PT. Rifan Financindo Berjangka
- Di awal bulan
September, harga minyak mentah global telah melonjak ke puncak baru, dan tren
kenaikan ini bisa memiliki dampak yang pahit bagi masyarakat Indonesia karena
bisa mengakibatkan kenaikan harga bahan bakar.
Dalam perdagangan, harga minyak
mentah Brent mengalami lonjakan yang mencengangkan sebesar 11,6% pada hari
Kamis, 31 Agustus 2023, sementara harga minyak mentah WTI juga terbang dengan
kenaikan sebesar 2,45%.
Baca Juga: Sergio Reguilon Menuju Manchester United
Rally harga ini berlanjut ke
hari ini, Jumat, 1 September 2023, dengan Brent crude oil naik sebesar 0,18%,
dan WTI mengikuti dengan kenaikan sebesar 0,20%.
Kenaikan harga minyak global
ini dapat dikaitkan dengan harapan bahwa kelompok OPEC+, yang dipimpin oleh
Arab Saudi, akan terus melakukan pemangkasan produksi mereka hingga akhir tahun
2023. Para analis memperkirakan bahwa Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan
produksi minyak harian mereka sebesar 1 juta barel hingga Oktober mendatang,
selain pemotongan yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak
(OPEC) dan sekutunya (OPEC+).
Lonjakan harga minyak ini
berpotensi mengakibatkan kenaikan harga bahan bakar di Indonesia kembali pada
bulan Oktober.
Selain itu, harga minyak sawit
mentah (Crude Palm Oil/CPO) juga terus melonjak, dengan kenaikan sebesar 0,78%
hari ini. Penguatan harga CPO ini utamanya dipicu oleh kondisi cuaca yang
hangat, yang mengancam pasokan minyak kelapa sawit dan minyak nabati lainnya di
Asia, seiring dengan tingginya permintaan selama perayaan di India.
Cuaca panas dan kering di India
telah menghambat hasil panen meskipun permintaan meningkat selama musim
perayaan, seimbangi oleh kekhawatiran atas tingginya stok pelabuhan.
Sementara itu, harga emas
berada di bawah tekanan karena investor mengambil pendekatan menunggu dan
melihat menjelang data pengangguran pada hari Jumat. Meskipun harga emas turun
kemarin, mereka perlahan pulih hari ini.
Harga batu bara juga kembali
menguat setelah sempat merosot. Kenaikan tipis harga batu bara hari ini sejalan
dengan tingginya permintaan dari Tiongkok meskipun terjadi perlambatan ekonomi
di sana.
Menurut Refinitiv, kontrak batu
bara ICE Newcastle untuk bulan Oktober ditutup pada posisi US$ 158,5 per ton
atau naik 0,32% dalam perdagangan pada hari Kamis, 31 Agustus 2023. Sepanjang
Agustus, harga batu bara menunjukkan kenaikan tertinggi dalam 15 bulan
terakhir, melonjak sebesar 12,49%.
Perhatian - Apa yang Mendorong Lonjakan Harga?
Lonjakan harga minyak, CPO, dan
batu bara global disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pemangkasan
produksi, kondisi cuaca, dan tingginya permintaan. Kenaikan harga ini bisa
memiliki dampak signifikan bagi konsumen di Indonesia, khususnya terkait harga
bahan bakar.
Memahami dinamika harga komoditas
ini sangat penting bagi investor, bisnis, dan masyarakat umum. Pemangkasan
produksi yang sedang berlangsung yang dipimpin oleh Arab Saudi dan dampak
kondisi cuaca terhadap pasokan minyak kelapa sawit adalah faktor kunci yang
perlu diperhatikan.
Untuk membuat keputusan yang
berdasarkan informasi, sangat penting untuk tetap update mengenai perkembangan
terbaru di pasar komoditas global. Pantau artikel yang terhubung di atas untuk
wawasan mendalam tentang pergerakan harga masing-masing komoditas.
Saat harga komoditas penting ini
terus berfluktuasi, bijaksana untuk tetap siap menghadapi potensi perubahan
harga bahan bakar dan dampak ekonomi lainnya. Tetap terhubung untuk pembaruan
lebih lanjut agar dapat mengatasi masa-masa yang penuh ketidakpastian ini
dengan efektif.
PT. Rifan Financindo Berjangka
- Glh
0 komentar:
Posting Komentar