, dengan harga bensin super di Nairobi melonjak sebesar Ksh16,96 ($0,11) per liter menjadi Ksh211,64 ($1,43), solar naik sebesar Ksh21,32 ($0,14) per liter menjadi Ksh200,99 ($1,36), dan kerosin meningkat sebesar Ksh33,13 ($0,22) per liter menjadi Ksh202,61 ($1,37).

Pihak berwenang Kenya mengaitkan lonjakan ini dengan kombinasi faktor, termasuk percepatan harga minyak mentah Brent akibat pemotongan produksi OPEC, depresiasi nilai shilling terhadap dolar AS, dan penggandaan PPN atas bahan bakar menjadi 16 persen.

Di Tanzania, Otoritas Regulasi Energi dan Utilitas Air juga meningkatkan harga bahan bakar untuk bulan September. Satu liter bensin naik menjadi Tsh3.213 ($1,278) dari Tsh3.199 ($1,272), dan solar naik menjadi Tsh2.943 ($1,17) dari Tsh2.668 ($1,06). Tanzania telah mengalami peningkatan stabil dalam harga bahan bakar sejak Januari, menyusul penghapusan subsidi yang sebelumnya melindungi warga dari dampak kenaikan harga bahan bakar. Pihak berwenang di Tanzania menghubungkan kenaikan harga dengan tren global, biaya transportasi, dan penurunan nilai shilling terhadap dolar AS.

Di Uganda, harga bahan bakar di Kampala telah mencapai level tertinggi sejak November 2022, dan pemerintah telah memperingatkan bahwa harga kemungkinan akan naik lebih tinggi lagi akibat kelangkaan pasokan global yang berlanjut. Saat ini, satu liter bensin di Uganda dijual sekitar Ush5.430 ($1,44), sedangkan solar dihargai Ush5.200 ($1,38) per liter.

PT. Rifan Financindo Berjangka – Glh

 


0 komentar:

Posting Komentar