Damaskus - Presiden Suriah Bashar al-Assad kembali menyampaikan bantahan terkait serangan kimia yang mendasari rencana aksi militer Amerika Serikat ke Suriah. Assad juga menyerukan kepada parlemen AS untuk menolak rencana aksi tersebut.
Hal tersebut disampaikan Assad dalam wawancara eksklusif dengan televisi asal AS, CBS. Koresponden senior televisi CBS, Charlie Rose menemui dan mewawancarai Assad di Suriah.
"Dia (Assad) membantah bahwa dia terlibat dalam serangan (kimia) tersebut," tutur Rose mengutip beberapa inti wawancaranya dengan Assad seperti dilansir AFP, Senin (9/9/2013).
"Dia menyangkal dirinya mengetahui adanya serangan kimia, meskipun banyak hal yang telah dikatakan pihak lain, meskipun ada rekaman video. Dia mengatakan tidak ada bukti yang kuat untuk menyimpulkan secara konklusif," imbuhnya.
"Hal yang paling penting, seperti dikatakan olehnya, adalah 'Tidak ada bukti yang menunjukkan saya menggunakan senjata kimia terhadap rakyat saya sendiri'," ucap Rose mengutip perkataan Assad dalam wawancara. Wawancara langka Presiden Assad dengan media AS ini akan disiarkan secara utuh oleh televisi CBS pada Senin (9/9) waktu setempat.
AS menyerukan rencana aksi militer ke Suriah dengan tujuan menghukum rezim Assad atas dugaan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Namun sebelum melaksanakan rencananya, AS terlebih dahulu menunggu voting yang dilakukan Kongres terkait aksi militer ke Suriah tersebut.
"Dia (Assad) memiliki sebuah pesan bagi rakyat Amerika bahwa bukanlah pengalaman yang baik bagi mereka untuk terlibat dalam konflik dan perang di Timur Tengah. Hasilnya tidak pernah bagus dan mereka (rakyat AS) seharusnya tidak terlibat dan mereka harus mengkomunikasikan dengan Kongres dan pemimpin mereka di Washington agar tidak menyetujui rencana serangan tersebut," jelas Rose menerangkan pernyataan Assad.
Pekan ini, Kongres AS dijadwalkan akan mulai membahas rencana aksi militer ke Suriah. Paling cepat 9 September waktu setempat, akan digelar voting untuk menentukan apakah Kongres menyetujui rencana serangan terbatas ke Suriah, seperti yang dicetuskan Presiden Barack Obama selama ini.
Sumber :news.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar